Bijak K-W : Gak Cuma Kamu yang Menderita
Pada waktu teman kamu sedang curhat tentang masalahnya, kamu pastinya memberikan reaksi tertentu untuknya. Namun hanya sedikit dari kita yang tahu bahwa beberapa respon yang kita berikan, tidak memberikan solusi, namun malah semakin membebani hatinya. Kali ini saya akan membahas respon-respon umum apa yang kedengarannya bijak, tapi sebenarnya malah makin membebani teman kamu itu. Juga, kenapa respon-respon itu tidak baik untuk diberikan.
"Gak cuma kamu yang menderita""Aku lebih menderita""Itu demi kebaikan kamu"
Mari fokus ke point 1 dulu. GAK CUMA KAMU YANG MENDERITA.
Jadi begini ceritanya, si A cerita ke B bahwa dia punya masalah keluarga. Karena si A ceritanya gak jelas dan gak pintar menyusun kata-kata, maka si B mengatakan "Tau gak? Gak cuma kamu yang menderita di dunia ini!"
Di lain waktu, si C cerita ke B bahwa dia punya masalah keluarga. Karena si C pinter cerita dan menyusun kata-kata, maka si B ikut menangis dan berkata "yang tabah ya, badai pasti berlalu."
Jadi, mungkin kadang orang-orang seperti B ini adalah jenis orang yang mudah dipengaruhi. Mereka lebih suka melihat masalah dari seberapa bisa si pencurhat mengambil hatinya. Jadi kesimpulannya, bukan masalah penderitaan A lebih gede daripada si C. Tapi soal sikap A dan C yang berbeda mengenai masalah yang mereka ceritakan pada B.
Mungkin masalah A dan C sama, tapi kenapa B lebih simpati kepada C? Bisa jadi karena sikap A dalam menghadapi masalahnya adalah mengeluh. Keluhan terhadap permasalahan itu lebih terasa dari kata-kata yang disampaikan A. Sedangkan C yang sosial skill nya lebih baik dari A, paham betul bahwa untuk mendapatkan simpati dari orang lain, kita tidak boleh terdengar mengeluh, tapi kita harus terdengar seakan kita tabah.
Dengan kata lain, ucapan B terhadap A itu mencerminkan bahwa si B lebih fokus kepada apakah si pencerita bisa mengambil simpatinya atau tidak, daripada bagaimana cara memberi dukungan mental kepada teman yang sedang butuh bantuan moral. Dengan demikian, tidak ada yang bijak dengan mengatakan "gak cuma kamu yang menderita di dunia ini!". Kata-kata itu justru malah menggambarkan betapa egoisnya si B, dan kurangnya skill empati terhadap orang lain.
Bukankah keluhan si A itu menggambarkan bahwa dia pada dasarnya tidak tahu bagaimana cara bersikap terhadap orang lain, sedangkan C mampu untuk mengambil sikap yang tepat? Menurutku, inilah bantuan pertama yang dibutuhkan oleh A : cara bersikap.
Ada seorang, sebut saja D, dimana dia berada dalam posisi B dan memahami apa yang dibutuhkan A. Beliau cukup bijak dengan mengatakan pada A bahwa setiap orang mengalami penderitaan, termasuk dirinya sendiri. Kemudian dia juga menceritakan bagaimana dia menemukan jalan keluar dari penderitaannya tersebut.
Padahal B tidak salah. Gak cuma A saja yang menderita. Memang ada banyak orang menyebalkan yang kerjanya hanya mengeluh saja. Tapi hendaknya kita melihat sikap mereka yang tidak mampu berhenti mengeluh ini sebagai masalah yang harus disentuh, daripada mengkritik tanpa solusi.
Lah, terus kenapa kalau gak cuma A yang menderita? Ya memang begitu, lalu apakah dengan mengatakan hal itu, anda bisa membantu A untuk berhenti mengeluh? Tidak, kan?
Lihatlah dulu dasar masalahnya, bukan mengkritik apakah mereka mampu menyenangkan kamu atau tidak dengan curhatan mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top