Bullet 6 : "Gokudera Hayato"

"Juudaime."

Manik hazel-nya terbuka setengah ketika mendengar panggilan yang tak asing itu. Dalam sosok samar-samar, ia melihat seorang pria berambut perak menatapnya dengan sedih.

"Ini semua salahku! Tidak seharusnya aku biarkan Juudaime pergi!"

Penjaga Badainya itu jatuh berlutut di tanah yang kotor, figurnya yang penuh rasa bersalah dan sakit hati itu menggetarkan jiwa setiap orang yang melihatnya.

Mau bagaimanapun, dialah Guardian yang paling loyal dari Guardian lain.

Dialah sang Badai.

.

.

.

Tsuna menatap hampa langit-langit kamarnya. Cahaya bulan yang menerobos melalui gorden bersinar di wajahnya, memperlihatkan jejak air mata yang mengalir.

"Ini bukanlah salahmu, Hayato. Kau tidak perlu meminta maaf."

Keheninganlah yang menjawabnya.

###

Dua hari telah berlalu sejak kedatangan Reborn. Tetapi, dua hari itu juga Tsuna mengalami mimpi buruk sehingga berakhir dengan jatuh sakit.

"Oh astaga! Empat puluh derajat?! Tsu-kun, bagaimana bisa kau berakhir seperti ini?"

Daripada menjawab pertanyaan Nana, anak pertamanya itu tampak pucat, seakan berjuang di antara kehidupan dan kematian. Dengan cemas, Nana mengelap wajah putra sulungnya yang penuh keringat dingin.

Di belakang punggung sang ibu, Hide jauh lebih khawatir. "Kaa-san, Onii-san tidak akan mati, 'kan?"

Tepat setelah bertanya, punggungnya ditendang oleh Reborn yang datang entah dari mana. Dalam wujud bayinya itu, sang bayi mampu menjatuhkannya hingga ia menjerit kesakitan. Dengan wajah tak acuh ia berkata dengan penuh cemooh. "Jika dia mati hanya karena demam, berarti dia lemah!"

Kemudian, dengan mudah tangan kecilnya menarik kerah seragam Hide, membawanya keluar rumah. "Serahkan saja pada Mama. Kau sebaiknya pergi sekolah sekarang."

"Eh?! Tapi—"

"Reborn-kun benar, Hi-kun. Tsu-kun akan baik-baik saja selama Kaa-san membawanya ke Rumah Sakit," potong Nana menyetujui apa yang dikatakan Reborn.

Pada akhirnya, Hide benar-benar menyerahkan semuanya pada ibunya.

Sementara orang yang dibicarakan terbaring tak sadarkan diri, masuk lebih jauh ke dalam alam bawah sadarnya.

Different Sky

Tempat itu terasa dingin, membuatnya menggigil. Ia ingin mengulurkan tangan dan mulutnya bergerak untuk mengucapkan pertolongan, tetapi tidak satupun dari anggota tubuhnya mengikuti keinginannya.

Dalam hati ia berpikir, apakah aku akan mati di sini?

Namun, sentuhan hangat itu menyadarkannya bahwa ia belum mati. Perlahan, kelopak matanya terbuka. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang pria berambut perak yang menatapnya khawatir.

"Juudaime, kau baik-baik saja?"

Pupil matanya melebar, seakan tidak percaya dengan apa yang dilihat. Mendadak matanya terasa panas, dirinya mencoba untuk mencegah air mata keluar.

"Hayato?" tanyanya mencoba memastikan.

Ia melihat pria itu mengangguk. "Aku di sini, Juudaime."

"Hayato?"

"Ya, aku di sini."

"Hayato."

"Aku selalu di sini."

Benar, Penjaga Badainya selalu di sisinya. Gokudera Hayato selalu bersamanya.

Jika ini mimpi, maka ia tidak ingin pergi dari mimpi ini.

"Hayato, aku merindukanmu."

"Begitu pula denganku, Juudaime."

Different Sky

Sawada Tsunayoshi telah jatuh sakit karena kelelahan bekerja. Sebab itu, Hayato yang menggantikan tugasnya memutuskan untuk mengadakan rapat bersama rekan-rekannya.

"Mengapa kita tidak pergi berlibur?" Yamamoto Takeshi bertanya dengan santai, disambut dengan ekspresi malas dari Lambo Bovino. "Yare-yare, memangnya mau pergi ke mana kita?"

"Pantai?" usul Takeshi yang langsung ditolak dengan tegas oleh Hayato. "Tidak! Terlalu panas!"

"Karena katamu 'terlalu panas', pergi saja ke tempat dingin seperti Kutub Selatan," balas Takeshi dengan tatapan tajam dari Hayato menusuk tubuhnya.

"Ke arena boxing!" Siapa lagi selain Sasagawa Ryohei yang berbicara dengan suara speaker?

Secara otomatis, yang lainnya mengabaikan pendapatnya.

Semuanya menyatakan pendapat mereka—minus Hibari Kyoya dan Rokudo Mukuro—tetapi tidak satupun tempat disetujui oleh sang tangan kanan Decimo itu.

"Oh!" Seruan Miura Haru menarik perhatian semua orang. Sejenak ia terkejut mendapat berbagai pasang mata, kemudian dengan malu ia berkata, "Tidak, aku lupa kalau cucian kering belum kuangkat dari jemuran."

Pernyataan ini membuat semua orang menjadi kecewa.

Pada akhirnya, Reborn yang mengawasi dari jauh bersuara, "Lakukan saja yang sederhana."

Sosoknya berjalan mendekati kerumunan, kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari balik jas hitamnya. Mata Hayato melebar. "Reborn-san, ini adalah …. "

"Ya." Reborn tidak ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan orang-orang idiot ini, sehingga ia langsung ke intinya. "Maka, lakukan saja yang sederhana."

Different Sky

Tsuna yang berjalan-jalan untuk beristirahat dari pekerjaannya berakhir dibawa ke suatu tempat oleh Sasagawa Kyoko.

"Eh, Kyoko-chan? Ada apa ini?"

Kyoko tidak menjawab, namun langkahnya tidak berhenti. Mereka tiba di halaman belakang mansion yang luas. Di sana, family-nya berkumpul—minus Hibari Kyoya dan Rokudo Mukuro (lagi)—dengan tikar besar ditebar di atas rerumputan. Berbagai makanan disajikan di atasnya.

Tsuna tertegun melihatnya. "Ini …. "

"Selamat ulang tahun, Tsu-kun!" Kyoko mengucapkannya dengan mata tersenyum.

Kemudian, semuanya berlalu begitu saja, saat di mana Haru menyuapinya makanan, saat Lambo mengacau kembali, saat Bianci mengeluarkan makanan beracunnya, ataupun saat dirinya diajak berkeliling mansion yang seluas tiga kali lipat lapangan sepak bola oleh Ryohei. Terlihat seperti blur, sampai akhirnya ia mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari belakang, membuatnya menoleh untuk melihat siapa yang datang.

"Juudaime!"

Itu adalah Penjaga Badainya, Gokudera Hayato.

Dengan senyum sehangat mentari, sang Decimomenatap kedatangannya. "Hayato, kau terlambat."

Hayato tiba di depannya. Setelah mendengar apa yang dikatakan, ia segera ber-dogeza dan membenturkan kepalanya berkali-kali. "Maafkan aku, Juudaime! Aku tidak akan melakukannya lagi!"

Terbiasa dengan kejadian di hadapannya, Sawada Tsunayoshi masih tersenyum hangat. "Aku tidak menyalahkanmu. Ayo, semuanya menunggu!"

Setelah ia berbalik dan berjalan beberapa langkah, terdengar suara klakson yang memekakkan telinga. Mendadak semua pemandangan di matanya berubah. Ia berada di dalam mobil dengan perasaan déjà vu. Tsuna menoleh, memandangi dengan wajah kosong ketika truk besar itu melaju ke arahnya. Samar-samar, ia mendengar seseorang meneriakkan sesuatu.

.

.

.

"Juudaime!"

Manik hazel yang terbuka itu menatap datar langit kamar bangsal tempat ia berada. Ketika mendengar panggilan itu, reflek ia melirik ke sumber suara. Terlihat di sana dua sosok remaja, salah satunya menyerupai figur dirinya sementara satu yang lain adalah figur yang telah ia hafal di luar kepala.

"Gokudera-kun, tenanglah. Tidak perlu berseru seperti itu." Tepat setelah Hide mengatakannya, tatapannya bergeser untuk melihat kondisi kakaknya. Saat itu juga, kedua tatapan mereka bertemu. Menyadari Tsuna telah sadar, Hide bangkit dan menghampiri ranjang. "Onii-san, bagaimana keadaanmu?"

Tsuna terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Seperti mimpi."

"Ah?"

Sejak awal, tatapan Tsuna hanya tertuju pada Gokudera Hayato wujud remaja yang mengekori Hide di belakangnya. Tahu bahwa Sawada Tsunayoshi mengawasinya, ia langsung membungkuk. "Senang bertemu denganmu, Tsuna-sama! Namaku Gokudera Hayato, dan aku akan menjadi tangan kanan kepercayaan Juudaime!"

Mendengar ini, Hide menjadi panik. "Go … Gokudera-kun! Onii-san,dia tidak bermaksud apapun! Jadi, tolong jangan berpikir macam-macam!"

"Apa yang kau maksud, Juudaime?"

"Kita sudah membahas ini, Gokudera-kun!"

" … "

" … "

Selanjutnya, Tsuna tidak mendengarkan percakapan mereka.

Ya, seharusnya ia tahu bahwa jangan terlalu banyak berharap. Tapi tetap saja, Tsuna memiliki harapan Penjaga Badainya akan mengikutinya ke dunia ini.

Sayangnya, tidak semuanya menjadi kenyataan.

Gokudera Hayato ini hadir bukan untuk dirinya, tetapi untuk adiknya. Ah, benar. Di dunia ini, dirinya bukan lagi Decimo. Dirinya tidak lagi harus bertempur untuk merebut Cincin Vongola, pergi ke masa depan, berperang dengan Shimon Famiglia, ataupun ikut dalam Perang Arcobaleno.

Melihat hubungan antara Hide dan Hayato remaja di depannya mengingatkan akan masa lalu. Wajahnya melukiskan senyum tipis.

"Gokudera Hayato, benar?"

Mendengar namanya dipanggil, Gokudera Hayato segera menegakkan tubuhnya. "Ya, Tsuna-sama?"

"Tolong jaga adikku. Kau harus selalu di sisinya, bagaimanapun keadaanya."

Gokudera Hayato terperangah ketika ia melihat sosok Sawada sulung. Awalnya ia tidak merasakan apapun, tetapi sekarang ia merasakan jiwanya bergejolak.

"Baik, serahkan padaku!"

To Be Continued

Author's Note :

Aih~ Haloha~ Lama tak bersua~

Phew… Sudah lama Arbi tak melanjutkan cerita ini… Sudah berapa lama? Sebulan yak? Owo (Setahun bego!)

Yah, ini dikarenakan saya lupa bagaimana alur fanfic ini. Ditambah file video anime KHR saya terhapus, jadi saya hampir lupa ingat jalan cerita KHR :"" (Saya sendiri malas baca manga versi Inggris :v)

Chapter kali ini pendek pun dikarenakan saya takut alurnya tersesat tidak karuan, jadi sedikit-sedikit sambil meraba-raba bagaimana perkembangan Tsuna, Hide, dkk dalam cerita.

Episode kemunculan Hayato di anime itu seru, tapi ketika saya ingin menuliskannya di sini, entah mengapa terasa "mengganjal". Jadi, sebagai gantinya saya tuliskan kilas balik ingatan Tsuna di kehidupan sebelumnya… (Walau berakhir sedih sih :"")

Kemunculan Reborn dan Hayato selesai… Selanjutnya, seharusnya Takeshi kan? Tapi, Takeshi itu … yah gitu :v

Jadi, gimana dong? Lanjut ke Lambo? Atau … terserah saya ya?

Terima kasih untuk para pembaca yang masih senantiasa menanti~ Berharap atas komentar bila berkenan~

See you again desu!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top