(05) Pertemuan

Setelah Raka dan kawan-kawan pergi.  Fia keluar dari tempat persembunyiannya. Mengapa ia bisa ada di sana?
.
.
.

Flashback On

Fia yang berjalan-jalan di mall. Ia memutuskan untuk pergi ke luar mall. Sebelumnya ia membeli dua ice cream untuk dirinya dan Floramon.

Floramon telah keluar dari D-Cyber hijau milik Fia. Mereka menikmati ice cream dengan tenang. Saat ini mereka ada di salah taman kota dan duduk di dekat air mancur.

"Ice cream cokelat ini enak sekali, Fia..." kata Floramon menjilati ice cream miliknya yang mulai mencair.

"Iya..." balas Fia.

Tiba-tiba Floramon merasakan adanya aura digimon jahat.

"Aku merasakan digimon jahat di sekitar sini." ucap Floramon serius.

Ia pun berlari menuju ke arah digimon itu berada. Fia yang terkejut, langsung mengikutinya.

Mereka telah sampai. Di sana terlihat Shellmon dan Dracomon bertarung, serta Raka yang terikat.

"Dia kan yang pernah menabrakku..." gumam Fia.

"Sepertinya pria itu dan Dracomon adalah partner seperti kita." jelas Floramon. Ia ingin menolong Dracomon. Namun, Fia menahannya. Ia tak mau melihat Floramon bertarung dan terluka.

Floramon yang mengerti hanya memandang dari jauh. Sampai Dracomon berevolusi menjadi Coredramon dan berhasil mengalahkan Shellmon.

"Dia berubah..." gumam Fia.

Mereka pun keluar dari tempat persembunyiannya.

Flashback Off

Fia mengajak Floramon pulang ke rumah. Floramon tetap berada di luar. Ia memeluk tubuh Floramon seperti boneka. Jadi tak ada orang yang curiga dengan dirinya.
.
.
.
.

Di rumah kediaman Raka...

Raka sedang berbaring di tempat tidur empuknya. Ia berpikir tentang kejadian siang tadi.

Dracomon telah berubah menjadi Coredramon. Dan itu mengingatkan tentang petualangnya dulu bersama Patamon. Patamon berubah menjadi digimon terkuat. Di saat dirinya mengalami kesulitan.

Ia telah selangkah maju sebagai anak terpilih baru. Raka harus secepatnya menemukan anak-anak terpilih baru lainnya.

"Raka, apa kau lamunkan aurm?" tanya Dracomon. Ia sedang memakan beberapa cemilan keripik kentang.

"Kalau mau berbicara harus telan dulu semua makannya." kata Raka kesal.

"Hehehe..." kekeh Dracomon.

Ia pun mendekati Raka dan duduk di sampingnya. "Jadi apa yang kau lamunkan daritadi, Raka?" tanya Dracomon sekali lagi.

"Aku hanya memikirkan untuk segera mungkin bertemu anak terpilih baru lainnya." jawab Raka.

"Hmm... Aku pernah merasakan ada beberapa aura digimon di sekitarmu." jelas Dracomon.

"Yaa, kau pernah berkata seperti itu." sahut Raka.

Tok! Tok!

Tiba-tiba pintu kamar Raka terbuka. Muncullah wanita berambut blonde panjang. Ia juga memakai kacamata bulat berwarna merah.

"Raka, kenapa kau tidak tidur?" tanya wanita itu.

"Eehh! Okaa-san..." kaget Raka.

Wanita itu adalah Ibu Raka yang bernama Yui. Ia melirik ke arah Dracomon yang mematung.

"Waahh, ternyata ada digimon disini. Siapa namamu?" tanya Yui tersenyum.

"Kau tidak takut denganku?" tanya balik Dracomon.

"Untuk apa takut? Dulu Patamon selalu melindungi Raka waktu kecil." jawabnya lembut.

"Aahh iya... Aku Dracomon, salam kenal..." kata Dracomon sopan.

"Dracomon nya... Tolong jaga Raka ya." balasnya tersenyum tipis. Yui pun keluar dari kamar Raka. Dan tak lupa menutup pintunya kembali.

"Ibumu sangat menyenangkan..." ucap Dracomon senang.

"Iyaa, dia adalah wanita yang ceria dan selalu melindungi diriku sejak kecil." sahut Raka senang. Ia merasa beruntung mempunyai ibu yang selalu mendukung apapun keputusannya.

Raka dan Dracomon pun memutuskan untuk tidur. Raka besok akan kembali bersekolah dan mencari keberadaan rekan lainnya.
.
.
.
.

Di kamar Riza...

Ia sedang termenung di meja belajarnya. Riza tak fokus untuk belajar karena ia masih kepikiran tentang kartu digimon yang ditemukan siang tadi.

Ia mengambil kartu itu dari dalam laci mejanya. Sebuah kartu digimon bergambar seekor beruang. Ia membolak-balikan kartu tersebut.

"Hei... apa kau bisa berbicara?" tanya Riza penasaran. Namun, hasilnya nihil. Tak ada jawaban apapun dari kartu itu.

"Ahh! Sepertinya ini hanya kartu digimon biasa. Tidak seperti milik Raka." desah Riza. Ia kembali menaruh kartu itu ke dalam laci meja.

Lampu belajar ia matikan. Riza beranjak dari posisi duduknya menuju ke tempat tidur nyaman miliknya.

"Semoga besok menjadi hari yang menyenangkan." kata Riza berharap. Ia pun menutupkan kedua matanya perlahan.

Di dalam laci belajar, terdengar suara misterius. "Apa dia adalah partnerku?" tanyanya sendiri. "Tapi ia terlihat sangat bodoh dan tak cocok untukku." ucap suara itu bingung dan sedikit resah.
.
.
.
.

Pagi hari pun tiba...

Raka berangkat ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya. Ia tak pernah lelah mengayuh sepeda dari rumah menuju ke sekolah yang jaraknya lumayan jauh.

Sampainya di sekolah, Raka melihat seorang wanita berambut merah panjang yang tak sengaja ia tabrak. Ia melihat sebuah benda yang tak asing. Benda itu sedikit terlihat di dalam kantung seragam milik Fia.

"Aahh itu kan D-Cyber!" seru Raka terkejut. Ia ingin menghampiri wanita itu, namun bel sekolah telah berbunyi.

"Ehh! Baiklah nanti aku akan menemuinya saat jam istirahat tiba." usul Raka penuh tekad. Ia parkirkan sepeda miliknya dan segera menuju ke dalam kelas.
.
.
.

Bel istrihat telah berbunyi nyaring. Raka langsung bergerak cepat mencari keberadaan gadis itu tanpa menghiraukan panggilan dari Riza.

"Oii Raka!" panggil Riza yang ingin menghampiri Raka. Tapi orang yang ia panggil terlihat terburu-buru dan mengacuhkan dirinya.

Riza dengan rasa penasaran yang tinggi, mengikuti Raka secara diam-diam.
.
.
.

Di lorong sekolah lantai 2...

"Lalalala..." Fia bersenandung ceria. Ia menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang mulai berbunyi tak jelas.

"Aku merasakan ada digimon di sekitar sini." kata Floramon tiba-tiba.

Fia segera mengedarkan pandangan ke segala arah untuk melihat keberadaan orang di sekitarnya.

"Iya semakin dekat." ujar Floramon memberitahu.

Saat Fia menoleh ke depan. Ia melihat Raka berlari kencang ke arahnya. Fia yang terkejut hanya berdiam diri saja.

"Hei kau!" panggil Raka yang sudah sampai di hadapan Fia. Ia mengatur napasnya sejenak.

"Ii...iya..." ucap Fia gugup.

"Ayo ikut aku sebentar ke atap sekolah!" ajak Raka. Ia pun memegang tangan Fia erat dan membawanya menuju ke atap. Fia terdiam pasrah tangannya di tarik oleh Raka. Ia sudah siap untuk ditanya tentang masalah yang ada sangkut pautnya dengan digimon.

Beberapa menit berlari kecil, Raka dan Fia sudah berada di atas atap sekolah. Raka melihat sekelilingnya untuk mengecek keadaan di sana. Setelah selesai, ia melepaskan tautan tangannya dan menatap Fia serius.

"Aku ingin menanyakan satu hal pa-"

"Pasti tentang digimon." potong Fia. Ia segera mengeluarkan D-Cyber hijau miliknya dari kantung baju seragam.

Raka yang langsung paham juga mengeluarkan D-Cyber merah miliknya. Kedua D-Cyber mereka mengeluarkan cahaya terang. Dracomon serta Floramon keluar dari dalam D-Cyber.

"Lama tak bertemu, Floramon." sapa Dracomon memulai pembicaraan.

"Iya, kau sepertinya tambah besar saja Dracomon... hehe..." balas Floramon sedikit mengejek Dracomon.

"Jadi, kedua digimon kita sudah saling mengenal. Perkenalkan aku Raka." ucap Raka lalu memperkenalkan dirinya.

"Hmm... Aku Fia." balas Fia pelan.

"Sudah berapa lama kau menjadi anak terpilih?" tanya Raka to the point.

"Sekitar seminggu..." jawab Fia mengingat-ingat.

"Jadi... kau sama sepertiku. Apa kau bertemu dengan sebuah cahaya berkilau yang dapat berbicara?" tanya Raka lagi.

"Iya, dia juga yang memberikanku D-Cyber ini." unjuk D-Cyber Fia.

"Hah, syukurlah. Aku berhasil menemukan anak terpilih baru lainnya." ucap Raka senang.

"Maaf, tapi aku takkan bergabung denganmu untuk melawan para digimon lainnya." tolak Fia tanpa langsung menebak maksud Raka.

"Ehh... bukan seperti itu, aku hanya ingin--"

"Tetap aku tidak akan bergabung denganmu. Maaf, kalau sudah tak ada lagi yang ingin ditanyakan. Aku akan ke kantin. Sampai jumpa!" potong Fia sekali lagi. Ia pun meninggalkan Raka seorang diri di atap sekolah.

Fia berbuat seperti itu hanya untuk melindungi Floramon dari bahaya. Floramon kembali ke dalam D-Cyber setelah bercakap-cakap sedikit dengan Dracomon.

"Maafkan aku... Dracomon." batin Floramon sedih.

"Hah! Dia tipe orang yang merepotkan juga." keluh Raka.

"Jangan menyerah, Raka! Setidaknya kau sudah berhasil menemukan salah satu anak terpilih baru." hibur Dracomon.

Raka tersenyum mendengar perkataan Dracomon. "Terima kasihnya..." Ia pun memutuskan untuk memikirkan cara membujuk Fia untuk bergabung dengannya di atas atap ditemani dengan Dracomon.

Di balik pintu, Riza berdiam diri disana. Saat Fia pergi ke arahnya. Ia berhasil bersembunyi darinya.

"Maafkan aku kawan yang tak dapat membantumu..." gumam Riza sedih. Ia pun memutuskan kembali ke kelas. Riza tak ingin mengganggu Raka untuk sementara waktu.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Maaf untuk chapter ini tidak ada pertarungan 😁. Next akan ada pertarungan kembali hehe... 😉

Selamat membaca! 😎

Jangan lupa memberikan komentar, vote serta saran kalian semuanya... 😊🤗

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top