Part 22
Diftan segera melepas pelukan Bella dari diri nya. Dia langsung melihat dan memeriksa dibagian tubuh mana dari gadis itu yg terkena tembakan peluru.
Diftan tidak menemukan ada nya luka tembakan ataupun darah dari tubuh Bella. Gadis itu baik-baik saja. Kemudian dia melihat kearah lawan nya yg sedang menyentuh perut nya karena berlumuran darah.
"Bos, anda baik-baik saja?"
Diftan langsung menoleh kesamping ketika mendengar suara bawahan nya.
Reza dan Troy, ternyata Bella sudah menelpon dua bawahan Diftan. Mereka lah yg menembak peluru itu pada pria tadi. Terlihat raut khawatir dari kedua wajah bawahan nya itu.
"Aku tidak apa-apa. Kalian berdua datang diwaktu yg tepat." Jawab Diftan.
Troy pun langsung menangkap satu pria lagi yg hendak kabur. "Kami akan membereskan mereka bos." Ucap nya sambil memukul pria yg ada dihadapan nya.
"Ya, lakukan seperti biasa." Ujar Diftan. Lalu dia menoleh ke Reza. "Aku ingin kau memberi hadiah kepada bos mereka atas semua kejadian ini. Apa kau bisa melaksanakan nya?"
"Siap bos!" Jawab Reza dengan sigap.
"Beritahu juga pada Aldo dan James, mereka akan ikut bersamamu."
Reza mengangguk mendengar perintah dari Diftan. Kemudian dia memberikan kunci mobil pada bos nya.
Lalu Diftan memandang tajam kearah Bella. "Dan kau, ikut denganku!" Perintah nya.
Gadis itu sedikit takut melihat sorot tatapan tajam dari Diftan. Dia bingung, mengapa pria itu seperti sedang ingin membunuhnya sekarang. Padahal dia sudah menolong Diftan beberapa menit lalu.
Arabella mengikuti langkah Diftan yg berjalan didepan nya. Pria itu masuk kedalam sebuah mobil yg dibawah oleh bawahan nya tadi. Bella duduk dikursi depan dan langsung mencari sabuk pengaman untuk dipasangkan ke tubuh nya.
"Kau, mendekatlah kesini!" Perintah Diftan dengan jari telunjuk nya.
"Hah?" Tanya Bella bingung. Walaupun bingung, dia tetap mengikuti perintah Diftan dan mendekatkan tubuh nya ke arah pria itu.
PLETAK!!
"Aw!!" Teriak Bella sambil mengusap kepala nya dan memandang Diftan dengan wajah bingung.
Tanpa terduga, Diftan dengan sengaja menjitak kepala Bella dengan lumayan keras. Membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Sakit?" Tanya Diftan tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Bella terus mengusap kepala nya yg terasa sakit. Pukulan pria itu benar-benar memakai kekuatan tenaga dalam nya. "Ya itu sangat sakit sekali. Mengapa tuan memukul kepala saya?"
"Masih bertanya mengapa?! Kau benar-benar tidak waras! Harus nya aku menembak kepalamu dan mengeluarkan isi nya, mungkin ada yg salah di otak kecilmu itu!"
"Hah? Saya tidak mengerti, apa maksud tuan."
"Aku peringatkan padamu, jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi! Kau tidak perlu melindungi aku dari apapun. Karena aku tidak suka berhutang budi pada siapa pun, kau dengar itu?!" Bentak Diftan.
"Tapi saya takut melihat tuan ditembak, tuan pasti mati nanti nya." Jawab Bella pelan.
"Dan kau lebih rela mati demi menyelamatkan ku, begitu?"
"Setidak nya masih banyak yg mengharapkan tuan untuk hidup dibandingkan saya. Tuan punya segala nya, ada puluhan atau bahkan ratusan orang yg bekerja untuk anda demi kelangsungan hidup mereka. Sementara saya? Tidak ada sama sekali. Jadi nyawa tuan Diftan, jauh lebih berharga dari nyawa saya."
"Bodoh!" Desis Diftan pada Bella. "Nyawa tetaplah nyawa. Untuk ke depan nya berfikir lah dengan rasional. Dan jangan harap, aku akan mengucapkan terimakasih padamu. Tindakanmu itu benar-benar menurunkan harga diriku sebagai seorang pria. Awas saja jika kau berani melakukan hal seperti itu lagi, aku sendiri yg akan langsung membunuhmu ditempat itu juga. Kau mengerti?!"
Gadis itu mengangguk kan kepala nya sambil tetap mengelus bagian kepala nya yg masih terasa sakit. "Kepala saya benar-benar sakit tuan, pukulan anda tadi sangat keras." Gumam Bella.
"Itu pelajaran untukmu. Lain kali aku akan melakukan nya lagi jika kau berbuat kesalahan padaku, jadi berhati-hati lah. Karena keahlianku adalah memukul orang." Kata Diftan sambil memasang seatbelt ditubuhnya, lalu menjalankan mobil pergi dari tempat itu.
"Tapi aku kan perempuan, masa pakai kekerasan juga? Gak ada peri kemanusiaan nya sedikit pun. Bisa-bisa nya tuan Diftan menjitak kepalaku dengan tenaga super nya? Kan aku bisa geger otak kalau dipukul begitu. Dan demi apapun yg ada didunia ini, aku tidak bisa marah pada nya. Pukulan nya tadi malah membuatku semakin menyukai nya. Ya Tuhan, aku mungkin sudah gila. Lihat lah, bahkan disaat sedang marah seperti itu saja, wajah nya sangat mempesonaku. Aku suka dengan ekspresi nya itu." Ucap Bella dalam hati nya.
Gadis itu tersenyum sendiri sambil memperhatikan Diftan yg sedang menyetir.
Bukan nya Diftan tidak tahu kalau sedari tadi Arabella memandang nya. Tapi dia berfikir, mungkin pukulan nya tadi memang sedikit keras sehingga membuat gadis itu menjadi senyum sendiri seperti orang gila. Diftan tidak mengambil pusing, dia hanya ingin cepat pulang dan sampai di apartement nya.
****
Rachel masuk kedalam kantor papi nya dengan wajah cemberut.
"Mengapa wajah putriku terlihat cemberut seperti itu? Ada apa sayang?" Tanya Rendra Marwan yg tidak lain adalah papi Rachel.
"Papi sayang sama Rachel kan?"
"Tentu saja."
"Papi pernah bilang, apapun yg Rachel inginkan akan papi kabulkan." Ucapnya sambil memeluk papi nya.
"Memang nya kamu mau minta apalagi? Liburan keliling dunia? Atau mobil sport keluaran terbaru? Apa sayang katakan saja. Papi pasti kabulkan, apapun itu." Balas Rendra Marwan dengan tersenyum dan mengelus rambut panjang putri nya.
"Rachel mau menikah, tapi dengan Diftan Pablo. Papi bisa kan nikahkan Rachel sama Diftan?"
Rendra mengerutkan dahi nya. "Bukan nya waktu itu kamu sudah menolak perjodohan nya sayang?"
"Iya, tapi itu dulu. Karena Rachel salah paham, please Rachel mau Diftan papi. Rachel suka banget, lebih tepat nya Rachel tergila-gila pada putera William Glambert itu." Ucapnya dengan manja.
"Putera dari William itu memang sangat tampan. Dan dia sangat cocok untuk bersanding dengan putriku yg cantik ini. Tenang saja, papi pastikan Diftan akan bertunangan dan menikah denganmu sayang."
"Beneran? Papi yakin, bisa bujuk om William untuk melanjutkan perjodohan itu?" Tanya Rachel dengan wajah yg antusias.
"Kamu tenang saja, papa nya Diftan tidak akan pernah menolak permintaan papi mu ini sayang." Ujar Rendra dengan tersenyum licik. "Karena papi sudah memegang kartu AS nya, otomatis William Glambert tidak akan berani menolak permintaan papi."
"Waw, papi hebat sekali bisa mengetahui rahasia besar dari om William! Rachel jadi penasaran, apa itu?"
"Well, ini rahasia orang tua. Anak muda tidak boleh tahu."
Rachel langsung cemberut mendengar ucapan papi nya yg tidak mau memberitahukan rahasia terbesar itu.
"Jangan cemberut begitu, yg sekarang kamu harus fokuskan adalah menarik perhatian Diftan. Papi bingung, mengapa dia tidak tertarik pada putriku yg cantik ini. Harus nya dia bertekuk lutut padamu sayang."
"Itu dia papi yg jadi permasalahan nya. Diftan itu tidak suka yg nama nya berkomitmen dengan wanita. Maka nya Rachel suruh papi paksa om William untuk menikahkan Rachel sama Diftan."
"Iya sayang, nanti malam papi akan kerumah papa nya Diftan untuk membicarakan hal ini."
"Okay, kalau begitu Rachel pergi dulu. Sekarang Rachel sudah tenang dan bisa konsentrasi lagi untuk syuting. Rachel senang punya papi, i love you." Ucap nya dengan bahagia sambil pergi dari ruangan kerja papi nya.
Dan malam hari nya Rendra Marwan datang sendiri berkunjung ke rumah William Glambert.
Rendra memperhatikan wajah gadis yg membukakan pintu rumah itu, dia adalah Dealova.
"Hem... cari siapa om?" Tanya Dea dengan sopan.
"Apa kamu Dealova? Adiknya Diftan?"
"Ya." Jawab Dea sambil mengangguk.
"Wah, kamu sudah besar dan tampak cantik sekali. Saya adalah teman papa kamu."
"Haha, om bisa saja. Dea emang udah cantik dari lahir kali om." Jawab Dea sambil tertawa. "Oh iya, om masuk dulu. Biar Dea panggil papa dari ruang kerja nya."
Rendra hanya tersenyum mendengar ucapan Dealova. Dia terus memperhatikan gadis itu yg sedang berjalan ke ruang kerja William.
Tidak berapa lama William datang menghampiri diri nya yg sedang duduk di sofa.
"Ada angin apa seorang Rendra Marwan datang ke rumahku malam begini? Apakah ada hal yg penting?"
"Iya, ini sangat penting William."
"Apa itu?"
"Ini mengenai perjodohan putri ku dan putra mu."
"Bukan kah perjodohan nya sudah batal? Putrimu sendiri yg memutuskan nya waktu itu?"
"Ya, untuk itu aku minta maaf secara pribadi padamu. Tapi sekarang putriku Rachel sangat menyesal, dan tadi pagi dia datang ke kantorku untuk memohon supaya membujuk mu kembali."
William berdehem lalu menyandarkan punggung nya ke sofa. "Kau tahu Rendra, kau adalah temanku. Aku juga suka dengan putrimu. Dan aku akan senang sekali jika dia menjadi menantuku. Tapi ada satu hal yg harus kau ketahui, dari dulu Diftan tidak pernah menyukai hal perjodohan seperti ini. Dan aku tidak bisa memaksa nya, jadi biarkan lah Rachel dan Diftan menjalani kehidupan nya sendiri. Kita tidak perlu ikut campur dengan urusan perasaan mereka Rendra."
"Kau juga tahu, kalau Rachel adalah putri kesayanganku William. Apapun yg dia mau, sebisa mungkin akan aku penuhi. Dan kau sebagai sahabatku, harus nya mendukungku juga. Demi Tuhan, putriku cantik, pintar, dan dia juga pekerja keras. Tidak ada hal yg bisa membuat putramu Diftan untuk menolak nya."
"Diftan tidak menyukai Rachel, itu masalah nya Rendra." Ucap William tegas.
"Rachel tidak butuh cinta, dia hanya ingin menikah dan memiliki putramu."
"Diftan bukan barang yg harus dimiliki oleh Rachel!" Kata William yg tersinggung dengan ucapan Rendra.
"Oh ayolah William, jangan membuat ini menjadi rumit. Kau hanya tinggal menyuruh Diftan untuk menyetujui perjodohan ini, maka selesai permasalahan nya."
"Dia pasti akan menolak."
"Paksa dia kalau begitu."
"Aku tidak akan melakukan nya!"
"Harus William, kau harus melakukan nya." Kata Rendra dengan senyum licik.
"Jangan mengancamku!"
"Aku terpaksa melakukan nya. Maaf William, kau memang sahabatku. Tapi kebahagian putriku Rachel jauh lebih berharga untukku. Aku yakin kau pun akan melakukan hal yg sama jika berada di posisiku saat ini."
"Brengsek kau Rendra!"
"Pelankan suaramu William, atau tidak putrimu Dealova akan mendengar semua pembicaraan kita ini. Sungguh aku sangat syok pertama kali melihat Dealova tadi. Wajah nya itu benar-benar cantik dan mirip sekali dengan wanita itu."
"Pergi dari rumahku sekarang juga Rendra!" Bentak William.
"Kau mengusirku? Beginikah pertemanan kita yg sudah terjadi selama puluhan tahun?"
"Sialan! Kau menjadikan masa laluku menjadi ancamanmu brengsek!! Itu kah yg kau sebut pertemanan?!"
"Aku tidak akan membuka mulutku, asal kau menyetujui permintaanku tadi."
William menatap Rendra dengan mata biru nya yg tajam, sangat percis seperti warna mata yg dimiliki oleh Diftan juga. "Aku sangat menyesal pernah memiliki teman sepertimu. Kau menang, Rendra! Aku akan memaksa Diftan untuk menikahi putrimu, apapun cara nya akan ku pikirkan nanti. Tapi aku mohon, jangan ungkit masa lalu itu lagi pada siapapun."
"Tenang William, aku akan menjaga rahasia ini sampai aku mati. Asal kau menepati janjimu." Balas Rendra dengan tersenyum kemenangan.
13-Agustus-2016
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top