『 Romeo 』
Write by : kizetori
| Song : Romeo
|| Pair : Aizo x Reader
.
.
.
"Kau sangat menyukai cerita itu ya [y/n]-chan," Celetuk seseorang dengan nada mengejek. Aku memandangnya dengan tatapan malas seperti biasa.
"Kau itu sudah besar, ingtlah akan umurmu," Ucapnya lagi.
Aku menghela nafas kasar, lalu menutup buku yang lumayan tebal itu dengan kasar pula. "Apakah hal ini mengganggumu?" Tanyaku pada orang itu.
Kali ini dia yang menghela nafas kasar, "Bukankah kau lebih baik fokus dengan ujian sekolah dan ujian masuk SMA? Seingatku kau ingin masuk ke Sakuragaoka kan? Jangan bilang kau lupa jika sekolah itu memiliki persaingan yang ketat?" ucapnya panjang lebar. Kadang kata-kata yang terlontar dari sahabatku ini benar-benar membuatku jengah.
"Oh ayolah Akane-chan, kita sedang mendapat jam bebas, biarkan aku istirahat sebentar saja," aku membaringkan kepalaku ke atas meja kelas yang telah terdapat buku-buku tebal di atasnya.
Akane kembali menghela nafas, pasrah. Lalu berujar, "Memangnya apa yang bagus dengan cerita Romeo and Juliet? Padahal mereka berakhir dengan tragis."
"Justru di situ daya tariknya. Di samping itu, aku baru saja menemukan hal yang menarik di lapak langgananku," aku sengaja menggantung kata-kataku untuk menarik perhatian Akane, namun sayang, temanku yang satu ini memang sangat sulit untuk digoda.
Aku mengambil handphone di dalam tas ku lalu mencari sesuatu. Setelah menemukan hal yang ku cari, aku lalu memasang earphone pada handphoneku kemudian memberikannya pada Akane yang sedari tadi tengah asik memainkan pensil di atas kertas.
Ia nampak kesal dengan hal yang ku lakukan padanya, namun, setelah itu ekspresi waja2hnya berubah. Aku yang menyadari hal tersebut hanya tersenyum mengejek dan melepaskan earphone itu dari telinganya.
"Fufufu~ ganteng kan~," ucapku penuh kemenangan.
"S-siapa penyanyinya dan apa judul lagunya?!" Tanyanya antusias.
"Ara ara~, Akane-Chan~ Kawaii~" ejekku, ia tempak menggerutu kesal, aku terkikik geli akan hal itu. "Lip x Lip, judul lagunya Romeo."
Lalu suara bel pulang sekolah dengan lantangnya berbunyi dan menggema ke penjuru sekolah. Terlihat seluruh siswa siswi mulai keluar dari kelasnya masing-masing.
Aku bergegas mengemasi barang-barangku, begitu pula dengan Akane. Setelah selesai, kami pun pulang bersama seperti biasa.
***
Aroma musim semi menemani perjalananku menuju sekolah baru, Sakuragaoka, ya benar aku diterima di sekolah itu setelah berusaha keras dengan mencucurkan keringat dan air mata.
Namun, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Asal ada niat, dan kemauan yang kuat, semuanya dapat tercapa. Oh, dan jika tiada gangguan tentunya.
Bunga sakura yang ditanam di sepanjang jalan menuju Sakuragaoka terus berguguran, hembusan angin memainkan rambutku yang aku biarkan tergerai begitu saja.
Aku terus menyusuri jalan ini, hingga akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolah Sakuragaoka.
Baru saja aku hendak melangkah masuk ke dalam sekolah, tiba-tiba saja gerombolan gadis berlari ke depan gerbang dan memadati jalan masuk. Aku berbalik memandang arah yang gadis-gadis itu tuju.
Terlihat mobil pribadi berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang, seseorang yang sepertinya seorang bodyguard membukakan pintu mobil bagian belakang. Setelah dibuka, terlihat dua orang keluar dari dalam mobil tersebut.
Seorang pria keluar dengan tatapan datar, orang tersebut memiliki surai biru gelap dengan potongan poni diagonal namun tidak simetris, serta beberapa rambut yang terlihat mencuat, hal itu terlihat serasi dengan manik biru yang dimilikinya.
Sedangkan salah seorang lagi memiliki postur tubuh lebih tinggi, dia berjalan di sebelah orang tadi dengan senyuman yang terus mengembang. Orang tersebut memiliki surai berwarna pirang yang sedikit coklat yang senada dengan warna maniknya. Surainya ia ikat dengan gaya ponytail bawah, serta sisa rambutnya yang tidak dapat diikat terlihat dibiarkan begitu saja.
Aku seperti mengenal mereka berdua, tapi... siapa?
Aku membuang pikiranku jauh-jauh, paling mereka adalah salah satu dari ratusan idol yang bersekolah di sini, pikirku. Setelahnya aku mencari celah untuk melewati gerombolan gadis yang terus bertambah banyak ini.
***
"Juliet?" Ucapku pelan agar tak dapat didengar oleh seorang pun. Namun, sayangnya telinga Yujiro jauh lebih tajam.
"Kau juga mengincarnya, Aizo?" Tanyanya penuh tanda tanya sambil melirik ke arah gadis dengan surai [y/h/c] yang dibiarkan tergerai begitu saja, lalu aku melihat Yujiro yang sedikit menyeringai. Manusia satu ini benar-benar pintar sekali membuat emosiku bergejolak.
Para bodyguard membuka jalan untuk kami, dengan cepat kami menuju kelas kami. Setibanya di kelas, Yujiro terus saja memperhatikanku. Lalu ia berujar, "Gadis itu akan jadi milikku."
"Apa-apaan sih kau, Yujiro?!" Ucapku pelan dengan penuh penekanan. Yujiro hanya tersenyum mengejek lalu mengalihkan pandangannya ke depan kelas.
Terlihat seorang guru masuk ke dalam kelas kami.
"Sena Narumi dan unit Lip x Lip, dimohon untuk datang ke acara penyambutan murid baru yang akam diselenggarakan nanti malam pukul delapan. Kami telah mendiskusikannya kepada agensi kalian, dan mereka menyetujuinnya," ucap guru itu panjang lebar.
Aku memutarkan bola mataku, malas. Beda dengan Yujiro, ia terlihat antusias, tidak seperti biasanya.
Tunggu, jangan bilang dia memiliki rencana dan akan melakukan sesuatu nanti malam?!
Lihat saja, istirahat nanti aku akan maju duluan!
***
"[y/n]-chan, benar?" Aku yang sedang asik membaca buku yang telah lama aku telantarkan karna ingin masuk ke sekolah ini, dengan malas mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.
"Ya? Ada apa?" Tanyaku pada seorang gadis dengan surai pirang pendek.
"Ada yang mencarimu," ucap gadis itu sambil menunjuk ke arah pintu, aku mengikti arah yang ia tuju lalu menemukan seorang pria dengan surai pirang yang lumayan panajang serta poninya ia jepit ke atas.
Aku perlahan bangkit lalu menuju orang itu setelah berterima kasih pada gadis tadi.
Dengan pandangan malas, pria itu menyodorkan sesuatu seperti bingkisan kepadaku, lalu ia berujar, "Ini, dari kakaku," aku lalu mengambilnya.
"Terima kasih," ucapku, lalu ia berlalu begitu saja, membuatku mendengus kesal.
"Wah~ Enaknya~ hari pertama udah dikasih bingkisan sama idol~" celetuk seseorang dari arah yang berlawanan dari arah kepergian pria tadi.
"Apa sih, Akane! Kenal aja gak sama yang ngasihin tadi, apalagi sama kakaknya!" Ucapku ketus sembari duduk di bangkuku. Aku masih kesal karna perlakuan pria tadi. Ah, aku lupa bilang bahwa Akane juga ikut mendaftar di Sakuragaoka.
Akane mengerjapkan matanya beberapa kali seakan tak percaya dengan yang ku katakan, lalu ia merebut handphone yang ada di tanganku. Ia seperti tengah mencari sesuatu.
"Lip x Lip, sudah kau hapus semua?" Tanyanya padaku yang hanya aku respon dengan anggukan sambil memakan bingkisan yang ternyata berisi donat.
"Ingat Aizo Shibasaki?" Tanyanya. Aku berusaha mengingat siapa itu Aizo Shibasaki.
Aku menggebrak meja, seluruh tatapan kini tertuju padaku, karna malu aku kemudian kembali duduk.
"J-jangan bilang?!" Pekikku tertahan, ia hanya mengangguk pelan.
"Tadi yang mengantarkan bingkisan bilang bahwa bingkisin ini dari 'kakak'nya kan?" Aku mengangguk mantap.
"Nama pria itu Shibasaki Ken, laki-laki playboy yang benar-benar sudah mendarah daging. Sedangkan kakaknya kebalikannya, dia seorang idol yang anti dengan wanita, member dari Lip x lip. Orang yang kau suka sejak dulu."
Penjelasan singkat dari Akane membuatku terdiam seribu bahasa. Akane menghela nafas pelan dan menyambar donat yang ada di atas meja.
Ia lalu mengalihkan topik pembicaraan, "Nanti malam ikut ke pesta penyambutan gak?"
"Wajib kah?"
"Gak juga, tapi daripada nge wibu, kan?"
"Okelah, bantuin milih gaun ya buat nanti malam," ia hanya merespon dengan anggukan.
***
"Maaf merepotkan mu terus, Akane," ucapku sembari turun dari mobil pribadi Akane, ia hanya menanggapinya dengan gelengan.
Di sepanjang jalan menuju aula, dihiasi lampu kerlap kerlip yang begitu cantik, di lapangan utama juga telah berdiri panggung yang begitu megah.
Aku dan Akane memasuki aula yang kini terang benerang dan cantik karna hiasan yang dipasang di sana sini.
Makanan ringan seperti cake dan minuman tertata rapi di atas meja-meja bundar yang telah ditata sedemikian rupa.
Orang-orang yang hadir mengenakan gaun formal dan kemeja, terlihat anak-anak osis yang berdiri di dekat podium, menandakanacara akan segera dimulai.
Aku yang berdiri di dekat pintu aula dengan leluasa dapat melihat lapangan yang terletak tidak jauh dari situ. Terlihat beberapa anak berkumpul di dekat panggung, sepertinya itu tempat khusus idol yang akan melakukan pementasan di panggung nanti malam.
Pandanganku tertuju pada dua orang dengan surai pirang dan biru gelap yang tadi pagi ku lihat di depan gerbang, mereka benar-benar idol rupanya.
Tanpa sengaja pandanganku bertemu dengan pandangan pria bersurai pirang itu, buru-buru aku melemparkan oandanganku ke arah lain. Setelahnya acara penyambutan pun dimulai.
***
Seorang gadis dengan surai pirang yang diikat twintail perlahan menuju kearahku. Seingatku ia adalah seorang idol yang tengah naik daun belakangan ini, Sena Narumi. Ada apa gerangan seorang idol kelas atas mendatangiku?
"[Y/n]-San?" Tanyanya padaku. Aku hanya mengangguk. "Ada yang mencarimu," ucapnya sambil menunjuk ke luar ruangan aula, aku mengangkat sebelah alis.
"Eh? Siapa?" Tanyaku heran. Dia hanya tersenyum lembut lalu mendorongku pelan untuk menuju ke arah yang dia tunjuk tadi.
Aku yang penasaran kemudian melangkah ke arah yang tadi ditunjuk gadis itu.
Seorang pria dengan surai berwarna biru gelap terlihat tengah bersandar di tembok sambil memainkan jarinya. Lalu ia berbalik menghadapku saat sadar aku ada di sana.
"Perkenalkan, Yujiro Someya, berkenankah Nona menerima tawaran saya untuk berdansa bersama, Hime-Sama?" Ucapnya sambil menekuk kakinya seperti seorang pangeran.
Yujiro menyambar tanganku tanpa aba-aba, lalu menarikku ke dalam aula, "Aku akan terus melindungimu," gumamnya pelan dan sukses membuat pipiku memerah. Siapa yang tidak malu jika unit yang pernah kau suka berkata demikian padamu?! Oh God.
Entah hanya perasaanku atau memang sekilas aku melihat teman dari Yujiro meremas minuman kotaknya, seperti geram akan hal yabg dilakukan oleh pria itu.
Musik dansa diputar, Yujiro menatapku lembut, begitu pula tatapan dari murid-murid lain yang melemparkan berbagai macam tatapan padaku, salah satunya yaitu tatapan tak suka.
Mungkin mereka berfikir 'Siapa gadis itu?! Berani-beraninya ia menggenggam tangan sang Pangeran?!'.
"Astaga, kapan hal ini berakhir?!" Pekikku dalam hati, karna terlalu malu, tanpa sengaja aku tersandung dan Yujiro menangkap tubuhku.
"Aku tak akan menyerahkanmu pada siapapun," Ucapnya lembut sambil menatap mataku.
***
"Sialan! Ternyata ini yang pria cebol itu incar?! Dengan seenaknya dia menyambar tangan wanita incaranku!" Ucapku dalam hati sambil meremas minuman kotak yang tadi ku beli dari mesin minuman saat melihat Yujiro menggenggam tangan Julietku.
Alunan lembut musik dansa dimainkan, lalu aku melihat mereka berdua mulai berdansa, Julietku terlihat anggun dengan balutan gaun putihnya dan rabutnya yang dibiarkan terurai begitu saja.
"Hah... hahh," aku memandang eseorang yang berhenti di sebelahku, seorang gadis yang nampak kelelahan sehabis berlari.
"Yaampun, [y/n]-chan, dia berdansa dengan Yujiro-Kun?! Bukannya dia menyukai Aizo-San?!" Wanita itu terlihat menggerutu.
Eh tunggu... "Maaf, tadi kau bilang, Aizo?" Tanyaku pada wanita itu, wanita itu memandangku, sekilas ia seperti menatap tak percaya.
"Ya!" Jawabnya ketus. "A- what the---?!" Gadis itu memekik lalu membulatkan matanya sempurna. Aku memandang ke arah Yujiro dan Julietku.
Aku menemukan Yujiro seperti mendekap tubuh gadis itu. Teriakan histeris dari para fans Yujiro menghiasi seluruh ruangan.
Tubuhku terasa panas, jantungku berdetak cepat, aku mengepalkan tangan lalu perlahan maju menuju tempat mereka berdua.
Aku menggenggam tangan gadis itu lalu menariknya lembut namun cukup kuat untuk melepaskannya dari dekapan pria cebol di sana.
"Persetan dengan karir! Jika itu menyangkut dirimu, aku akan mencoba untuk melanggar sedikit aturan," ucapku pelan sehingga tak ada yang mendengarnya.
***
Tubuhku ditarik oleh pria dengan rambut pirang ke luar aula, setelahnya tubuhku diangkat ala tuan putri, dan sepertinya ia akan membawaku ke suatu tempat.
"A-ada apa ini?! S-siapa kau?!" Tanyaku risau.
"Aizo Shibasaki. Jika tidak keberatan, maukah kau ikut denganku?" Tanyanya, tunggu, Shibasaki?!
"Kau yang... tadi pagi?"
"Ya, benar,"
Dia menurunkanku di atas rerumputan, tepat di taman belakang sekolah. Taman ini terlihat indah dengan dekorasi yang sangat menawan dan penerangan yang cukup.
Di sini cukup sepi hanya ada beberapa orang saja, mengingat saat ini acara utama tengah diselenggarakan di aula.
Aizo-san menyuruhku menutup mata, aku mau tak mau menurutinya. Ia menuntunku perlahan menuju suatu tempat
"Buka matamu," ucapnya lembut.
Aku membuka mata perlahan, Aizo terlihat menekuk kakinya, memberi hormat layaknya seorang pangeran sambil tangan kanannya menyodorkan setangkai bunga mawar merah ke arahku.
"[Y/f/n]-San, aku akan mengajakmu menuju pemandangan yang takkan memudar dan bintang yang bersinar di langit akan menjadi milik kita," ucapnya, membuatku berfikir sesuatu yang belum pasti kebenarannya.
"T-tunggu, apa maksudmu?" Tanyaku gugup, kenapa aku gugup begini?!
Ia tersenyum lembut kemudian bangkit dan menyelipkan binga mawar tadi di antara rambut dan telingaku, tangkainya telah ia buang terlebih dulu tentunya.
Kemudian ia mendekapku lembut, dan hal itu sukses membuat wajahku menjadi merah padam.
"Aku tak akan pernah mengecewakanmu, aku akan terus menjagamu. Takkan ku lepaskan kau pada siapapun, karna aku menginginkanmu," ucapnya penuh penekanan, lalu dekapannya terasa semakin erat.
"Aku menyukaimu, [y/n]-san, maukah kau menjadi Tuan Putriku?" Ucap Aizo, aku mengangguk pelan lalu tersenyum lembut dengan wajah yang memerah.
***
Di sisi lain, para fans Aizo tengah mencari keberadaan Pangeran mereka yang baru saja membawa lari seorang putri. Astaga [y/n]-chan benar-benar telah menarik perhatian di hari pertamanya.
Aku berasakan hawa keberadaan seseorang yang perlahan mendekat. Aku menolehkan pandanganku, yang ku temukan adalah sosok pria dengan balutan jas yang menawan.
"Kau tidak mengejarnya?" Tanyaku malas pada orang itu, ya benar, dia orang yang ku suka. Yujiro Someya.
"Untuk apa?" Tanyanya.
"Lagipula aku hanya mengetes seberapa serius Aizo pada gadis itu agar dia tidak menjadi seperti adiknya yang benar-benar sudah diluar nalar. Disamping itu, gadis yang ku suka sejak dulu saat ini tengah berdiri di hadapanku."
"E-eh? Apa maksudmu?" Tanyaku gugup.
"Aku menyukaimu, Akane-Chan," ucap Yujiro lalu mengelus rambutku lembut.
_________
Akane : HUWAAAAA--CHOTTO KIZE, BAGIAN AKHIRNYA BIKIN AKANE MELAYANG AISH :')
Yosh, sore ja---
Fans Yuujiro : APA INI?! MASA YUUJIRO SUKA SAMA SI BAMBANK SIH?!
Akane : ouch, sakit, habis jatuh ;v;
J-jaa--matta ne.. ;v;
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top