Differences in Point of Views.
"Assalamu'alaikum,kami pulang!!"
Ucapan salam,diiringi dengan suara langkah kaki kecil yang bergerak cepat terdengar,membuat seorang wanita dewasa dengan refleks menoleh ke belakang,menemukan dua anak kembar perempuannya yang baru saja pulang dari sekolah,seraya menggenggam masing-masing sebuah kertas.
Si bungsu berlari kecil,mendekat dengan senyum cerah dan raut wajah bahagia.Sedangkan si sulung berjalan dengan tenang,lengkap dengan raut wajah datang andalannya.
Sang wanita langsung berjongkok,menyamai tinggi keduanya,kala sepasang kembar identik tersebut telah berada di hadapan sang ibu.
"Wa'alaikumussalam~~" Sang ibu menjawab salam. "hm??apa yang kalian bawa??"
Dengan semangat 45,si bungsu langsung menunjukkan kertas yang ternyata adalah kertas ulangan haris yang telah dinilai,bisa terlihat angka dan bulat berwarna merah yang mengurung angka nilai tersebut.
"Lihat,Ma!!aku mendapat 97!!" ucap gadis kecil tersebut bangga,binar kebahagiaan dari manik heterochrome red ruby-orange vermillion cerah bisa terlihat,meski tertutup kacamata visor merah sekali pun.
Sang ibu terdiam sejenak,wanita tersebut melirik si sulung yang hanya diam seraya memperhatikan si bungsu. "Hali,berapa nilai punyamu??"
Tanpa banyak berkata,si sulung bernama Halilintar menyerahkan kertas ulangan hariannya,yang langsung diterima sang ibu.
Dan langsung saja,sang ibu tersenyum bangga,lalu menatap Halilintar. "Nah,ini baru anak ibu~~ kamu berhasil dapat nilai 100 yang sempurna~~" Ia melirik si bungsu,dengan tatapan yang agak sinis dan tajam. "Kau seharusnya belajar dari kakakmu ini,Supra.Masa kau hanya dapat 97,sih?!makanya belajar,jangan main terus!!"
Supra terdiam.Seketika,raut wajahnya menjadi murung,senyum di bibirnya luntar,dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jangan cengeng," Sang ibu mendengus kecil.Ia berdiri,mengelus dan menepuk pelan pucuk kepala Halilintar pelan,lalu melengos begitu saja.Tak mempedulikan anak bungsunya yang terdiam membisu.
Halilintar menatap sedih sang adik. "Supra ... ja-"
Perkataannya seketika terpotong,kala Supra menatapnya tajam,meski diselingi linang air mata yang menumpuk di kelopak matanya. "Puas kau?!" kata Supra menahan tangis.
Seketika,Halilintar panik.Uh,oh- sepertinya Supra kembali salah paham tentangnya. "Ti-Tidak,Supra.Bu-Bukan itu ma-"
Supra : "Berisik!!"
Dan begitu saja,Supra berlari menuju tangga,lalu masuk ke kamar dan menutup serta mengunci pintu kamarnya.
Halilintar tak mengejar,ia tahu percuma saja untuk membujuk sang adik saat ini.Jadi,ia hanya menatap nanar ke arah pintu kamar Supra.
Halilintar : "... Apa ... Supra membenciku ...??"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Isak tangis si bungsu keluarga bermarga 'Rosella' semakin terdengar di dalam kamar bernuansa putih bergaris kuning dan merah tersebut,si empunya kamar menyembunyikan wajahnya di bantal yang ada di atas ranjang,dengan posisi tubuh tengkurap.
Selalu saja seperti ini!!dia selalu saja dibanding-bandingkan dengan kakak kembar perempuannya!!mentang-mentang sang kakak dijuluki "Anak Emas yang Sempurna".
Lalu,dia apa?!
Apa dia anak angkat atau tiri?!atau kelahirannya merupakan sebuah kutukan?!
Supra tak mengerti,ia hanyalah seorang anak perempuan berusia 6 tahun,masihlah seorang siswa kelas 1 sekolah dasar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"AKU. MEMBENCIMU. KAK. HALI!!"
______~♡~______
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Differences in Point of Views |Fem!Halilintar + Fem!Supra|. © Hammy_Vanilla_02
BoBoiBoy/BoBoiBoy Galaxy. © Animonsta Studios/Monsta.
Length : One-Shot Story.
Genres : Sibling + Genderbend!AU,Fluff,Hurt/Comfort,Drama,Family Life,Slice of Life,Friendship,Sisterly Love/Sistership/Sisterhood (Siblings),Etc.
Warnings : No Pairs/Pairings/Ships/OTPs!!,No Super Powers,No Aliens/Robots/Etc,Females!Genderbends/Gender Switches!Halilintar/Supra,Out of Characters (OOCs),Standard + Non-Standard Language (Bahasa Baku + Non-Baku),Typo(s) Everywhere,If Ya Like My (Our) Story,Please Give Me (Us) Your Votes and Comments,If Ya Don't Like,Please Press the "Back" Button and Exit Well From This Story,I (We) Don't Take Any Profits/Materials From This Story,I (We) Do Not Accept Gossipers/Haters and Plagiarists/Copy Paste (Or Later,I (Icy) Will Take Care of Y'All Directly!!),Etc.
I (We) Have Warned Y'All,Baby~~!! <3
I (We) Hope Ya Like and Enjoy My (Our) Story~~!! ^^
Happy Reading,Min'na-san~~!! ^^
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
'Differences in Point of Views.'
______~♡~______
Sensasi dingin yang menjalar di pipi kirinya secara tiba-tiba,sontak membuat seorang gadis berusia 15 tahun berjengit kaget.Lantas,ia langsung mengarahkan deathglare ke arah si pelaku,yang dengan watadosnya hanya menatap polos,seraya menggenggam dua kaleng jus dingin berbeda rasa.
"Apa maumu,Sori??" desis sang gadis kesal.
Sori hanya berkedip-kedip lucu,pemuda yang merupakan sahabat sang gadis sejak SMP tersebut langsung mendudukkan dirinya di sebelah kiri sang gadis,yang harus sedikit menyingkir ke kanan guna memberikan tempat duduk. "Habisnya Supra diam begitu,sih~~ 'kan,aku ngiranya kamu lagi cosplay jadi patung." ucap Sori tanpa beban.
Gadis bernama lengkap Supra de Rosella itu mendengus.Hei,apa-apaan??ia tidak sedang cosplay jadi patung,tahu!!
Supra : "Kau pikir aku kurang kerjaan apa segala cosplay jadi barang tak bernyawa itu??"
Sori tak menjawab,sang pemuda bermarga 'Leafy' itu menyerahkan satu kaleng jus strawberry kesukaan sang sahabat,yang langsung diterima oleh sang gadis.
Supra : "Terima kasih."
"Hm~~" Bergumam samar,Sori lantas membuka kaleng jus apelnya,dan meneguk isinya hingga tersisa setengah.
Supra menghela napas,sang gadis membuka kacamata visor merah kesayangannya,menampakkan mata yang agak tajam dengan iris yang bagaikan batu permata kristal garnet cerah memukau lagikan indah nan cantik.
Dengan jari-jemari lentiknya,Supra membuka kaleng jus strawberry miliknya,lalu meneguk isinya perlahan.
Sori : "Kau sedang memikirkan apa tadi,hm??"
Hanya gelengan kepala yang Supra berikan.
Sori : "Aku tahu kau berbohong,Supra."
Hah~~ memang peka sekali pemuda yang sering orang-orang anggap keterlaluan polos ini,Supra jadi tak dapat berkutik sama sekali.
Sori : "Bertengkar lagi,hm??"
Supra mengangguk pelan.
Sori menghela napas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Assalamu'alaikum." ucap Supra memberi salam,seraya duduk di genkan dan melepas sepatu serta kaus kakinya,lalu meletakkannya di rak sepatu.
Tak ada jawaban,membuat Supra mendengus. 'Heh~~ untuk apa aku berharap terlalu tinggi seperti itu ...' batinnya.
Melangkahkan kakinya,membawa dirinya menuju dapur.Bisa terlihat,beberapa piring makanan telah tersaji di atas meja.
"Makanlah dulu,aku ada urusan mendadak sebentar."
- Halilintar -
Supra : "Cih,padahal aku bisa memasaknya sendiri."
Kruyuuukkk~
Sayangnya,oh,sayangnya,perutnya berkata lain.Sontak,pipi serta wajah sang gadis bersemu merah.
Supra : "Ck."
Dengan amat sangat terpaksa,Supra duduk di salah satu kursi.Mulai dari menyendok nasi,hingga mengambil lauk-pauk dan sayur-mayur.Tak lupa,mengambil gelas kaca dan mengisinya dengan air putih.
Membaca do'a sejenak,si bungsu menyendokkan sesuap makanan ke dalam mulut.
Maniknya terlihat berkaca-kaca.Namun,dengan cepat Supra hapus.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flasback on.
Supra yang baru saja selesai mandi langsung turun ke lantai bawah untuk sarapan.
Sesampainya di sana,yang terlihat di depan mata si bungsu hanyalah si sulung yang tengah makan.
Batin Supra : 'Pasti sibuk lagi ...'
Sang gadis kecil berusia 8 tahun itu menghela napas lelah.Meski sudah agak terbiasa,tetap saja ...
Supra melirik ke arah meja makan,berharap sarapan yang bisa ia makan pagi ini.
Akan tetapi,hanya makanan dan segelas susu strawberry milik sang kakak saja yang ada.
Oke ... dasar pilih kasih.
Pasti ibunya hanya memasak untuk sang kakak,sedangkan dirinya akan disuruh memasak sendiri,lagi.
Selalu saja seperti itu.
Halilintar : "Ah,selamat pagi,Supra."
Supra tak menjawab,tatapan malaslah yang justru si bungsu berikan.
Halilintar : "Aku akan me-"
Kata-kata Halilintar terpotong,kala Supra mendengus keras.
Supra : "Tidak perlu.Kau,'kan,"permaisuri" di sini.Apalah hamba yang hanya seorang "pelayan"."
Dan begitu saja,si bungsu melenggang pergi ke dapur untuk membuat sarapannya sendiri.
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"... Apa menurutmu aku adalah seorang kakak yang tak berguna??"
Pemuda di samping kanannya menjawab, "Itu tergantung,"
Mereka ada di pinggir sebuah sungai berair jernih dan beraliran tenang,duduk di atas sebuah batus raksasa,menikmati suara aliran air sungai.
Helaa napas dikeluarkan sang gadis. "Hah~~ sepertinya Supra benar,akulah kakak terburuk di dunia."
"Jangan pesimis duluan kayak gitu,dong.Adikmu hanya salah paham saja."
"Itu bukan pesimis,tapi faktanya."
Hening,mereka sama-sama mencari solusi.
"Manusia itu ... memanglah yang paling unik,ya??"
Sang gadis menaikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu,Fan??" tanyanya bingung.
Pemuda bernama lengkap Taufan Windmill terkekeh kecil. "Iya,unik.Mereka sering menyalah artikan sesuatu,hanya karena apa yang mereka lihat,dengar,dan rasakan.Setiap orang memilik sudut pandang yang berbeda,untuk satu kejadian yang sama.Tak jarang juga,perbedaan sudut pandang tersebut dapat memecah belah suatu ikatan."
Meski jika dilihat dari luar,Taufan adalah orang yang hanya tahu bersenang-senang.Nyatanya,pemuda tersebut dapat menjadi serius dan bijak di saat-saat dan di sekitar orang-orang tertentu saja.
Sang gadis merenung,apa adiknya juga begitu??
Seperti cenayang,Taufan langsung berkata, "Adikmu itu pintar,sama seperti dirimu,Hali.Meski ia lebih senang berbohong,terkadang orang yang pendiam akan mengungkapkan isi hatinya jika sudah tak bisa ditahan lagi."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Perbedaan pendapat dan sudut pandang memang selalu terjadi,yang terkadang sering membuat perpecahan dan putusnya sebuah ikatan.
Coba kalian perhatikan kejadian di sekitar kalian.
Terkadang,ada saja orang-orang berbeda pendapat dengan kita.
Bisa dibilang,orang-orang tersebut memiliki sudut pandang yang berbeda dengan kebanyakan orang.
Kasus-kasus yang tersaji di dalam berita yang ditayangkan di TV misalnya,salah satu contohnya adalah tentang kasus pemerkosaan dan kasus kdrt,serta kasus penganiayaan mau pun kasus pembunuhan,dan masih banyak lagi.
Ada yang melihatnya dari sudut pandang positif,dan ada pula yang melihatnya dari sudut pandang negatif.
Orang-orang cenderung akan langsung percaya dengan apa yang mereka lihat,dengar,dan rasakan.Hal itulah yang membuat pemikiran dan sudut pandang setiap orang jadi bervariasi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," jawab Supra. "tumben pulang cepat??lagi ingat rumah??" Dengan nada sinis dan tajam,si bungsu bertanya.
Halilintar menghela napas lelah.Oke,api jangan dibalas dengan api lagi. "Kau sudah makan??" tanya si sulung lembut.
Supra berdecak, "Ck,gak usah sok perhatian denganku.Aku sudah biasa mandiri sejak kecil,dan itu semua karena kau!!"
Tak ingin kalap ketika moodnya sedang buruk,Supra langsung beranjak pergi.
Halilintar masih terdiam di tempatnya berdiri,matanya mengikuti arah sang adik pergi.
Oh,ayolah,Halilintar hanya bertanya baik-baik,kenapa dijawab dengan sinis begitu?!
Untuk sekarang,Halilintar harus menahan amarahnya.Ia tahu,dirinya adalah orang yang cepat tersulut amarah.Namun,situasinya yang sekarang lain dari biasanya.
Halilintar : "Memang benar kata Taufan,perbedaan sudut pandang itu memang unik sekaligus mengerikan di saat yang bersamaan."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback on.
Halilintar : "Mama ... ayah ... seharusnya kalian gak usah kayak gini ke Supra ... kasihan dia ..."
Sang ayah bersedekap dada. "Ini untuk kebaikannya sendiri,Hali."
Halilintar : "Tapi,nanti Supra malah salah paham,Yah!!dia bakalan benci sama kita,terkhususnya aku sebagai kakaknya!!"
Sang ibu mengelus pucuk kepala si sulung. "Tenang,itu gak akan terjadi.Percaya,deh,sama ibu dan ayah.Ini untuk kebaikan kalian berdua." ucap sang ibu,seraya tersenyum tulus.
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Buku ditutup paksa,Supra langsung menoleh ke arah si pelaku.
"Jangan belajar terlalu keras," ucap sang pemuda. "nanti otakmu cepat panas dan korslet,lho~~"
Supra mendengus. "Aku bukan arus listrik dan kabel,Frost!!"
"Semua manusia pasti punya batasannya,Supra." Kali ini,gadis di sebelah kanan sang pemuda yang berujar.
"Ta-Tapi,G-"
"Apa yang dikatakan Glacy itu benar,Supra.Gak usah ngebantah terus."
"Kami tak mau ikut campur dengan urusan pribadimu,sebenarnya.Tapi,bukankah kau sudah agak keterlaluan??" Manik heterochrome yang bagaikan perpaduan batu permata kristal aquamarine dan topaz milik gadis bernama lengkap Glacier Winterlight itu langsung menatap manik yang bagaikan perpaduan batu permata kristal ruby dan garnet.
Yup!!baik Glacier,Frostfire,dan Sori sudah tahu mengenai permasalahan yang dialami Supra.Sang gadis itu sendiri yang bercerita,karena telah menganggap mereka seperti saudara yang dapat ia percaya.
FrostFire Winterlight,pemuda yang merupakan kakak kembar Glacier itu nampak berpikir. "... Apa kamu gak pernah nanya ke kakakmu,Supra??"
Supra : "Ck,nanya apaan??lagian juga,buat apa??"
Si kembar langsung bertatapan satu sama lain.Sampai akhirnya,Glacier memutus tatapan yang syarat akan makna tersembunyi mereka. "Mungkin ... kedua orang tuamu punya alasan tersendiri kenapa mereka melakukan itu padamu dulu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback on.
Suara helaan napas yang terdengar kecil keluar dari belah bibir gadis berusia 12 tahun bernama lengkap Halilintar Rosella tersebut.
Ia pusing sekali.Sekali lagi,adik kembar perempuannya kembali salah paham dengannya.
Oh,ayolah!!bukan ini yang ia mau!!
Begini-begini,Halilintar sayang pada keluarganya,apalagi saudari satu-satunya itu.
Batin Halilintar : 'Ayah ... mama ... lihatlah hasil dari rencana kalian ... Supra makin membenciku ...'
Menutup buku catatan peninggalan ibunya,lalu memasukkannya ke dalam laci meja belajarnya,Halilintar berjalan pelan ke arah ranjangnya,lalu merebahkan tubuh mungilnya ke atas ranjang.
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jangan bekerja terlalu keras,nanti kamu pingsan lagi kayak beberapa hari yang lalu."
Suara seorang pemuda membuat atensi Halilintar yang tengah mencuci bertumpuk-tumpuk piring dan mangkuk kotor teralihkan. "Aku gak selemah itu,Gem."
"Aku tau ...," Pemuda bermarga 'Earthquake' mendengus kecil. "tapi,tetap saja ..."
Memang kepalanya sejak kemarin berdenyut sakit,namun Halilintar menghiraukannya dan tetap memaksa untuk masuk kerja.
Gempa menghela napas,temannya yang satu ini memang keras kepala.Dengan lembut,pemuda tersebut mencengkram dan menarik lengan kanan sang gadis.
Tentu saja,hal tersebut sontak membuat Halilintar kaget dan langsung memberontak. "IH!!APAAN,SIH,GEM?!LEPASIN!!MASIH BANYAK KERJAANKU!!"
Menghiraukan jeritan tak terima sang gadis,Gempa mendudukkan Halilintar di salah satu kursi yang tersedia di sana.
Gempa : "Duduk di sini diam-diam,jadilah anak yang baik,dan biarkan aku yang mengerjakan sisanya."
Halilintar : "T-Tapi,Gem-"
Gempa : "Sshhtt!!jangan membantah,karena aku sama sekali tak suka penolakan!!wajah pucat kayak mayat yang baru keluar dari freezer gitu masih mau maksain buat kerja??"
Tentu saja Halilintar tersentak.Segitu ketaranya,kah??
Gempa mendengus kecil. "Istirahat sebentar,makan dan minum dulu sana.Ini perintah atasanmu."
Yup,Gempa adalah pemilik restoran sekaligus atasan Halilintar.Namun,Gempa lebih senang untuk membantu semua karyawannya secara langsung,daripada hanya duduk-duduk dan melihat-lihat saja.Katanya,sih,ini biar dia akrab dengan semua karyawannya.Ia juga menanamkan mindsheet ke semua karyawannya untuk menganggapnya seperti ia juga ada karyawan di sini.Gempa juga merupakan teman Halilintar dan Taufan.
Halilintar mengangguk.Ya,sudahlah,ia memang tak akan menang jika yang menjadi lawannya adalah Gempa dan Taufan.
Sekarang,ia harus mencari obat pereda sakit kepalanya yang tadi ia taruh di dalam tasnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Supra : "Hm??apa ini??"
Mengangkat benda yang ada di konter dapur tersebut,Supra mengintip isinya.
Supra : "Eh,obat apa ini??"
Bentuknya bundar,warnanya putih.
Supra : "... Jangan bilang kalau ini punya ..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback on.
Ketika ia membuka matanya,ruangan serba putihlah yang menyambutnya.
Batin Halilintar : 'Ck,jangan bilang kalau aku pingsan pas lagi upacara tadi ...'
"Harusnya ngomong kalau gak kuat cuaca panas."
Mendengar perkataan bernada sarkas tersebut,membuat Halilintar menoleh ke kiri,seraya mendengus kecil. "Aku bisa jaga diri."
Menyerahkan bungkusan plastik putih berisi dua roti berselai strawberry,sekotak susu strawberry besar,serta beberapa cemilan,pemuda yang menggotong Halilintar ke UKS mengacak-ngacak surai sang gadis yang kini tengah tak terlindung topi hitam merahnya itu. "Bisa jaga diri??ya,ya,ya.Jaga diri dengan melupakan sarapan + gak ngomong soal kondisimu + maksain diri."
Ditepisnya tangan besar dan bertekstur agak kasar itu,Halilintar mulai membuka sebungkus roti berselai strawberry dan memakannya. "Lagian cuma pingsan doang."
"'Cuma pingsan' katamu??" Sang pemuda menggeleng,tanda tak setuju. "Ck,ck,ck~~ salah!!kau tadi juga mimisan,tahu!!mana lumayan banyak lagi."
Tentu saja,hal tersebut membuat Halilintar kaget dan menghentikan acara makannya.Matanya membulat sempurna,terbelalak kaget.
APA?!MIMISAN?!
"Kamu gak liat wajahmu yang sekarang??pucat kayak mayat yang baru habis keluar dari freezer besar."
Refleks,Halilintar memegang dan mengusap pipi kirinya.
Jangan bilang kalau dia kelelahan karena bekerja terlalu berlebihan + begadang selama dua minggu ini-?!
Belum lagi,permasalahan dengan adiknya,Supra,yang belum selesai.Stressnya akhir-akhir ini juga jadi meningkat,karena beban yang harus ia tanggung di kedua pundak serta kepalanya yang terlalu banyak.
"Mendingan kamu makan dulu,lalu minum obat,terutama obat tambah darah.Aku bakalan bilang ke guru soal kondisimu sekarang.Jangan membantah,kalau gak mau Gempa yang turun tangan seorang diri."
GLEK!
Mampus kalau Gempa yang turun tangan-
Halilintar : "JANGAN KASIH TAU GEMPA,PLEASE!!"
"Kalau gitu,minum obatnya,diam di sini,dan istirahat!!"
Demi tak diberitahu Gempa,dengn amat sangat terpaksa Halilintar menuruti ucapan sang pemuda.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selesai meminum obatnya,sang gadis pun berbaring di ranjang empuk UKS.
Setelahnya,sang pemuda menyelimuti sang gadis hingga para leher,mengusap kepalanya sejenak,lalu pergi menuju pintu UKS.
Halilintar : "... Makasih buat pertolonganmu ini,ya ... Taufan ..."
Yang namanya disebut hanya tersenyum kecil. "Anything for my beloved friend~~ (Apapun untuk teman kesayanganku~~)"
Cklek!
Dan pintu UKS pun tertutup,membiarkan seorang gadis bermanik red ruby cerah di dalamnya tertidur pulas setelah meminum obatnya.
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Batin Halilintar : 'Duh- kok,gak ada-'
Menggeledah tas yang ia bawa,sampai-sampai semua barang-barangnya ia keluarkan,namun benda yang ia cari-cari sedari tadi tak ia temukan.
Batin Halilintar : 'Sial!!jangan bilang kalau ketinggalan di rumah?!'
Sakit kepalanya semakin berdenyut kuat,perutnya bergejolak semakin hebat ingin memuntahkan isinya,juga tubuhnya yang semakin mendingin meski kipas angin menyala tak terlalu kuat,giginya pun ikut bergemelatuk hebat,tungkai kakinya semakin tak kuat menopang berat tubuhnya,serta hidungnya yang mulai mengeluarkan cairan pekat nan amis berwarna merah segar-
Tunggu dulu,MIMISAN?!
Jangan bilang ia kelelahan hebat-
Dan sebelum Halilintar bisa memproses apa yang kini terjadi pada dirinya,kesadarannya tak dapat bekerja sama lagi.Tubuhnya tumbang,disertai penglihatan yang menggelap.Dan sebelum sang gadis jatuh dari pingsannya,ia bisa melihat dua kelibat berwarna biru tua dan coklat-kuning keemasan,disertai suara teriakan dan namanya yang disebut dalam nada tinggi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tok! Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuat Supra sontak mengalihkan atensinya yang sedang khidmat membaca buku.
Batin Supra : 'Siapa yang bertamu??'
Tak ingin membuat sang tamu menunggu lama di luar sampai lumutan,Supra segera pergi ke pintu dan sigap membukakannya.
Cklek!
Krieett~
Baru ingin membuka mulut,tamunya malah main teriak di depan wajahnya seraya mengguncang kedua bahunya. "SUPRA!!INI GAWAT!!"
Tentu saja,sang gadis jadi pusing mendadak.Diraihnya kedua tangan yang lebih besar itu,lalu melepasnya dengan paksa dari kedua bahunya.
Supra : "Astagfirullah- kak Taufan mau aku muntah dadakan ditempat?!"
Taufan,pemuda pelaku pengguncangan tubuh Supra langsung cengengesan.Namun,mengingat kembali tujuan awalnya ke sini,raut wajahnya berubah serius. "Ikut aku,kakakmu-"
Namun,perkataannya dipotong oleh Supra. "Aku gak peduli sama dia,lagian dia bisa jaga diri."
Hendak menutup pintu,namun gerakannya tertahan kala Taufan kembali berucap, "Kau harus tahu,maksud sebenarnya kedua orang tuamu memperlakukanmu secara lain daripada perlakuan mereka dengan Halilintar.Sudut pandangmu tentang kakakmu memang sudah harusnya diubah,dan inilah saat yang tepat."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback on.
Taufan : "Hei,Hali,bolehkah aku bertanya sesuatu??"
Halilintar yang tengah khidmat mengemut es batang rasa strawberry-nya mengangguk.
Taufan : "'Kan,kemaren pas aku bertamu ke rumahmu,adikmu itu juga baru pulang.Nah,yang aku bingungin,tuh ... kenapa ortumu kayak cuek gitu,ya,sama Supra??"
Dan hisapan perempuan satu-satunya di antara mereka bertiga terhenti,bahkan Gempa juga berhenti menyedot susu kotak coklatnya.Ia juga penasaran akan hal itu.
Halilintar menatap Taufan dengan taja,membuat yang ditatap jadi berkeringai dingin da kelabakan sendiri.Ups,sepertinya ia sudah kelewatan-
Taufan : "K-Kalau gak mau cerita ju-juga gpp,k-k-"
Halilintar : "Berjanjilah padaku,kalian berdua gak akan kasih tau hal ini ke semua orang,cukup kita bertiga aja yang tau,paham??"
GLEK-!
Baik Taufan maupun Gempa mengangguk.
Halilintar menarik napas dengan dalam,seolah hal ini sungguh berat untuk ia ceritakan. "Jadi ... alasan ayah dan ibu seperti itu pada Supra adalah ..."
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Manik merah yang cantik lagikan memukau nan indah itu terbuka perlhana,sesekali berkedip untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
Seketika itu juga,bau obat-obatan yang menyengat disertai ruangan serba putih yang sangat familiar langsung terpampang jelas.
Batin Halilintar : 'Ck,ruangan ini lagi ...'
Ia tak suka rumah sakit,sang gadis langsung takkan betah berlama-lama di bangunan yang sering Halilintar sebuat sebagai 'Penjaranya Manusia yang Tak Mampu Secara Fisik'.
Cklek!
Pintu terbuka,refleks Halilintar menengok ke arah pintu.Dan betapa terkejutnya ia,kala mendapatkan sebuah pelukan dadakan yang begitu hangat dari seseorang yang selama ini ia sayangi.
Halilintar : "S-S-Supra-?!"
Sebuah isak tangis terdengar di telinganya,Halilintar langsung panik saat itu juga.I-Ini adiknya kenapa-
Halilintar : "S-Supra,k-kamu kenapa nangis??ke-kenapa kanu ada di si-"
Ucapan Halilintar terpotong oleh Supra.
"Maaf ...," ucap Supra tulus,terbukti dari nada suaranya yang lirih dan tersendat-sendat karena tangis yang ditahan.
Halilintar menggeleng pelan,ia semakin mengeratkan pelukan yang ada di tubuh sang adik,lalu mengecup pelan pucuk kepala Supra. "Ini bukan salahmu,Supra ..."
Supra menggeleng. "I-Ini salah Supra ... harusnya ... hiks! Hiks! S-Supra gak main ambil kesimpulan sendiri ... hiks! Hiks! Dari dulu ... hiks!"
Membalas pelukan sang adik,Halilintar berbisik, "Ini bukan salahmu,Supra ... setiap manusia punya sudut pandang mereka masing-masing ... termasuk kita ..."
Supra : "A-Aku udah tau semuanya ... hiks! Hiks! Aku udah tau semuanya ... hiks! Hiks!"
Halilintar tersenyum kecil. "Baguslah kalau gitu," ucapnya lega.
Supra semakin erat mendekap sang kakak,seraya menghapus aliran air mata yang jatuh turun dari kedua matanya.
Halilintar tersenyum miring. "Udah,jangan nanfis terus,nanti jelek,lho~~" ucapnya dengan nada mengejek yang tentunya hanya main-main.
Supra langsung merengut kesal,disertai bibir yang dimajukan dua centi + kedua pipi yang digembungkan. "IH,AKU ITU CANTIK!!"
Halilintar : "Ahh~~ yang bener~~"
Supra : "HISH!!KAK HALI NYEBELIN,IH!!"
Ruangan tersebut selanjutnya dipenuhi oleh tawa sang gadis,yang ditemani oleh rengekan dari gadis lainnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Halilintar : "Oh,ya,kamu tau darimana??'kan,aku belum cerita sama kamu."
Selesai dengan acara saling meledek beberapa puluh menit yang lalu,kini kedua saudari kembar itu tengah saling berpelukan erat,seraya berbaring di atas ranjang rumah sakit.
Supra yang tengah mendusel manja di dada empuk Halilintar sontak mendongak.Seketika,kedua manik mereka saling bertembung.
Supra : "Oh,itu ...dari kak Taufan,dia sempat ke rumah soalnya ..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback on.
Supra's pov on.
"Aku gak peduli sama dia,lagian dia bisa jaga diri." ucapku sarkas.
Bodo amat kalau kak Taufan lebih tua beberapa bulan dariku,karena aku sudah muak dengan kakakku!!
Mana mau aku mengkhawatirkan orang,yang sedari dulu selalu merebut semua perhatian,cinta,dan kasih saya ayah dan mama??heh,tak sudi sama sekali!!
Aku hendak menutup pintu kembali,namun tertahan kala kak Taufan kembali berucap, "Kau harus tahu,maksud sebenarnya kedua orang tuamu memperlakukanmu secara lain daripada perlakuan mereka dengan Halilintar.Sudut pandangmu tentang kakakmu memang sudah harusnya diubah,dan inilah saat yang tepat."
Huh??
"... Apa maksudmu,kak??"
Kak Taufan : "Bisakah kita bicara di dalam aja??gak enak kalau di sini soalnya."
Bisa dilihat,mata kak Taufan melirik ke kanan dan kiri secara terus menerus berulang kali.
Hm ... benar juga.Ini,'kan,topiknya juga serius.Nanti kalau yang lain menguping dan mendengarnya lalu menyebarkan gosip bisa gawat.
Aku kembali membuka pintu dengan lebar. "Masuklah." ucapku datar.
Setelah kak Taufan masuk,aku dengan segera menutup pintu,menghindari mata dan telinga jelalatan para penggosip.
"Kak Taufan mau minum apa??" tanyaku menawarkan.
Kak Taufan : "Gak usah,waktunya gak banyak soalnya."
Dengan cepat,sebuah buku kak Taufan keluarkan dari dalam tas selempang yang ia bawa,lalu menyerahkan buku bersampul merah itu ke tanganku.
Kak Taufan : "Baca yang dikasih pembatas buku warna merah sama kakamu,kamu bakalan ngerti akar permasalahan kalian selama ini."
Memang,ada beberapa pembatas yang membatasi beberapa halaman.Namun,pembatas berwarna merah hanya ada satu,dibagian paling tengah.
"... Ini,'kan,punya mama ... kak Taufan dapat darimana?!" Aku langsung men-deathglare kak Taufan,meminta penjelasannya.
Kak Taufan mendengus. "Hoam~~ panjang ceritanya~~"
"Pendekkan."
Kak Taufan : "Tasnya Hali,aku geledah tasnya tadi buat nyari obat.Eh,malah ketemu buku itu.Dan ternyata itu buku yang pernah Hali tunjukkin ke aku sama gempa waktu itu."
Obat ...??
Jangan bilang yang tadi kutemukan?!
Aku dengan segera membuka halaman buku yang kupegang,dan membacanya.Betapa terkejutnya diriku saat ini juga.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebenarnya aku sama sekali gak setuju sama keputusan Light,bahkan menentangnya.Namun,aku akhirnya setuju setelah dibujuk beberapa kali + memikirkan hasilnya.Jadi,maafin mama sama ayah,ya,Supra.Kami harus ngelakuin ini,meski gak tega.Kami cuma mau kamu gak jadi anak manja dan terlalu bergantung sama oranglain,terkhususnya kami dan kakakmu.Kami harap,kamu ngerti,ya.Jangan benci dan dendam sama ayah,ibu,dan kakakmu.Hali sebenarnya juga menentang ide ini dan gak setuju sama sekali.
- Lightning -
Supra's pov off.
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Halilintar : "Ck,si Kincir Angin itu seenaknya saja menggeledah tas orang.awas saja dia,akan ku smackdown nanti."
Supra hanya bisa sweatdrop.Terkadang dia heran,sebnarnya hubungan kakaknya ini dengan temannya apa??malah mirip seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar saja-
Supra : "Itu bisa dilakukan nanti.Toh,karena kak Taufan juga,kesalah pahaman kita jadi terselesaikan saat ini."
Yeah,itu benar.Sepertinya Halilintar juga harus berterima kasih juga kepada Taufan nanti.
Tentunya,setelah Halilintar memberikan pelajaran karena sudah menggeledah tasnya tanpa izin.
Ya,ingatkan Halilintar untuk melakukan kedua hal itu nanti.
Supra : "Oh,ya.Kakak dapat buku punya mama darimana??"
Halilintar : "Mama memberikannya sebelum mama sama papa berangkat waktu itu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback on.
Halilintar's pov on.
"Ayah sama mama mau pergi??" tanyaku kala melihat beberapa tas dan koper yang telah tersusun rapi di dekat kedua orang tuaku,yang kini berdiri tepat di depan pintu.
Ayah tersenyum kecil ke arahku.Seraya berjongkok untuk menyamai tinggiku,ia mengusap pelan pucuk kepalaku.
Aku menutup mata,menikmati setiap usapan yang ayahku berikan.
Ayah : "Iya,ada urusan mendadak di luar kota selama sebulan,ayah sama mama harus ke sana."
Meski usiaku baru 10 tahun,namun aku mengerti apa yang ayah sampaikan.
Mama menatapku,ia turut ikut berjongkok,lalu mengelus pelan pipi kiriku perlahan. "Hali jangan nakal-nakal di rumah,ya??jaga adikmu juga,oke??tapi,jangan memanjakannya.Buat Supra menjadi anak sekaligus adik yang dapat berdikari dan tak menyusahkan orang lain." ujar mama memberi nasihat.
Aku mengangguk. "Um,aku janji." Meski aku masih kurang yakin untuk yang terakhir itu,sih-
Mama tampak merogoh sesuatu dari dalam tas selempangnya,lalu mengeluarkan sebuah buku yang halamannya sangat tebak,dengan sampul buku berwarna merah.
"Ini." kata mama seraya menyerahkan buku tersebut ke tanganku.
"Eh??ini buku apa,mama??" tanyaku penasaran.Sesekali,aku membolak-balikkan buku tersebut.
Mama hanya tersenyum tipis,sebuah senyum yang syarat akan makna yang tersembunyi. "Kau akan tau nanti,baca saat sendirian di hari ketiga kami berdua pergi."
Halilintar's pov off.
Flashback off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Halilintar : "Dan seminggu setelahnya,mama dan ayah memang pergi ... ke atas sana tapi ..."
Hampir saja air matanya turun.Namun,dengan cepat diusap oleh Halilintar.
Sang adik hanya diam mendengarkan,pelukannya semakin mengerat. "... Jadi ... maafin Supra,ya??harusnya Supra nanya dulu alasannya ... maukah kak Hali maafin Supra??"
Sang kakak membalas pelukan tersebut.Sesekali,ia juga mengecup dahi sang adik.
Halilintar : "Kakak udah maafin kamu dari dulu,kok.Kakak tau kamu itu cuma salah paham aja.Kakak sama sekali gak marah sama kamu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian,Halilintar sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.Namun,tentunya dengan pengawasan ketat dari Supra selaku adik kembar perempuan Halilintar.Tentu saja agar kakak kembar perempuannya itu meminum obatnya tepat waktu + beristirahat dengan cukup agar cepat sembuh.
Supra juga makin lengket ke Halilintar,sudah seperti perangko sama surat.Halilintar jalan ke sini,Supra mengikutinya.Dan saat Halilintar jalan ke sana,Supra akan ikut juga.Persis seperti anak ayam/itik/bebek yang mengikuti induknya pergi.
Katanya,sih,ini untuk menggantikan waktu yang hilang dulu sewaktu kesalah pahaman terjadi.Toh,Halilintar membiarkannya.
"Suka-suka dia saja." Itulah yang halilintar katakan. "Lagi pula,Supra yang manja itu imut." Dan itulah yang dikatakan Halilintar selanjutnya.
Tenang,Supra hanya akan manja dengan Halilintar di beberapa keadaan dan hanya saat berduaan di rumah saja,kok.
"Aku juga akan memenuhi permintaan ayah sama mama untuk berdikari,kok." Hal itu yang dikataka Supra,seraya tersenyum lembut.
Meski hanya ada mereka berdua saja sekarang,tapi mereka yakin,jika mereka dapat melewati kehidupan ini dengan suka cita.
Dengan bergenggaman tangan,mereka berdua akan mengikuti alur hidup yang telah Tuhan gariskan untuk keduanya.
Keduanya akan saling mendukung,memberikan kekuatan satu sama lain.
Karena mereka berdua adalah saudara,dua insan manusia yag berbagi segala halnya bersama.Terutama ikatan darah,batin,dan pikiran.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Meski sering bertengkar dan berbeda pendapat maupun sudut pandang.Namun,hal itulah yang menjadi bukti kasih sayang kami sebagai kakak-adik kembar seiras."
-
-
-
-
-
'Differences in Point of Views [DiPoV].'
'End.'
______~♡~______
╔═════ஓ๑♡๑ஓ═════╗
Hammy : "Perbedaan sudut pandang itu,memang terkadang menyeramkan,bahkan dapat memecah belah suatu ikatan yang telah lama dibangun sekali pun.Kalian kalau pernah atau bahkan sering nonton acara debat begitu,pasti sering ngeliat perdebatan gitu,'kan??yup,itu adalah salah satu contohnya.Cerita ini terinspirasi dari beberapa hal,namun tidak akan aku sebutkan.Maaf jika cerita ini menjurus ke gaje,serta alur dan konfliknya yang berantakan.Aku hanya mengetik apa yang terlintas di pikiranku saja.Jadi,aku harap kalian suka.Tolong berikan votes + comments,please~~ apresiasi tersebut sudah cukup bagiku,untuk melanjutkan dan membuat cerita yang menarik lainnya untuk kalian semua nanti ^^"
Vanilla : "Cerita ini juga akan aku publish di akun Wattpad ketigaku + akun Archieve of Our Own (AO3)-ku dalam bentuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris!! ^^"
Icy : "Terimakasih sedah membaca cerita ini sampai sejauh ini,sampai jumpa di ceritaku yang lain,ya."
╚═════ஓ๑♡๑ஓ═════╝
Thursday.November of 24th,2022.
10 : 24 A.M..
Depok,West Java,Indonesia.
Sign,
1.) Hammy Intan Nur Permatasari (Hammy/My/Amy).
2.) Vanilla Putri Nabilla Azhari (Vanilla/Vani/Nilla/Illa).
3.) Icy Rahmawati Chandra Purnamasari (Icy/Cy).
Hammy_Vanilla_02
Words : 3.955 Words.
╔═════ஓ๑♡๑ஓ═════╗
Differences in Point of Views |Fem!Halilintar + Fem!Supra|. © @Hammy_Vanilla_02 (Me).
Status : END!!/DONE!!/COMPLETED!!
╚═════ஓ๑♡๑ஓ═════╝
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top