(18) Liburan Musim Panas
Seminggu telah berlalu...
Setelah kejadian di pabrik tua itu, Riza dan Daichi berbicara tentang masalah kemunculan digimon serta partner digimon mereka. Riza pun pulang ke rumah dan langsung mendapat ceramah maut dari ibunya.
Mendadak kedua telinganya membengkak besar. Ia usap-usap kedua telinga miliknya. "Sakit sekali," keluhnya.
"Aku yang di dalam sini saja juga merasakan sakit di kedua telingku ini." Tambah Bearmon.
Riza merebahkan diri di kasur empuknya. Ia segera memberitahukan perihal pertemuan dadakan dengan Daichi dan partner digimonnya Hagurumon.
"Bertambah satu lagi anak terpilih baru," gumam Riza. Ia merasa dirinya sedikit berguna. Setelah Bearmon juga telah berevolusi lanjut menjadi Pandamon.
"Hari ini sungguh melelahkannya, Bearmon." Ucap Riza.
"Iya, kau sangat hebat." Puji Bearmon. Obrolan terus berlanjut hingga Riza ketiduran.
.
.
.
.
Awal Oktober di Jepang...
Sekarang telah memasuki musim panas. Sekolah baik dari TK sampai SMA telah libur. Para murid-murid serta guru tengah berlibur di tempat wisata maupun di rumah.
Tak kecuali para Digi Cyber atau anak-anak terpilih baru yang memutuskan untuk berlibur ke pantai. Terik matahari menyinari waktu di pagi hingga menjelang sore. Tak membuat mereka menjadi bosan ataupun hanya berdiam diri di dalam kamar yang nyaman serta dingin.
Di kediaman Keluarga Matsuda...
"Ok, persiapan sudah siap!" Seru Riza bersemangat. Ia mengendong sebuah ransel biru. Tak lupa topi biru kebanggaan miliknya ia kenakan.
"Tunggu! Sepertinya kurang satu orang lagi, tapi siapanya?" Ucap Hana bertanya-tanya.
Digi Cyber mulai melirik satu persatu. "Hmm... Fia belum datang rupanya," gumam Shuro. Sudah dua hari ia menginap di rumah Raka.
Suara langkah kaki tergesa-gesa terdengar di belakang mereka. Muncullah sosok Fia yang sedang mengatur napas. "Go-gomen, aku telat," ucapnya membungkung setengah badan.
"Tak apa. Semuanya telah berkumpul, mari kita berangkat!" Kata Raka mewakili yang lain.
Seorang pria muncul di balik punggung Fia keluar. "Apa aku boleh bergabung?" Tanyanya.
"Daichi! Tentu saja boleh!" Sahut Riza riang. Ia lantas menghampiri Daichi, lalu merangkul pundaknya bersahabat.
"Yeay! Pantai Tanabe Ogigahama, kami datang!" Seru Hana.
Mereka pun masuk ke dalam sebuah mobil van hitam milik Ayah Hana. Sepanjang perjalanan Riza dan Hana bernyanyi riang gembira. Fia terlihat tertidur di samping Hana. Raka memperhatikan pemandangan di luar jendela. Shuro dan Daichi hanya diam cangung.
Setelah menempuh perjalan yang memakan waktu sekitar 2 jam. Mereka turun dari mobil dan bergegas menuju hotel yang tak jauh dari pantai.
"Sampai juga akhirnya," ucap Hana.
"Iya. Hotel ini besar sekali." Komen Fia.
"Aku pasti betah tinggal di sini," sahut Riza.
Pletak!
"Dasar bodoh!" Cibir Raka. Ia menjitak ringan kepala Riza. Sedangkan sang korban meringis kesakitan. Shuro dan Daichi selama perjalanan sampai tiba di hotel hanya diam saja. Tak ada yang memulai percakapan.
"Kalian berdua daritadi hanya diam saja," celetuk Riza.
"Hmm..." balas Shuro singkat. Daichi hanya tersenyum paksa.
"Sudah ayo kita langsung masuk ke dalam saja." Usul Raka memecah suasana canggung.
Pembagian kamar hotel terdiri dari tiga kamar, yaitu kamar 1 Raka dan Riza, kamar 2 Hana dan Fia serta kamar 3 Shuro dan Daichi. Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing untuk merapihkan barang bawaan.
.
.
.
.
Pantai Tanabe Ogigahama...
Digi Cyber telah berada di pantai. Mereka sangat menikmati liburan musim panas kali ini.
Byurr!!
Riza melompat ke dalam air. "Wah segarnya," komen Riza yang telah muncul.
"Hahaha... pantai ini sungguh indah sekali," kata Hana. Ia memakai pakaian renang seksi berwarna merah muda. Ia sedang berjemur di pantai.
Fia yang berada di sampingnya asyik memakan buah semangka yang terlihat segar. "Manisnya.." gumam Fia.
"Shuro, Daichi!" Panggil Raka. Ia mendekat ke arah keduanya dengan jarak agak berjauhan.
"Iya, Raka!" Sahut Shuro.
"Ada apa?" Tanya Daichi.
"Ayo kita bergabung dengan Riza." Ajak Raka. Ia ingin membuat keduanya tak saling diam.
Awalnya Shuro akan menolong. Namun, ia melihat ekspresi Raka yang memandang tajam dirinya. Ia beranjak dari tempat duduknya. "Baiklah,"
Daichi melirik sejenak lalu ia bangkit berdiri. "Ayo kita lomba lari sampai ke dalam pantai." Tantang Daichi tiba-tiba.
"Oke, aku terima tantangmu itu." Seru Raka.
"Aku takkan kalah dari kalian." Kata Shuro semangat.
Mereka mulai memasang kuda-kuda. Daichi segera memberi aba-aba menghitung.
"1.... 2.... 3...!" Serunya.
Ketiga berlari dengan cepat menuju ke laut. Tak ada satupun yang mau mengalah, hingga akhirnya Raka sebagai pemenang lomba dadakan ini.
"Yosh! Aku menang!" Kata Raka percaya diri.
"Huh! Aku hanya mengalah saja untuk kali ini," sahut Shuro tak terima akan kekalahannya.
Daichi mengambil dan membuang napas secara teratur. Ia juga menyeka keringatnya.
Byurr!!
Tanpa diduga, Riza mendorong tubuh Daichi hingga ke dalam air. Disusul oleh Raka dan Shuro yang melompat.
"Sialan kau!" Geram Daichi. Ia mulai berenang mengejar Riza. Riza pun menghindari dengan tertawa puas.
Para digimon yang sedikit terlupakan. Mereka sedang membuat istana pasir secara berkelompok.
Dracomon, Floramon serta Bearmon satu kelompok. Tersisa Elecmon, Lopmon dan Hagurumon juga membentuk kelompok.
Kedua kelompok sangat serius dalam membuat istana pasir yang besar. Saat kedua kelompok selesai membuat istana pasir, hamparan ombak menghancurkannya.
"Ehh!! Istananya hancur!" Seru Dracomon panik.
"Huh, aku merasa kesal!" Decak Floramon.
"Kita bisa membuatnya lagi," sahut Bearmon bersikap biasa.
"Sia-sia saja membuatnya," lirih Elecmon.
"Istana pasirku yang besar telah lenyap," kata Lopmon sedih.
"Ayo kita membuat yang baru saja." Hibur Hagurumon. Keempat digimon kecuali Bearmon melirik ke arah Hagurumon.
"Nani?" Tanyanya bingung.
"Tak apa!" Jawab keempat digimon itu cepat. Mereka kembali membangun istana pasir dengan jarak yang cukup jauh dari terkena ombak.
.
.
.
.
Hari sudah menjelang siang. Terik matahari semakin meninggi dan menyengat panas di kulit mereka.
"Fiuh, aku sudah selesai berjemur," gumam Hana. Ia melirik kulit tangan dan kaki yang mulai berwarna kecokelatan.
"Kulitmu menjadi terlihat eksotis." Puji Fia disamping Hana. Ia juga berbaring di pasir menggunakan alas kain.
Para lelaki pun datang menghampiri dua wanita itu. Mereka duduk di samping keduanya.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Riza penasaran.
"Ra-ha-si-a." Jawab Hana dan Fia serempak.
"Ugh! Menyebalkan!" Kesal Riza.
"Hahaha..." semua tertawa terhibur.
Para digimon kini sedang bermain-main dengan air laut. Tapi tak semua, hanya Lopmon, Bearmon dan Floramon saja. Sedangkan Dracomon, Elecemon dan Hagurumon tidak bergabung.
"Asyik sekali bermain air laut," ucap Lopmon.
"Iya, sangat menyengarkan," tambah Floramon.
"Kalian yang tak merasakannya sangat menyesal." Sindir Bearmon. Ketiga digimon lainnya hanya tersenyum miris.
Tiba-tiba saat sedang asyiknya bermain di dalam air laut. Muncul dua sosok digimon berada di tengah laut.
"Deadly Shade!"
Sebuah tinta berwarna hitam pekat keluar dari salah satu sosok digimon berbentuk gurita. Serangan itu mengenai sosok digimon lainnya seperti kura-kura hijau.
"Pointer Arrow!"
Sosok digimon kura-kura menyerang balik dengan sebuah rudal berbentuk panah dari perutnya.
Duar!!
Serangan rudal itu membuat tinta hitam menyebar ke segela arah sisi lautan. Tak kecuali tiga digimon yang sedang berenang terkena dampaknya.
"Cairan hitam apa ini?" Tanya Floramon.
"Aku mendengar suara ledakan." seru Bearmon.
"Menjijikan!" Protes Lopmon.
Disisi pantai...
"Disini ada aura digimon jahat," kata Dracomon serius.
"Iya, aku juga merasakannya." Setuju Elecmon.
"Kita harus memberitahukan kepada lainnya," usul Hagurumon.
"Baik!" Seru Darcomon serta Elecmon berbarengan.
.
.
.
.
"Ehh! Suara ledakan!" Teriak Riza.
Mereka pun berdiri dan segera menuju ke arah air laut untuk melihat keadaan partnernya.
"Kau tidak apa-apa, Dracomon?" Tanya Raka cemas.
"Iya, tapi Floramon, Bearmon dan Lopmon terkena serangan sosok digimon itu." Jawab Dracomon.
"Lopmon!"
"Floramon!"
"Bearmon!"
Ketiga anak terpilih memanggil partner masing-masing. Dua sosok digimon mulai mendekati mereka.
"Ayo berubahlah, Bearmon!" Seru Riza.
"Tak mungkin! Mereka tidak bisa bertempur di dalam air." Sanggah Hana.
"Hagurumon bisa," cetus Daichi. Ia memegang D-Cyber cokelat miliknya erat.
"Ayo, Hagurumon!" Perintah Daichi. Ia gesekkan kartu digimon di sisi D-Cyber. D-Cyber miliknya mengeluarkan sinar terang dan data-data hologram. Keduanya mengitari tubuh Hagurumon yang ikut bercahaya.
Cring!!
#Soundtrack_Evolusi_Digimon (ceritanya hehe :v)
Nananana nananana nananana...
Hagurumon Shinka...
Gaurdromon
Guardromon terbang ke arah dua sosok digimon itu. Ia mulai menyerang untuk mengalihkan mereka.
"Grenade Destroyer!"
Dua buah rudal melesat ke arah dua digimon itu.
Duarr!!!
Suara ledakan dan air laut yang menyembur membuat pandangan sedikit kabut. Kesempatan ini digunakan dengan baik oleh ketiga digimon itu.
Sampailah ketiga digimon di sisi pantai. "Apa kau tidak apa-apa, Floramon?" Tanya Fia langsung.
"Tenang saja, aku baik-baik saja." Jawab Floramon memberikan senyuman.
Hana membersihkan tinta hitam yang masih sedikit tertempel di tubuh Lopmon.
"Terima kasih, Daichi dan Hagurumon." Ucap Riza. Bearmon hanya menatap senang.
"Sama-sama," balas Daichi.
"Kita tak boleh tinggal diam." Sahut Shuro.
"Yosh! Ayo kita bertarung!" Perintah Raka berteriak lantang.
"Baik!" Jawab mereka serempak.
.
.
.
.
.
Bersambung... 😂
Maafkan untuk kali ini pertarungannya hanya sedikit hehe 😁
Selamat membaca! 😎😉
Thanks to AhmadRizani aliffia_mutia Shuro_Tedeza XD 😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top