Trap

Sang matahari mulai tenggelam menyisakan efek orange-kekuningan, sementara sang bulan mulai nampakan sosoknya walaupun terlihat sangat samar. Seorang gadis berambut merah berdiri di ambang pintu kediaman keluarga Usui sedang menunggu seseorang sambil berkacak pinggang.

Sebuah mobil putih masuk ke pekarangan kediaman keluarga Usui dan masuk kedalam garasi, tak lama sebuah motor ikut masuk dan berhenti di depan garasi. Yang membawa mobil sudah keluar dari garasi dan berdiri di samping motor yang di kendarai seorang pria. Serigaian keluar dari bibir sang gadis ketika melihat orang yang di tunggunya telah datang.

"Akhirnya kalian sampai juga, lama sekali," ucapnya.

"Maaf Dichan, tadi ada sedikit kendala," ucap pria bersurai pink.

"Yah sudah, karena kalian berdua udah disini. Sebelum masuk rumah kalian harus pilih---"Dichan mengambil baju cosplay yang terbungkus plastik yang tergeletak di dekat pintu, "Enju mau pilih baju warna apa? Biru atau merah?"

Mendengar itu kedua pria yang kini sudah berdiri di depan Dichan ber-sweadrop-ria. "Terserah Dichan saja," ucap Enju sambil nyegir.

"Apa tidak ada baju yang lebih baik daripada....itu?"ucap pria surai navy blue

"Tidak. Ini hukuman untuk kalian berdua karena sudah buat rencana mengerjai yang membuat Alicia jadi seperti itu." mendengar itu keduanya tidak bisa berkata apapun, bete liat kedua pria di depannya tidak mau memilih akhirnya Dichan memberikan baju yang berwarna merah pada Enju dan biru pada Sora.

"Kalian pakai itu, me-nger-ti?"

"Masa kami memakainya disini? Kami gak di kasi masuk ceritanya?" protes Sora

"Yah enggak lah, ayo masuk," ucap Dichan sambil berbalik masuk ke dalam rumah. Kedua pria itu pun berjalan masuk ke dalam rumah, "Dimana Alice?" tanya Enju.

"Dia masih di kamar sedang tidur, Enju ganti baju di kamar satu lagi sementara Sora ganti baju di kamar mandi, mengerti?"ucap Dichan membuat keduanya mengangguk pelan.

"Ayo, ayo cepat ganti baju kalian dan jangan lupa pakek lipstik,"ucap Dichan sambil menepuk-nepuk kedua tangannya membuat kedua pria di depannya tercengang tidak percaya.

"Aku tidak mau memakainya!" protes Sora

"Apa itu harus Dichan?" ucap Enju.

"Harus dong, kalian udah janji untuk tidak protes atas hukuman kalian berdua, udah udah cepat berganti baju, oh iya," Dichan merogoh saku celananya dan memberikan lipstik pada sora,"Dikamar mandi kan tidak ada lipstik, jadi Dichan pinjamkan lipstik Dichan jarang di pakek sih," dengan berat hati Sora mengambilnya. 

"Dah sekarang gati baju sana," ucap Dichan sambil mendorong Sora ke arah kamar mandi.

Dengan langkah berat keduanya langsung berganti baju. Dichan yang melihat ekspresi keduanya berusaha menahan tawanya, "Baiklah, rencana selanjutnya."

Tidak lama kemudian, Enju sudah selesai berganti baju dengan baju yang di kasi oleh Dichan tadi. "Sora, kau sudah selesai?" tanya Enju

"Ini memalukan!!" protes Sora dari kamar mandi.

Dichan berjalan menghampiri Enju yang sudah berganti kostum, seketika Dichan berusaha menahan tawanya. "Sora, keluar sekarang!" ucap Dichan.

Suara decingan pintu kamar mandi terdengar, sosok yang keluar dari kamar mandi membuat tawa Dichan meledak begitu saja. "Jangan menertawakanku?!" seru Sora dengan rona merah samar di wajahnya. Enju saja yang lihat penampilan Sora sekarang berusaha menahan tawanya.

"Astaga! SAKIT PERUT!!! puffttt..."Dichan berusaha menahan tawanya.

"En, kau samanya seperti perempuan jika mengenakan kostum itu."

"Sudah sudah, kalian berdua terlalu kawaii sekarang kita ke-" ucapan Dichan berhenti karena tiba-tiba lampu mati membuat mereka bertiga menyirit heran.

"Mati lampu?"

"Aku harus cari lilin dan senter, kalau Alice bangun dia pasti menjerit ketakutan," ucap Enju hendak pergi namun di tahan Dichan.

"Biar Dichan saja, dimana lilin-nya?" tanya Dichan.

"Di dapur," ucap Enju

Dichan mengangguk dan kemudian berjalan cepat menuju dapur. Baik Sora maupun Enju mengeluarkan ponselnya dan menghidupkan flashlight. Suara jeritan membuat keduanya kaget, "Dichan?!" ucap Sora

"Kita harus periksa ke dapur," ucap Enju.

Sora menyetujui perkataan Enju dan berjalan cepat ke arah dapur, "Dichan? Kau dimana?" ucap Enju.

"Dichan? Hei, ini tidak lucu, pasti kita di kerjai lagi," ucap Sora sambil melihat sekitar dan tidak sengaja mendegar suara aneh.

"Hei, En kau dengar itu?"

Seketika aktifitas Enju terhenti, "Dengar apa? Aku tidak-"ucapan Enju berhenti ketika mendengar suara aneh seperti cekikian, "baiklah, aku dengar, suara apa itu?"

"Entahlah, apa itu Dichan?"

"Hah? Kau yakin itu suara dia?" Sora tidak sengaja melihat sekelebat bayangan melesat cepat, "Apa itu?" ucap Sora

"Mana?" tanya Enju sambil menyenter daerah sekitar. Suara pisau di asah terdengar di telinga Enju. "Sora, kau sedang memegang pisau?"

"Tidak, untuk apa?" ucap Sora

Dan lagi lagi mereka mendengar suara aneh dan asah pisau membuat kedua pria itu meneguk ludah, "En, firasatku buruk soal ini,"ucap Sora

Enju yang sibuk menghidupkan lilin yang di temukannya berhenti dari aktifitasnya, "Jangan mengatakan hal seperti itu, Sora." akhirnya Enju berhasil menghidupkan lilin. Ketika dia arahkan ke daerah westafel, sosok boneka menyeramkan lompat sambil membawa pisau, segera Enju mengelak. "Enju? Ada apa?" ucap Sora

Tawa dari boneka itu terdengar mengerikan dan kemudian menyerang Sora yang berada tak jauh darinya membuat Sora terjatuh sambil menahan pisau yang hampir mengenai wajahnya. Enju yang kebingungan, ingin menyerang boneka itu pakai apa, akhirnya Enju menendang boneka itu hingga terpental bersama pisau yang di bawanya.

Keduanya berusaha mengatur nafas seolah mereka habis berlari jauh. "Tadi itu apa?" ucap Enju

"Entahlah," ucap Sora yang masih tergeletak di lantai. Enju mengulurkan tangannya dan di terima oleh Sora, "Terima kasih."

"Kau tidak apa-apa kan?" tanya Enju.

"Tidak apa-apa, lebih baik kita keluar dari dapur sebelum yang tadi itu datang menyerang kita lagi." Enju mengangguk dan segera mereka berjalan mendekati pintu namun...

"Loh? Terkunci?"

"En, kau bawa kuncinya?"

"Tidak, bagaimana ini?" ucap Enju

"Jangan tanya aku," Sora mengedor pintu dan memanggil manggil nama Dichan. "Sial, kemana tuh anak? Jangan bilang...Dichan..."

"Jangan berpikir yang bukan-bukan dulu, Sora," ucap Enju

Seketika tengkuk Sora terasa dingin membuat Sora bergidik, "En, aku merasakan ada sesuatu di belakang kita."

"Jangan mengatakan hal mengerikan seperti itu."

"Haruskah kita berbalik?" ucap Sora sambil meneguk ludah.

"Sepertinya," ucap Enju yang sudah berkeringat dingin.

"Satu."

"Dua," keduanya meneguk ludah.
"Ti-"

"Hai, kalian berdua," ucap wanita yang menyeter wajahnya dengan nada horor. Membuat Enju dan Sora menjerit  berjamaah bersamaan itu lampu pun kembali menyala.

"Kalian berdua kenapa?" ucap Dichan yang kini mematikan senter yang menerangi wajahnya.

Enju memasang wajah syok dengan mulut menganga plus memegang dadanya, sementara Sora jatuh terduduk dengan wajah yang hampir sama dengan Enju. Jangan lupa mereka pakek baju cosplayer sailor moon dan lipstik merah di bibir mereka.

"DICHAN!!!"Seru mereka berdua.
Dengan tampang sok tidak berdosa menjawab, "Iya?"

"Kau membuat kami jantungan," ucap Enju

Sora menghela nafas berat malah membaringkan tubuhnya di lantai, "Dasar Dichan bodoh."

"Enak aja aku di bilang bodoh, Sora jangan tidur terlentang begitu, kau lupa kalau kau masih mengenakan kostum sailormoon, mau aku foto?" seketika Sora bangun dari posisinya dengan cepat.

"Kalian kenapa pada berkeringatan dan ketakutan begitu?" tanya Dichan heran.

"Hm...yah itu," Enju terlihat bingung ingin cerita bagaimana mereka di serang oleh makhluk halus (?)

Sora berdiri dan mengusap tengkuk lehernya, "Tidak kenapa-kenapa, hanya saja cuaca malam ini agak panas, benrkan En?" Enju hanya nyengir sambil mengangguk.

"Ah, mana ada? Justru cuaca malam ini lumayan dingin,"

"Tadi kau habis darimana? Kami mencarimu malah tidak ada."

"Oh....itu, kupikir tadi mati lampu karena arus listriknya balik jadi, aku kebelakang."

"Lalu soal jeritan itu?"

"Tadi pas buka pintu ada tikus melintas jadi menjerit kaget," kedua pria itu hanya ber-oh-ria.

Akhirnya ketiganya berjalan keluar dari dapur dan kini sudah berdiri di depan pintu kamar Alicia, "Kalian sudah siap, nona nona sailormoon?" mendengar itu Sora menarik pipi Dichan, "Aku bukan nona, Dicun,"

"Atit, jangan di cubit!" ucap Dichan sambil menarik tangan Sora dari pipinya.

"Enju, ingatkan kita bicarakan siang tadi?" Enju terlihat agak ragu,"Ingat, tapi apa kau yakin Alice mau mamafkanku?"

"Tentu saja, lagian kalian sudah di beri hukuman yang pantas," ucap Dichan sambil mengacukan jempolnya.

"Sekarang masuk kallian berdua," ucap Dichan keduanya terlihat engan untuk masuk, "Kau saja diluan Enju,"ucap Sora sambil menyengol lengan Enju.

"Tidak, kau saja. Gimana kalau Dichan diluan saja," ucap Enju.

"Baiklah." Dichan pun berjalan masuk kedalam kemar Alicia. Terdengar suara mereka berdua sedang bercakap-cakap tak lama kemudian Dichan muncul dari balek pintu kamar menatap kedua pria yang masih sibuk menyuru diluan satu sama lain.

"Hei, Kalian berdua. Cepat, kok malah saling senggol menyengol sih," ucap Dichan

"I-iya," ucap keduanya sambil ber-sweadrop-ria

"Gimana kalau bersamaan?" usul Enju

"Baiklah, bersamaan," ucap Sora dan kemudian mereka berdua pun masuk ke dalam kamar Alicia. Alicia yang duduk di atas tempat tidur seketika tertawa kencang melihat Enju dan Sora yang kini mengenakan baju sailormoon dan juga lipstik di bibir mereka.

Ckrek

Dichan memfoto ekspresi mereka berdua sambil tertawa, "Liat, satu buang muka sambil menutupi setegah wajah dengan lengan, satu lagi buang muka dengan rona merah yang lucu," ucap Dichan kembali tertawa.

Sora yang tidak tahan lagi langsung ngacir keluar kamar menuju kamar mandi membuat Dichan menjerit, "SORA BELUM SELESAI!!! "

"BODO AMAT!!"jerit Sora

"Se-sebaikanya aku ganti baju juga,"ucap Enju langsung ngacir ganti baju.

Kedua gadis yang berada di kamar masih tertawa melihat kondisi pasangan mereka masing-masing. Keduanya ber-tosh-ria sambil tertawa.

"Astaga, Enju...hahaha..." Alicia menutup wajahnya dengan bantal sambil tertawa.

"Aku dapat foto mereka...hahahaha..."

"Aduh...sakit perut aku, bagi-bagi yah fotonya," ucap Alicia

"Yes, hahahahaha..."

!Omake!

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel pintar milik Dichan.

From: Randy

Aku dan Koi sudah mengambil rekamannya, kau bisa mengambil videonya besok di Lab ku, Dichan .

Dichan menyungikan serigaian di wajahnya, "Siapa itu? Kelihatannya seneng kali dapat pesan itu?" ucap Sora membuat Dichan segera mematikan ponselnya. "Bukan apa-apa, tidur sana di kamarmu."

Maapkan Dichan yang tiba-tiba buat cerita dari hasil rp entah jaman kapan :v. Summon Alicia no jutSu hanhamiya

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top