9b
"Ayo, ikut aku. Aku antar kamu pulang." Darren mengambil kunci dari saku jaket yang dia kenakan, sebelum dirinya menarik paksa diriku ke arah di mana mobilnya diparkirkan.
"Aku nggak mau!" Aku yang takut peristiwa pahit hari itu terulang kembali, terus berusaha memberontak, tapi tak dipedulikan.
"Tapi masalahnya … aku masih punya banyak stok foto kita yang lebih hot. Rasanya ide bagus kalau aku mengirimkannya pada mamamu sekarang," ucapnya sambil terus menarik langkah ke arah parkiran.
"Hei! Apa kau mengancamku?"
"Bisa juga kalau kau ingin menyebutnya begitu," balasnya ringan dan sama sekali tanpa beban.
Aku yang dalam posisi serba salah, akhirnya pasrah saat Darren memaksaku masuk ke dalam mobilnya.
Aku terus merapalkan doa begitu Darren mulai menjalankan mobilnya.
"Ha-ha lagi berdoa, ya, biar gak dibawa ke hotel lagi?" Tanpa rasa berdosa, Darren menertawakan aku yang jelas-jelas dalam posisi ketakutan.
Dengan hati berdebar, aku tak berhenti memohon perlindungan dari sang pemilik kehidupan agar diriku terselamatkan sore ini.
"Sudah sampai."
Aku terkesiap saat Darren mengagetkanku dengan ucapannya.
Dia … benar mengantarkan aku sampai ke rumah? Bukan ke hotel?
Alhamdulillah.
Tapi tunggu! Dari mana dia tahu persis alamat rumahku?
Mataku membelalak lebar saat aku yang baru turun dari mobil Darren, mendapati Ayah tengah berdiri kaku di depan pintu gerbang saat menatap kepulanganku.
"Dari mana kau, Indah?!" tanya Ayah dengan mata menyala merah saat menatapku.
Aku yang sedang kebingungan mencari jawaban, dibuat terkejut ketika menyadari seseorang tiba-tiba meraih tangan kiriku dari belakang.
Darren?
Mau apa dia?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top