Seniman?
Kamu suka bermain dengan warna. Mencipta karya dengan berbagai makna di belakangnya. Bahkan, terkadang aku tak mengerti apa arti warna yang tertoreh pada kertas putih itu, tapi kamu selalu bilang 'tak perlu mengerti untuk bisa menikmati', dan aku selalu menuruti ucapanmu itu. Katamu, bercengkerama dengan warna adalah ketenangan, dan melihatmu merasakan ketenangan adalah hal yang lebih membuatku tenang. Kamu juga bilang, bagi kamu lukisan bukan hanya tentang warna dan keindahan, tetapi juga mengenai sudut pandang dan pola pikir. Apapun yang coba kamu ungkapkan pada alas putih itu, jelas atau abstrak, penuh warna atau gelap, aku selalu menikmati keindahannya. Apalagi saat aku jadi modelmu, rasanya seperti seluruh beruntung hanya berpihak padaku saat itu.
Sedangkan aku? aku berbeda denganmu. Jika caramu bercerita dengan warna, aku lebih senang bercerita hanya dengan tulisan. Tapi tak kalah seru dari caramu, caraku juga tak kalah menarik. Sudut pandang ku kuungkapkan dalam berbait-bait kalimat, dalam untaian paragraf yang saling melengkapi satu sama lain. Tak peduli jika ada yang tak setuju, aku akan tetap bercerita dengan suka cita. Dengan tulisan, aku bisa merasa bangkit. Dan dengan tulisan, aku bisa bercerita tanpa takut 'mereka' mempertanyakan nyata.
Saat kamu kewalahan mencari warnamu, aku malah menemukanmu sebagai warna bagi tulisanku. Kita saling memahami, aku suka warnamu meski lukisanku tak sebagus punyamu. Dan kamu menjadikan tulisanku sebagai inspirasi bagi setiap karyamu. Percayalah, kita adalah seniman terbaik dalam kisah ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top