Bab 19.
"Ya, karena Mama mau kamu pisah sama wanita pembawa sial ini!"
Buset! Ini nenek-nenek jahat banget mulutnya. Enggak tahu apa kalau Savana berada di sini untuk mengubah kesialan Fana menjadi keberkahan?
"Ma, Mama ikut ke sini izinnya buat ikut liburan, 'kan? Bukan buat ngatain istri aku? Lagian, kenapa sama Fana, Ma? Dia itu calon ibu dari anak-anak aku." Asik! Savana dibela sama Jonas. Benar-benar kejadian langka. Seharusnya, tadi Savana meminta orang lain buat ngerekam adegan ini. Ya, kan biasanya Jonas selalu marah kalau berhubungan sama mama.
Tapi ... tunggu! Tadi Jonas bilang apa? Calon ibu dari anak-anaknya? Oh my to the god! Demi bra Sandy yang warnanya ungu, Savana merinding sekali mendengar kalau dia adalah calon ibu dari anak tokoh fiksinya.
Iya, Savana tahu. Setiap wanita akan menjadi seorang ibu karena bisa menghasilkan anak lucu-lucu dan menggemaskan. Tapi masalahnya ... masa iya Savana harus jadi ibu dari anaknya tokoh yang bahkan enggak bisa Savana temui di dunia nyata.
Gimana ceritanya?!
"Jo? Kamu kok tega bilang begitu sama mama kamu sendiri?" Laura menggeleng. Halah! Dasar ratu drama. Maksudnya ngomong begitu apa coba? Biar mama medusa suka terus ngawinin dia sama anaknya?
Mimpi saja! Karena Savana tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ya, walaupun sulit, tapi ia akan berusaha sampai Savana keluar dari dunia novel ini.
"Mas, aku ... capek. Boleh kita ke hotel sekarang? Aku mau istirahat." Mungkin ini bisa menghentikan ocehan gila dua medusa. Hais! Ngomong-ngomong soal medusa, boleh tidak, sih, Savana melempar dua makhluk itu ke laut? Biar nyinyiran pedas mereka berganti menjadi nyinyiran adem.
"Iya, Sayang. Ma, aku udah boking kamar buat kalian atas nama Jonas Baswara. Aku sama Fana duluan. Kasian dede gemes di dalam perut Fana nanti." Jonas berlalu usai berpamitan pada sang mama, tak peduli dengan teriakan mama yang bertanya; apakah Fana hamil?
Savana menarik dua sudut bibirnya ke atas karena pertanyaan beliau tidak ada yang dijawab oleh Jonas. Savana jadi penasaran, kenapa Jonas bersikap seperti ini sama mama? Apa mungkin karena ucapannya tadi?
"Mas, kenapa kamu belain aku dan biarin mama marah sama kamu?"
"Karena aku enggak mau kehilangan kamu, Fana." Jonas tersenyum, lantas pria yang memiliki senyum semanis madu itu merangkul Savana lalu mendaratkan kecupan di puncak kepalanya.
Tolong, Savana baper! Ya Tuhan ... kenapa Jonas ini manis banget, sih? Kan Savana jadi meleleh macam es krim yang dipegang sama Patrick.
"Serius, Mas? Kamu ... enggak takut kalau mama marah sama kamu? Kalau kamu dikutuk jadi batu macam Malin gimana? Aku bakalan jadi janda dong? Terus nyari suami baru buat pengganti kamu."
"Ya, kalau aku dikutuk, kamu juga bakal dikutuk. Jadi tenang aja. Kamu enggak bakalan jadi janda, cuman jadi batu aja."
Cuman jadi batu aja? Heh! Jonas ini waras atau enggak, sih? Yang namanya cinta itu kan rela berkorban demi yang tercinta dan tersayang. Tapi Jonas? Boro-boro! Ngebiarin Savana bebas jadi manusia tanpa adanya dia saja Jonas tidak rela, apalagi ngebiarin Savana jadi janda terus cari suami sebagai ganti Jonas. Bisa-bisa pria itu menyewa semua tongkat ajaib milik warga Upin dan Ipin buat menyihir semua pria jadi berlian biar dia kaya raya sekalian.
"Ya udah, kalau gitu mending mama enggak usah marah aja biar kamu enggak jadi dikutuk. Dengan begitu, aku juga gak dikutuk."
Jonas terbahak. "Pinter kamu, Yang." Pria itu mengusap rambut Savana lembut. "Kita udah sampai." Jonas membawa Savana masuk ke kamar.
Hah! Akhirnya, ia bisa bertemu dengan kasur empuk bin nyaman, senyaman pelukan Jonas yang aduhai menggoda iman.
"Yang, aku mau mandi dulu. Nanti habis itu mandi terus kita pergi, ya?" Jonas berseru sebelum masuk ke kamar mandi, membuat Savana yang nyaris terbang ke alam mimpi terpaksa kembali membuka mata, lalu menyahut,
"Baru mau tidur, Mas." Sumpah, Savana capek banget. Daritadi ia sebenarnya mau tidur. Tapi, ya, itu Savana enggak tega sama Jonas kalau ditinggal tidur. "Kamu mandinya lama-lama aja, yah? Aku mau tidur dulu."
"Iya. Satu jam dalam kamar mandi, satu jam mandi, terus satu jam pakai baju. Cukup?"
"Cukup, Mas, cukup!" Banget malahan. Ah, Jonas ini memang suami perhatian. Rasanya Savana pengin terbang lagi. Tapi boleh tidak Savana pinjam sayapnya malaikat? Biar bisa terbang gitu. Jadi, enggak usah takut jatuh.
***
Jonas tidak menepati janjinya!
Bukannya tiga jam, tapi malah tiga puluh menit. Kan Savana enggak sempat jalan-jalan di pulau kapuk, bahkan ia belum sempat membuat danau buatan di pipi kanan dan kiri. Artinya Savana belum tidur!
Dari Jonas masuk ke kamar mandi, Savana selalu terpikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Apa dia akan bahagia? Atau malah sebaliknya? Apa Savana bisa mengenyahkan si nadib bernama sial atau justru malah mendekatkannya? Savana tidak tahu.
Maka dari itu, otak kecilnya ini selalu ia ajak berpikir. Apalagi Savana tidak tahu apa yang akan terjadj semenjak plot ini berubah. Ribet, sih, tapi ada untungnya juga karena Savana tidak harus mengalami nasib yang sama macam Fana.
"Malah bengong. Ayo mandi! Bentar lagi maghrib. Kalau kamu kelamaan kita gak jadi liat sunset."
Ah, iya. Savana lupa kalau pantai ini benar-benar indah. Apalagi ketika matahari hendak membenamkan diri kelautan dalam, terus muncul lagi kalau bulan sudah menghilang.
Savana mengulurkan kedua tangannya, entah karena paham maksud Savana atau mai modus pegang-pegang, Jonas menyambur uluran tangan yang enggak sepanjang jalan kenangan itu hingga Savana terduduk.
"Aku siapin baju kamu, yah, Yang." Jonas membuka koper cokelat miliknya dan Savana. "Mau pake baju apa? Bra warna apa? Sama celana dalam yang mana?"
Pertanyaan yang keluar dari Jonas membuat Savana terbelalak. Ya Tuhan! Jonas ini kenapa harus menanyakan bra sama celana dalam mau yang mana? Memangnya penting?!
Savana berdehem sekali, lantas ia beranjak dari posisi. "Terserah, Mas. Asal itu bra sama celana dalam masih punya aku, ya, terserah aja."
"Gimana kalau kita tukeran aja? Kamu pake punya aku, aku pake punya kamu?"
JONAS ENGGAK WARAS!
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
19.10.2020.
Ze ngetik sambil tidur-tidur, gesssss!🤣🤣🤣 dan kayaknya juga banyak typo. Gpp lah, tar besok Ze benahi. Ngantukssss berat.
Terima kasih buat kalian yang udah meluangkan waktu buat baca.
See u next chapter!
Ze sayang kaleannnn💋💋💋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top