Aku bertemu denganmu di malam itu

Kupikir kau hanyalah pangeran khayalanku

Di ayunan itu aku mendongak ke langit tanpa hiasan

dengan pakaian sederhana yang tidak bisa menutupi rasa dingin yang menusuk diri

kau bertanya padaku, "Sedang apa kau disini?"

Tubuh dingin membeku ini sampai membuatku tak bisa berbicara atau aku sedang terhipnotis oleh indahnya kedua iris matamu

Kau bingung melihatku antara menganggapku hantu ataukah bukan, tidak ini hanyalah persepsiku yang bodoh.

"Sedang apa kau disini?" kau kembali bertanya hal itu padaku.

"Apa kau percaya jika semua orang itu hanya bersandiwara saja? Apa yang ada di depanmu belum tentu sama dengan yang ada di belakangnya."

Kau kembali menatapku heran, " Apa maksudmu?"

"Jika aku...hilang apa kau bahagia?"

Aku tersenyum sendu padamu. Kau terdiam tak menjawab. Pangeran khayalanku itu tidak pernah ada...untukku. bahkan dalam dunia fanaku.

Menari manis pena tinta ini menguraikan kata-kata yang tak pernah aku ungkapka kepada siapapun. Kata-kata yang membuatku mengingatmu pangeran khayalanku...

Aku hanya bisa memandangi dirimu yang tertawa bahagia bersama dengan yang lain.

Kuberikan kebahagianku, jiwaku, ragaku, demi kebahagianmu.

Teriakan namaku keluar dari mulutmu.

Kenapa kau berteriak?

Dapatkah kau memanggilku dengan lembut dan tersenyum padaku?

Kau seperti orang gila yang memeluk erat diriku, menangisi yang telah terjadi.

Apakah kau ingat perkataanku waktu itu? "Jika aku....menghilang apa kau bahagia?"

Lagi-lagi dan kali ini aku bisa mendengar jawabanmu tapi sudah terlambat.

"Jangan pergi."

"Maafkan aku."