Hallucination

Namanya adalah Alyca Fenzy, gadis dengan darah campuran Usa-Indo yang dimana Mamanya berasal dari Amerika dan Papanya berasal dari Indonesia. Hidup Alyca terbilang sangat tercukupi dan serba kelebihan karena merupakan anak dari pembisnis terkenal dan seorang Arsitek lumayan banyak di kenal oleh orang-orang. Alyca sendiri adalah anak yang memiliki kepribadian ceria, murah senyum dan ramah terhadap siapa saja yang ia kenal, kecuali apabila orang baru ia akan menunjukkan sifat malu-malu dan pendiamnya.

Sebenarnya keberadaan Alyca sama sekali tidak pernah di ketahui oleh publik bahkan oleh media karena ke dua orang tua Alyca tidak menginginkan putri satu-satunya itu memiliki teman yang hanya menatap ketenaran dan kekayaan orang tua dan itu di setuju dengan cepat oleh Alyca tanpa bantahan karena dia memang lebih menyukai hidup tenang ketimbang dikelilingi oleh para penjilat.

Selain itu kuat adanya Papa dan Mamanya menyembunyikan keberadaan Alyca juga karena gadis cantik dengan iris coklat gelap itu memiliki riwayat kejiwaan yang sedikit terganggu dimana saat melihat sesuatu atau tengah berhalusinasi tentang seseorang berlaku eksterim di antaranya di tabrak mobil, jatuh dari jurang dan meninggal dengan cara yang mengenaskan bahkan tidak jarang Alyca juga membayangkan dirinya sendiri. Hal itulah membuat keluarga Alyca menyembunyikan keberadaan Alyca dari publik agar tidak memperparah gangguan kejiwaan gadis cantik ini.

Namun tetap saja walaupun telah di bawa ke psikater atau psikologis kejiwaan dan di terapi setiap hari namun semua itu tidak ada yang pernah membuahkan hasil, bahkan keluarganya membawa Alyca berobat di empat negara terkenal tetap saja halusinasi dan bayangan itu masih tetap ada.

Saat ini Alyca tengah berada di dalam mobil yang di kendarai oleh supir pribadinya, bukan dirinya tidak dapat menyetir namun karena penyakitnya itulah yang membuat ke dua orang tuanya sangat melarang keras Alyca mengemudi sendiri. Iris coklat tua Itu menatap ke arah seorang pengendara sepeda motor yang terlihat sedikit tidak sabaran di belakang mobilnya, saat pengendara sepeda motor itu dengan cepatnya melajukan motornya untuk mendahului mobil yang Alyca tumpangi.

Mata Alyca terus saja mengikuti kemana motor itu melaju hingga tatapannya terhenti saat sebuah mobil truk yang melaju berlawanan arah dengan pengendara motor tadi itu, dalam bayangannya Alyca dapat melihat pengendara sepeda motor itu tertabrak oleh truk yang juga melaju dengan kecepatan tinggi. Dalam bayangan gadis dengan iris coklat gelap ini pula tubuh pengendara motor itu langsung beradu dengan truk itu hingga menyebabkannya terlempar jauh dan karena sopir truk itu melaju terlalu cepat hingga menyebabkan tubuh pengendara motor itu terlindas sampai mengeluarkan seluruh isi perutnya.

Alyca juga membayakangkan tubuh pengendara itu hancur karena lindasan truk pembawa pasir itu dengan kedua tangan yang hancur beserta tulang yang tercecer di aspal yang telah ternoda oleh liquid merah kental bersumber dari tubuh pengendara motor itu.

"Nona Alyca, kita telah sampai di sekolah"Kata supir pribadinya karena melihat nonannya yang melamun sambil menguap ke luar jendela mobil.

Mendengar perkataan supir pribadinya, Alyca segera tersadar dari segala halusinasi dan hayalannya. Dirinya tidak menyangka kalau telah melamun begitu lama hingga tidak menyadari telah sampai di sekolahnya. Dengan cepat Alyca membuka pintu mobilnya dan keluar kemudian berjalan dengan cepat ke dalam sekolahnya.

Di koridor sekolah Alyca berjalan dengan santai dan sedikit membentuk senyuman ketika murid-murid yang ia kenal menyapanya di koridor, saat akan berbelok seseorang menepuk pundaknya dari samping membuat Alyca berhenti berjalan.

"Pagi bidadari cantik"Sapa sebuah suara barington.

"Pagi juga pangeran berkuda hitam"Balas dengan ceria Alyca ketika melihat siapa yang menepuk pundaknya dan menyapanya.

"Apa ada kejadian yang menyenangkan sehingga bidadariku ini tersenyum begitu indahnya?"Tanyanya.

Kenalkan dia Andrio Arlod, pemuda yang akrab di panggil Rio oleh teman-temannya, Rio adalah pemuda pujaan sekolah serta juga sumber dari patahatinya gadis-gadis di sini. Sebab pemuda setampan dan seterkenal Rio telah memiliki pujaan hati tidak lain adalah Alyca, sebenarnya hubungan Alyca dan Rio berdasar perjodohan yang direncanakan oleh ke dua orang tua sepasang kekasih ini karena mereka telah saling kenal sejak kecil dan telah menjalin hubungan sejak awal memasuki sekolah menengah pertama.

Para siswi di sekolah ini mamupun di sekolah lain pun sangat mengenal siapa Andrio Arlod, mereka sering mengatakan kalau Rio adalah pangeran berkuda hitam karena suka mematahkan hati gadis karena dengan status Rio yang milik orang lain. Tetapi walaupun Rio menjalin hubungan pertunangan dengan Alyca tidak membuat pemuda setampan Rio menjalin kasih dengan gadis lain.

Namun semua tau kalau hati dan cinta Rio telah terkunci pada Alyca seorang, sebab sebanyak apapun gadia yang pacari oleh pemuda ini tidak membuat perasaannya berubah sama sekali dan biarpun Alyca mengetahui kalau Rio bermain di belakangnya ia sama sekali tidak perduli, bukanya Alyca tidak mencintai Rio namun karena ia mengetahui kalau siapapun gadis yang menjalin hubungan dengan Rio pemuda itu pasti akan tetap kembali padanya.

Jadi dirinya tidak pernah melarang Rio berpacaran bahkan dengan semua gadis di negara ini selama hati kekasihnya itu masih terkunci padanya dirinya sama sekali tidak mempermaslahakannya, bahkan dirinya pun ikut memilihkan dan membantu Rio mendapatkan gadis incarannya. Sungguh pasangan kekasih yang aneh gila, entah apa yang membuat keduanya terikat sebagai sepasang kekasih.

"Tentu saja, banyak yang membuatku senang pagi ini"Balas Alyca sambil menggandeng lengan kekar Rio.

"Bagaimana hari ini, apa dia mati atau hanya terluka parah?"Tanya Rio sambil mereka berjalan.

"Menurutku dia mati, sangat tidak mungkin manusia akan hidup setelah tubuhnya terlindas oleh truk besar yang mengangkut pasir ang menyebabkan seluruh isi perutnya keluar dan juga dengan ke dua tangan yang hancur, daging-daging keluar berhamburan berseta tulang di jalan. Oh! Jangan lupa liquid merah kental itu terus saja mengalir bagaimana air terjun yang membawahi aspal yang hitam"Cerita dengan sebegitu semangat.

Tentu saja hidup dan tumbuh bersama Ify membuat Rio mengetahui segala apa yang ada pada gadis cantik ini termasuk juga penyakit kejiwaan yang di alami oleh Alyca, dirinyalah yang pertamakali mendengar dan mengetahui gangguan kejiwaan kekasihnya ini kemudian membantu Alyca mengatakannya ke pada ke dua orang tuannya. Selain itu juga dirinya sangat senang apabila Alyca menceritakan apa yang di bayangan dan halusinasikan setiap harinya tanpa jijik atau takut, bahkan dirinya juga sering mendengar kalau Alyca kadang membayangkannya terjatuh dari balkon rumahnya dengan kepala yang berhamburan keluar atau seorang psikopath datang ke rumahnya dan memutilasinya dengan mengeluarkan seluruh organ tubuhnya kemudian menggantungnya di langit-langit kamarnya.

Ketika mendengar hal itu bukannya ngeri atau marah malah dirinya tertawa seolah apa yang di ceritakan Alyca adalah hal yang begitu lucu bukannya sesuatu yang membuat manusia normal lainnya akan merasa takut dan bergidik ngeri, namun mungkin dasarnya kalau Rio bukan manusia normal kebanyakan jadi dia merasa senang dengan cerita Alyca. Setelah mereka sampai di dalam kelas yang memang bukan secara kebetulan tentu saja karena campur tangan ke dua orang tua dari sepasang kekasih ini yang tidak menginginkan mereka jauh dan ke duanya hanya menerima saja, di sekolah hanya terhitung sedikit yang mengetahui kalau Alyca adalah anak orang kaya dan sisanya hanya mengira gadis cantik ini hanya seorang gadis beruntung yang mendapatkan beasiswa untuk dapat masuk ke sekolah ini.

"Pagi sayang"Sapa sebuah suara centil dari arah pintu membuat mereka menoleh ke arah pintu.

Di sana berdiri seorang gadis dengan dengan seragam yang disebut permodis agar tidak terlihat menarik di lihat, wajah cantiknya tidak kalah dengan Alyca namun angkuh dan sombong serta centil. Lihat saja tingkahnya saat menghampiri Rio yang tengah duduk sambil merangkul Alyca, caranya berjalan yang dilenggak-lenggokan membuat Alyca memiringkan kepalanya. Jika di lihat lebih teliti wajah Alya sedikit memiliki kemiripan dengan Alyca sehingga sejak pertama Rio mengajak Alya berpacaran para murid di sekolah ini menyakangka kalau Rio akan segera melupakan keberadaan Alyca terlebih Alya jauh lebih kaya dan modis di bandingkan dengan Alyca. Tetapi sampai sekarang tampak terlihat Rio masih saja menaruh perhatian dan cinta berlebihan kepada Alyca walaupun dengan adanya Alya.

"Kenapa tidak mengangkat telpon aku kemarin?"Tanyanya dengan manja setelah sampai di depan meja Rio.

"Maaf sayang, kemarin aku menemani Alyca untuk berbelanja sehingga tidak sempat mengangkat telpon kamu"Balasnya santai.

Mendengar balasnya Rio membuat gadis yang bernama Alya Bianca itu mendelik ke arah gadis yang masih santai duduk di dekat Rio, tatapannya itu mengingatkan untuk segera menjauh dari tempatnya karena Alya merasa Alyca tidak pantas duduk didekat Rio. Namun memang dasarnya Alyca tidak takut dengan tatapan tajam Alya, dirinya hanya diam tidak melakukan pergerakan berarti atau berusaha melepaskan rangkulan Rio.

Setiap kali ke dua gadis ini atau lebih tepatnya Alya bertemu dengan Alyca, gadis gadis itu pasti akan selalu membuat masalah dengan itu dengan berkata kasar atau mengancamnya agar segera menjauh dari Rio. Namun bukanya takut atau menimpali Alyca malah bertanya kepada Alya apakah dirinya akan sangat cantik apabila di lumuri dengan liquid merah kental dan seketika Alya merasa terkejut dan ngeri karena dirinya sangat mengerti betul apa yang tengah di katakan oleh Alyca dan sejak itu Alya sangat berhati-hati apabila ingin membuat masalah dengan sainganya itu.

"Rio bisa nanti sore kita ketaman bermain?"Tanyanya manis berusaha menekan kekesalan dan kemarahnnya.

"Mm.. sepertinya tidak bisa karena aku ada janji duluan dengan Alyca"Jawab Rio.

"Ish! Rio kekasih kamu siapa sih!"Pekik kesal Alya.

"Tentu saja kamu tapi Alyca adalah tunangan aku, jadi aku akan lebih memilih Alyca dari pada kamu dan juga Alyca lebih dahulu membuat janji denganku"Jelasnya dengan panjang lebar tanpa peduli kalau kata-katanya itu menusuk tepat di hati Alya.

Sedangkan Alyca yang kini merasa bosan dengan drama yang dimainkan oleh ke dua orang ini ia lebih memilih mengalihkan tatapannya menuju arah bawah tepatnya di sebuah taman depan sekolah, di sana terhadapat begitu banyak murid yang tengah duduk santai, tiduran, berpacaran dan masih banyak lagi yang dirinya lihat. Tidak ada yang spesial dari pemandangan itu dan ketika Alyca kembali menatap ke arah bawah namun bukan ketaman namun ke arah lantai dasar sekolah ini.

Ia kembali membayangkan bagaimana kalau dirinya terjatuh dirinya sini kemudian patah tulang atau kepala pecah, dirinya juga ingin merasakan apakah terjatuh dari lantai 4 itu sakit atau tidak dan ke baimana kalau sebelum terjatuh ke tanah kepalanya lebih dulu menghantam jendela dan besi pembatas koridor setiap lantai. Apakah dirinya akan langsung mati atau hanya sekedar mengalami luka parah saja.

"Al-"

"Alyca-"

"Alyca!"

Dengan segera Alyca tersadar dari lamunannya dirinya bahkan baru sadar kalau kini ada banyak pasang mata menatap ke arahnya kemudian tatapannya kembali ke arah Rio yang kini menatapnya tertarik di sertai dengan senyuman sangat berbeda dengan murid di kelas ini menatap Alyca dengan aneh. Memang tidak akan heran apabila mereka melihat Alyca yang baru saja tersenyum atau tertawa tiba-tiba saja melamun dan sangat sulit untuk di sadarakn.

Melihat tatapan tertarik dan penuh antusias dari Rio bahkan bahkan sampai melupakan keberadaan Alya yang menatap ke duannya dengan kesal dan marah, Alyca sangat mengetahui kalau Rio sangat penasaran dengan bayangan dan halusinasi Alyca. Tetapi tidak ada yang mengetahui senyum ganjil yang di sunggingkan oleh Rio terkecuali Alyca sendiri.


Oleh 227Reyanldi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top