BAB 6: DIJEJAK


Seminggu selepas kejadian di Pusat Sains Negara

Universiti Stanford, California.

Seorang perempuan berjalan pulang dari kampus menuju ke kawasan perumahan. Dia mengeluh dengan kuat ketika berjalan di penjalan kaki, mungkin kerana letih, ataupun kecewa, tiada siapa yang tahu.

Kemudian, dia berhenti sebentar, dan memandang ke arah barat. Cantik betul matahari yang terbenam, kata hatinya. Dia tersenyum bersendirian. Kemudian, dia melepaskan nafasnya dengan perlahan-lahan.

Hah, pada minggu ini sahaja sudah macam-macam yang berlaku. Dia hanya memandang ke matahari terbenam itu sehinggalah langit menjadi gelap. Dia memikirkan banyak perkara. Sangat banyak.

Setelah matahari terbenam sepenuhnya, dia meneruskan perjalanan menuju ke rumahnya.

Sebaik-baik sahaja sampai di depan rumahnya, dia mengeluh. Dia sebenarnya sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yang baginya agak berat. Dia membuka pintu rumahnya.

" Emma, welcome back," kata seorang perempuan yang berusia dalam lingkungan 40-an kepada seorang perempuan yang berada di penghujung belasan tahun.

" I am home, mom," beritahu Emma.

Dia terus menuju ke ruang tamu dan meletakkan barang-barangnya di atas sofa. Kemudian, dia duduk di atas sofa yang berdekatan dengan televisyennya sambil mengurut-urut sedikit kepalanya.

" How's your day, Emma?" tanya ibunya.

Ibunya pada ketika itu membawa air minuman kepada Emma. Dia kemudiannya memberikan air minuman itu kepada Emma.

" Thanks, mom,"

Dia menghirup sedikit air minumannya. Kemudian dia memandang ke televisyen.

" Nothing much. Have a lot of works," beritahu Emma.

" Hmm, I see," balas ibu Emma sambil mengambil tempat duduk.

" So, mom, when will you go to Malaysia?" tanya Emma.

" Tommorrow night. Wanna come?"

" Pass,"

" Thats too bad. We can drop to your old friend house, if you want,"

" Nah, I haven't contact him for a long time," balas Emma sambil menghirup air minumannya.

Dia Kemudiannya bangun dan menuju ke rak buku yang terdapat di sebelah televisyennya. Tiada.

" Mom, where do you put those file?" tanya Emma.

" On tabletop,"

Emma pergi menuju ke meja dapurnya. Di atas mejanya itu ada dua buah fail yang sebesar kertas A4. Dia mengambil fail yang paling atas.

" I thought we only have one file?" tanya Emma.

" Well, yeah. But the another file is the data of every person that involved in that accident," terang ibu Emma.

" Oh, where do you get this data?"

" Hacked into CIA,"

Muka Emma berubah. Dia mula cuak.

" What?"

" I hacked into CIA,"

Dia mula panik.

" Are you serious mom? We gonna get caught you know,"

" Nah, no. I have already installed several malware in their system,"

Dia memandang tidak percaya terhadap ibunya. Lalu dia membuka fail yang terbaru itu untuk dia melihat isi kandungannya.

Dia mengeluarkan beberapa helai kertas daripada fail tersebut. Dia hanya membelek helaian kertas itu dengan pantas tanpa meneliti setiap kertas yang dipegang olehnya. Kemudian, barulah dia meneliti kertas yang paling atas.

" I am wondering, what this high schooler doing there?" tanya Emma sambil menunjukkan helaian kertas yang paling atas itu kepada ibunya.

" Ha, this guy. I have met him once. Its when he was 5 years old,"

" I am not asking when you have met him. I am asking what he doing there,"

" Chill, young one. I think its because of his father. They were on the way to flee to Brunei, I think. Thats what his father have told me,"

" But if you asking me what they are doing in NSC, then I don't exactly know," tambah ibu Emma lagi.

" Oh, okay," balas Emma.

" But what's your relationship with this guy? I believe this is Dr. Nazri that you always talking about, right?" tanya Emma lagi sambil menunjukkan kertas yang kedua.

Emma mendekati ibunya dan memberi helaian kertas yang tertulis data mengenai ahli fizik yang bernama Nazri. Ibunya mengambil kertas tersebut.

" Ah, this guy. He was one of my colleague. It wa ten years ago. But several months of this recent years, he contact me back. Its because of the time machine, actually. He figured what exactly higher ups want to do. So he want tos top all of this projects. I have told you yesterday right?" terang ibu Emma panjang.

" Yea, but not much. I just wondering if there is more than that,"

Ibu Emma tersengih.

" No darling. We are just colleagues and nothing more. But I have told him before that this project is really dangerous to mankind. He never listen to me that time,"

" So he actually asking for my help to stop this nonsence. When I think back, yeah I should help him. This project could make our timeline not stable or sort of. Its dangerous. Thats why I want to go back to Malaysia,"

Emma hanya memandang ibunya. Dia berasa hairan dengan tindakan ibunya. Projek ini sudah semestinya ditunggu-tunggu oleh ahli saintis seperti ibunya tetapi ibu telah menolak projek ini? Sesuatu tindakan yang agak paradoks baginya.

" So what will you do at Malaysia?"

Ibunya tidak terus menjawab. Dia meletakkan dahulu helaian kertas yang dipegang olehnya di atas meja.

" for now, I would like to investigate what happened at NSC,"

" What, you are investigator now?"

" One does not simply to become investigator first in order to investigate. I heard that the boy that you asked me earlier is still in Malaysia anyway. Maybe I will find him and settle several things,"

" Settle several things?" tanya Emma.

" Yeah, several things," balas ibu.

" That doesn't explained a thing, mom. What you want to do with him anyway?"

Ibu melepaskan nafasnya dengan kuat. Anaknya ini agak suka mendesak orang lain sehingga dia dapat jawapan daripada orang yang didesak olehnya.

" So, care to explain what you gonna do mom?"

" Uh, seriously, you need to do something about your attitude. Since you a kind of pushy, I have to tell huh?"

" To be truth Emma, this kid is a key to stop this madness. Wait, let me explain everything,"

" Honestly, I think this kid knew something that we have missed. If we know where everyone disappeared that night, we might find some clue, like what happening,"

Emma memandang pelik ke arah ibunya.

" Okay, if that so, how exactly this kid can help you? I mean, what he can do anyway? It like you really gamble in uncertainty,"

" I don't really know, Emma. Do you remember how weird the skies can be during the day this boy had an accident? I think it have some kind of relationship between the skies and the accident,"

" also, we might discover something new. Who knows right?" beritahu ibu sambil mengangkat bahu.

" Mom, that just too random," balas Emma dengan pandangan peliknya.

" Yeah, I know," balas ibunya pula.

Tiba-tiba, ibu dan Emma terdengar bunyi seperti loceng amaran keluar dari salah satu bilik yang berada di dalam rumah itu. Ibu sebenarnya tersentak apabila dia terdengar bunyi tersebut. Emma dengan muka kehairanannya terus pergi masuk ke dalam bilik tersebut untuk meninjau apa yang sebenarnya berlaku.

Bunyi tersebut sebenarnya datang daripada komputer yang berada dalam bilik tersebut. Komputer itu pula terletak di atas meja kerja yang bentuknya sama seperti meja di dalam kebanyakan pejabat. Emma melihat notis yang terpampang dalam skrin komputer tersebut.

Ibu dengan cepat terus menuju ke komputernya. Apabila melihat notis tersebut, dahinya mula berkerut.

" Damn, how can these asshole tracked my IP address?"

" What is it mom?"

Ibu hanya mendiamkan diri. dia terus-menerus menekan papan kekuncinya dengan menggunakan daya fokus yang sangat tinggi.

" Mom, what happening?"

Ibu masih tidak membalas. Emma merapati ibunya lalu meletakkan tapak tangannya ke atas bahu ibunya itu.

" Mom?!"

" Don't disturb me. Currently I fighting against the damn hackers,"

Tiba-tiba, komputer ibunya terpadam. Ibu tersentak sambil meletakan kedua-dua belah tangannya di belakang kepalanya.

" DAMN!" kata ibu.

Emma hanya dapat memandang ibunya dengan perasaan sangat hairan. Lalu ibu bangkit dari tempat duduknya dan terus menuju ke ruang tamu. Emma kemudiannya mengekori ibunya.

" Mom?!" Emma memanggil ibunya.

Ibunya hanya menoleh sepintas lalu ke arah Emma. Dia seperti sedang tergesa-gesa.

" Honey, we must get out from here. Take your important stuff and weapons. We gonna get the helll out from here," kata ibu sambil berjalan menuju masuk ke salah sebuah bilik yang lain.

Emma hanya berdiri di depan pintu masuk bilik tersebut. Ibu membuka salah sebuah laci dan mengeluarkan semua barangan yang terdapat di dalam laci tersebut. Kemudian, dia meraba di bawah laci tersebut dan satu bunyi "ketak" kedengaran.

Seterusnya, papan di dalam laci itu terangkat. Ibu kemudiannya mengeluarkan papan itu dari laci dan mencampakkan papan tersebut ke atas katil. Di sebalik papan itu terdapat dua pucuk pistol Smith & Wesson M&P Shield 45 ACP dan empat magazin yang setiap satunya boleh memuatkan enam hingga tujuh butir peluru.

" Seriously mom, what is happening right now?!" tanya Emma dengan nada yang agak tinggi.

Selepas memastikan pistol itu selamat digunakan, ibu memandang Emma.

" They found us," kata ibu dengan nada sangat serius.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top