♛Renjana

***
Tilik senja mengantar swastamita ke altar bumantara, diikuti deru angin yang menyingkap misteri di balik sebuah tragedi romansa
Dadaku sesak, setara asam lambung naik menuju rakungan, kurasa.
Perlahan daksaku berangsur lemas, bagai kapas yang mudah terkelupas.
Rautku sendu, sanubariku pilu, teringat perihal kalbu yang diam-diam kau tancapkan paku menyaru madu.
Namun bodohnya aku malah candu dengan rambut ikal dan ceruk kecil di pipimu.
Lantas, apakah aku harus menunggu satu windu untuk melipur renjanaku?

***

—2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top