PENGAKUAN
Hari ini, aku berucap sesuatu yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. 'Pengakuan' akan rasaku akan ku mulai, dan rasa didalam pengakuan itu akan ku kubur dalam-dalam.
Kamu mendengarkan, mengangguk seolah menyimpan banyak kesalahan. Banyak berucap kata maaf sampai tangisku menyesak. Kata orang, melepaskan perasaan pada sang pemiliknya adalah hal yang tepat, dan aku menurutinya. Entah alasan apa yang kupunya, saat itu keberanian merangkul ku erat-erat, kata demi kata yang tak terencana meluncur tiba-tiba. Seperti biasa, kamu dengan tatapanmu, aku dengan kegelisahanku.
Saat itu aku tak ingin mendengar jawabanmu, mungkin karena ku sudah tahu pasti apa jawabanmu. Setelah terucap kata perpisahan, aku bersama tangisku berlari menjauhimu. Setelah itu, kita menjadi sesuatu yang tak perlu.
Mereka bilang, kamu egois karena mencintai dua wanita sekaligus, tapi menurutku tidak. Kamu adalah pria bijak yang punya pilihan, meski bukan aku pilihanmu, dan meski pilihanmu menyakiti ku, itu tetap bukan keegoisan.
Janjiku akan kututup buku ini rapat-rapat, kembali bersua dalam kesunyian seperti dulu. Aku yakin kamu tau sulitnya menatap kedepan ketika di belakangmu masih terdapat hal hebat. Aku juga yakin kamu tau rasa sakit mengingat hal yang tak perlu di ingat. Tapi aku yakin kamu tak tau betapa sulitnya menahan mataku agar tak menatapmu, sulitnya menahan rasa ingin tau akan sesuatu tentangmu, juga sulitnya menatap seseorang pilihanmu.
Rasa ini menjadi rahasia, tentang seseorang manusia biasa yang tak sempurna. Dan dari banyaknya insan di dunia, haruskah kamu dan dia yang bersama?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top