Peter pan, Cinderlla, and Camellia
Jumlah kata : 1.136
Hai yang di sana.
Kali ini aku akan menceritakan cerita dari tiga sudut pandang.
Ini agak sulit untukku, tapi aku akan coba yang terbaik. Masterku bilang agar berusaha!
Semoga kalian suka.
-----------------------------------------------------------
Peter pan
Malam itu aku mendapatkan sebuah sampah di kotak suaratku. Aku tidak tahu harus apa dengan benda ini. Membuangnya atau membaca dan menerimanya.
Sebenarnya ini bukanlah sampah. Ini hanya sebuah undangan pernikahan dari sahabat kecilku. Namun berubah menjadi sampah saat bukan namaku yang tertulis di samping namanya.
Apa yang harus aku lakukan?
Cinderella
Malam ini aku telah berkeliling untuk mengantarkan undangan. Apakah dia telah membacanya?
Saat aku datang ketempat tinggalnya dia tidak ada. Jadi kuputuskan untuk meletakkan undangan itu di kotak suratnya. Kenapa air mataku tumpah?
Ah, aku jadi ingat janji kita dimasa kecil. Aku yakin kau masih mengingatnya. Dan aku yakin, janji ini hanya ada dimasa itu.
Kumohon, sebentar saja, hentikan waktu.
Camellia
Kau kembali duduk dibalkon sendirian kala lampu telah dimatikan. Menatap jauh ke langit. Menangis.
Bahkan dimalam sebelum pernikahan kita.
Penyesalanmu itu, aku telah menyadarinya sejak lama. Kau selalu menyimpanya sendiri.
Lagi, hatiku sakit saat melihat matamu yang tidak melihatku.
Peter pan
Tubuhku telah mengkhianati hatiku. Kakiku melangkah ke jalan menurun nomor lima, ke gereja tempatmu menikah.
Aku melihat sosokmu yang indah seperti bidadari. Berdiri dengan bahagia di samping pria yang tidak aku kenali. Kau masih tersenyum seperti yang kuingat dulu sekali.
Gadis yang belum dewasa dan egois. Gadis yang aku gilai dan cintai. Tapi tidak dapat kumiliki.
Cinderella
Aku melihatmu datang dengan buket bunga dan balon warna-warni. Kesukaanku. Kau tersenyum lembut padaku.
Aku jadi mengingat jika aku selalu mencampuri urusanmu. Jika aku kesulitan, kau datang. Jika aku tersesat, kau menemukanku. Kau selalu ada untuku.
Dulu kupikir akan seperti itu selamanya. Tapi hari berlalu membawa perubahan.
“Aku suka orang tampan dan juga kaya.”
Perkataanku yang bodoh. Gertakanku yang kurang. diriku yang menyesal.
Maafkan aku peter pan-ku.
Camellia
Mengkilap dan bersinar. Cincin takdir ini berputar dimataku. Dentingan bel berbunyi. Seakan mengejek rahasia kita.
Kau melihatnya terseyum ikut terseyum tulus. Senyuman yang tidak pernah aku dapatkan. Senyuman untuk dirinya seorang.
Dengan sendu aku memandang cincin ditanganku.
“Sampai mati pun, apa kau puas memakainya?” lirihku pelan. “menipu diri sendiri? Membenci diri sendiri?”
Peter pan
Jangan pergi, jangan pergi. Kumohon jangan bangunkan aku dari mimpi ini. Aku mohon.
Aku ingin melarikan diri dan membawamu pergi. Tapi tubuhku tidak mau bergerak. Aku terjerat dalam sorak-sorai bahagia untukmu. Tidak untukku.
Karena itu, aku akan jadi yang tertinggal di belakang sendirian.
Cinderella
Selama melihatmu tertawa dan bahagia. Selama aku bisa tertawa bersamamu. Aku tidak membutuhkan apapun lagi. Aku hanya ingin kita semua bahagia.
Dan aku baru menyadarinya.
Aku tidak bisa berdiri sendiri. Aku tidak bisa tertawa tulus dari hatiku. Bahkan bersama orang lain aku tidak bisa melakukannya.
Dibawah lonceng keberkahan, aku telah terlambat. Akankah aku menangis dan melihatkan wajah asliku kepada semuanya?
Melihatmu tidak berubah dari dulu, membuatku menghembuskan nafas lega. Tapi kenapa aku ingin menangis?
Aku tidak boleh lemah. Aku harus terseyum untuk semuanya. Terutama dirimu.
Camellia
Aku tidak bisa melupakan semuanya.
Air matamu, rasa sedihnya, dan rasa sakitku. Akankah aku membawanya hingga mati saja?
Saat kau melewatiku, apa kau ingat saat itu? Saat aku melamarmu? Itu adalah keajaiban untukku. Tapi keajaiban itu telah pudar dan menghilang tanpa bekas.
Dalam matamu yang tidak melihatku itu, apa yang tercermin di sana?
Cinderrelaku, kumohon jawablah.
Kumohon lihatlah diriku.
Peter pan
Semua orang membenciku. Tapi hanya kau yang begitu baik kepadaku.
Masih kurang, perhatian untukku darimu masih kurang.
Kau berdiri berdampingan dengannya membuat hatiku sakit.
Kau bidadarinya, dia bunga camelliamu. Aku hanya capung yang numpang melintas. Hanya bisa melihatmu.
Cinderella
Sampai mati jangan pernah memaafkanku.
Menyedihkan, aku hanya gadis menyedihkan yang menipu diri sendiri. Kenapa aku melakukanya?
Aku tidak tahu.
Kau memberiku buket bunga dengan senyuman polosmu. Aku melihatmu terseyum, tapi tidak matamu.
“Selamat untukmu,” katamu pendek. Aku berterima kasih dan bernyanyi untukmu.
“Aku yakin giliranmu selanjutnya,” kataku menyembunyikan pedih.
Ah, jika saja kau menculikku dan membawaku pergi. Tapi sepertinya mimpi itu tidak akan terwujud.
Apa tidak masalah jika aku melupakanmu? Dan entah kenapa aku merasa mendengar kau melirih, “tolong jangan menghilang.”
Camellia
Cerita cinta tidak mesti berakhir bahagia. Dan sepertinya aku mendapatkan ending yang seperti itu.
Kini dia, dirimu dan diriku hanya bisa bergantung pada perasaan kita sendiri.
Berakhir, berakhir inilah akhir dari takdir kita bertiga. Lonceng berkah dibunyikan. Dengan sumpah kita berdua kita mengikat takdir. Ciuman ini akan mengesahkannya.
Tapi hatiku terus teriris saat dia mengucapkan selamat untukmu. Karena aku tahu dia tidak pernah menginginkannya dan menyembunyikannya.
Kisah kita, apakah akan menghilang semudah itu?
Peter pan
Kumohon, sekali lagi kumohon jangan ucapkan sumpah itu dan pergilah ke pelukanku.
Hentikanlah waktu.
“Aku yakin giliranmu selanjutnya,” katamu dengan senyuman secerah mentari. Tapi kenapa hatiku begitu terkoyak melihatnya?
Jangan menangis, jangan menangis. Aku tidak boleh menangis dihari spesialmu. Aku akan terseyum agar kau mau terseyum bahagia hanya untukku. Untuk terakhir kalinya.
Cinderella
Dengan cincin takdir yang dipasangkan di jari manisku, takdir mengikat kami berdua. Kami bersumpah dan bertukar ciuman pengesahan.
Kau masih tersenyum untukku. Aku akan terseyum pula untukmu.
Selama kita bisa tertawa bersama, selama kita bisa bahagia bersama. Rahasia ini akan kujaga sampai mati.
Dengan bahagia dan tangis hati, aku lempar buket bungamu ke lagit dan berharap dia membawa duka dan sedih. Merubahnya menjadi harapan masa depan.
“Apa aku masih tersesat?”
Camellia
Cerita yang tidak ada karakter utama ini menghilang kala kau melempar buket bunga itu.
Apa yang telah aku lakukan ini percuma? Aku mencintai dirimu dari lubuk hatiku. Apakah ini percuma?
Adakah tempat untukku di hatimu suatu hari nanti?
‘Wahai bintang yang kini tidak terlihat. Kini aku begitu hampa. Hatiku sakit. Rasanya seperti menghancurkanku. Bisakah aku bertahan?’
Aku tidak akan pernah melupakan dirimu yang tertawa dan bernyanyi untuknya. Akan selalu tercermin di mataku.
Peter pan
Jangan bangunkan aku dari mimpi ini. Karena kau akan pergi jika aku bangun.
Pakaian indahmu, yang membungkusmu begitu anggun dan suci.
Aku rasa aku tidak punya kesempatan lagi saat kau mengucapkan sumpah dan menciumnya.
Aku benar-benar tertinggal.
Cinderella
Bunyi lonceng menghapus hatiku.
Aku tidak tahu aku menangis bahagia atau menangis sedih. Aku tidak akan pernah tahu.
Apakah aku terus akan tersesat disini? Di hatiku yang telah kubohongi?
Camellia
Ketika kau melewati dirinya yang kau cintai sepenuh hati itu dan di dalam mata yang tidak melihatku ini, adakah tempatku suatu hari nanti?
Apakah aku akan hampa selamanya dan menggenggam rahasia ini sampai mati? Apakah aku terus berharap akan tempatku?
Aku hanya sebuah bunga layu yang hampir mati.
-----------------------------------------------------------
Huh, aku tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Dan aku tidak tahu harus sedih untuk siapa.
Bagaimana denganmu?
Kuharapkau tidak membohongi hatimu sendiri dan menjadi terjatuh dalam kehampaan dan penyesalan. Seperti mereka.
Ah, aku lupa memberi tahumu.
Cerita ini adalah kisah terakhir yang aku kisahkan padamu.
Sedih memang, aku harus berpisah dengan kalian. Semoga saja kita dapat bertemu lagi.
Selamat tinggal.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top