Kehidupan baru
5 tahun kemudian
Seorang gadis menunggang kuda coklat tua yang gagah perawakannya. Rambutnya yang hitam digerai indah berterbangan seiring sang kuda yang melaju kencang. Kanaya melatih kuda kesayangannya yang bernama Hara untuk turnamen bulan depan. Mungkin jika peternakan ini bukan milik keluarganya pasti akan banyak lelaki yang melihatnya di pinggir batas pembatas.
Yang ada untuk menyemangatinya hanyalah seorang lelaki muda berkaca mata bernama Nial Graham. Pria itu ke sini bukan Cuma ingin melihat kehebatan Kanaya namun juga bertujuan untuk memeriksa kuda-kuda milik keluarga Kanaya.
“Kudaku cukup prima kan, Dok?” tanya Kanaya sambil turun dari Hara. Nial hanya tersenyum sembari mengangguk tipis.
“Hara cukup sehat tapi aku lebih mengkhawatirkan kesehatanmu. Apa kau suka mengendarai kuda sekencang itu? Apa benar jika kakakmu Rion yang akan bertanding bukan kau?”
“Pertanyaanmu terlalu banyak. Pacuan kuda hanya untuk laki-laki, Rion yang akan ikut. Bagaimana hewan ternak yang lain. Apa ada yang bermasalah?”
Nial menggeleng. “Ada sapi yang sebentar lagi akan melahirkan. Lainnya sehat, terutama kuda-kuda dalam keadaan prima.”
“Syukurlah. Tak sia-sia aku bangun pagi tiap hari.”
Dari kejauhan seorang gadis berambut coklat menyusul mereka dengan berjalan agak cepat. “Maura. Hati-hati.”
“Kalian disuruh masuk untuk makan siang. Mamah sudah masak makanan enak.”
“Maaf sekali aku harus menolaknya. Aku ada janji ke peternakan lain setelah ini.”
Penolakan Nial mendatangkan muram dari wajah Maura. Kanaya meliriknya sambil tersenyum penuh arti. Bukan rahasia lagi jika sang adik menyukai dokter muda ini. Maura menunjukkannya dengan jelas seiring dengan penolakan halus yang Nial tampilkan.
“Sayang sekali padahal mamah sedang memasak pai susu.”
“Maaf mungkin lain kali.”
Dokter muda itu berbalik pergi setelah menundukkan kepala sebagai tanda berpamitan. Mengetahui adiknya dibalut kecewa, Kanaya memegang erat bahu Maura lalu mengguncangnya pelan sebagai tanda penyemangat.
“Dia tidak tertarik padaku kan?”
“Kau cantik. Siapa yang tidak mau denganmu.”
“Dokter Nial lebih tertarik pada kakak.”
“Bicara apa kau ini.”
Maura menatap kakaknya dengan senyum tak enak. “Mungkin dokter Nial menyukai kakak karena kakak lebih dewasa.”
“Ah sudahlah. Ayo kita makan siang.”
Maura mengikuti Kanaya dari belakang. Kehidupan kakaknya sangat misterius. Masa lalu kakaknya di rahasiakan dengan baik oleh keluarganya. Maura hanya tahu jika di saat hidupnya dan sang ibu mengalami nestapa serta kesulitan. Papah datang bersama Kanaya dan kakak laki-lakinya menawarkan segala kenyamanan. Agak aneh memang namun Maura menganggap ini semua adalah mukjizat setelah semua lara dan coba yang telah Tuhan berikan.
🌹🌹🌹🌹🌹🌷🌷🌷
Seorang pria mengelus sebuah bingkai foto. Mengelusnya dengan perlahan lalu mengingat masa lalunya. Kenangan yang indah ketika janji suci diucapkan walau kedua pengantin sama-sama cemberut dan tak ikhlas. Alan ingat ketika pernikahan diajukan, tak ada dari keduanya yang berani menolak. Pernikahan yang berlangsung kurang lebih setahun itu memberinya kebahagiaan sekaligus masalah namun ia tersenyum mengingat semua itu.
Lantas sekarang ke mana istrinya itu menghilang. Segala tenaga serta uang telah ia kerahkan namun tak ada hasil. Diva-nya seolah tertelan bumi, tak pernah muncul lagi. Ayahnya selalu mengatakan jika Diva mungkin telah tiada tapi selama ia belum menemukan kuburnya, Baginya Diva masih hdiup. Hidup damai di suatu tempat tanpa mau kembali pada suami yang tak sanggup memperjuangkannya.
“Papah!”
Dilan datang membawa pesawatnya berlarian menuju pangkuan Alan.
“Papah pegang apa?”
Dilan kecil sudah ia ajari tentang segala sesuatu yang menyangkut Diva, sang mamah kandung. “Mamah cantik.Kapan mamah akan kembali pada kita?” Itu pertanyaan yang tak sanggup Alan jawab.
“Suatu hari nanti mamah akan kembali. Kamu kangen gak sama mamah?”
“Kangen sih Pah tapi kan sekarang Dilan punya mamah Lexa.”
Raut wajah Alan berubah murung. Lexa sudah lama menggantikan peran Diva bersama sang putri Deandra. Lexa sering mengunjungi serta membawa Dilan liburan atau sekedar pergi jalan-jalan. Perempuan itu berperan banyak namun Alan masih tetap tak mempertimbangkan Lexa untuk dijadikan pasangan walau beberapa orang dari dulu dengan gigih membujuknya. Selama ia belum bercerai dari Diva, Alan masih terikat sah dan tak bisa diganggu gugat. Apa Diva di suatu tempat juga begitu.
“Mamah Lexa ngajakin aku ke taman hiburan besok sama Kak Dean. Papah mau ikut?”
Mestinya Alan menjawab tidak namun binar mata Dilan membuatnya tak bisa mengelak. “Iya Papah mau ikut.”
“Hore!” anak berusia lima tahun itu melonjak kegirangan. Dilan merasa jika sang papah ikut menghabiskan akhir pekan bersama tantenya, maka ia akan mendapatkan keluarga utuh dan bahagia.
☘️☘️☘️☘️☘️🌷☘️🌷
Kanaya memegangi kepalanya ketika membuat minuman, ia merasa diserang pusing. Sering ia mendapati sakit kepala yang tak tertahankan namun semuanya ia coba acuhkan. Kanaya mengambil obat yang biasa ia letakkan di lemari dapur. Meminum aspirin sebutir bisa menghilangkan rasa sakitnya sementara.
“Sakit kepala lagi?” tanya Salsa yang singgah ke dapur untuk membuatkan si kecil Max susu. “Besok kita ke dokter ya, biar aku bilang sama papah atau Mas Rion buat nganter kamu.”
“Gak perlu Kak. Udah biasa begini kan. Di Ct scan juga gak ketemu apa pun. Anehnya kalau aku sakit kepala ada kilasan ingatan yang aku gak kenal. Kadang ada bayangan wajah yang sama sekali aku gak kenal.”
Salsa menegang. Kesepakatan mereka memang tidak mengatakan semuanya pada Kanaya sampai adik iparnya ini menyadarinya sendiri tapi keadaannya sudah begini. Kesehatan Kanya bisa terancam. Salsa akan mencoba bicara dengan suaminya. “Habis ini tidur.istirahat ya?”
Kanaya mengangguk lalu kembali ke kamarnya. Ingatan yang timbul mengganggu, apalagi mimpi-mimpi aneh yang sering menyerangnya ketika malam. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya sebelum kecelakaan. Apa benar ia hanya memilki papah mamah kakak serta adik. Tidak dengan lainnya seperti suami serta anak. Kanaya menggeleng pelan, pikirannya terlalu jauh. Mana mungkin ia akan tetap bersama ayahnya jika sudah memiliki keluarga sendiri .
🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵
Jangan lupa vote dan komentarnya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top