05 ~ Taman, minuman, dan cerita.

Tidak pernah kusangka jika pertemuan pertamaku dengan Clara di panti asuhan waktu itu akan menjadi titik awal dari serentetan pertemuan berikutnya. Ada banyak hal yang terjadi di antara kami berdua yang menurutku menyenangkan. Selain mengobrol tentang rencana pengembangan panti, mengunjungi tempat itu bersama-sama sekaligus bermain serta terkadang membawa pergi anak-anak di sana jalan-jalan keluar.

Di waktu-waktu biasa terkadang aku dan Clara juga bertukar kabar melalui pesan dan berbicara lewat telepon. Jika pada awalnya antara kami hanyalah membahas tentang panti dan sekadar basa-basi, perbincanganku dengan Clara semakin lama semakin akrab. Terkadang ia memberiku kabar tentang hari-harinya yang dipenuhi dengan pekerjaan serta bercurhat perihal lelahnya ia menjalani hari. Tak ayal aku juga menceritakan hal yang sama lalu kemudian berujung dengan saling melempar lelucon hingga berakhir dengan tawa.

Aku lagi-lagi tidak menyangka, dua bulan waktu berlalu benar-benar tidak terasa bagiku. Dalam dua bulan terakhir ini tidak ada yang kusesali sepanjang hariku berjalan. Apalagi hari ini aku dibuat semakin berdebar karena untuk pertama kalinya Clara yang mengajak untuk ketemuan duluan.

Di sebuah taman pada bangku panjang yang bersebelahan dengan air mancur besar, Clara sudah menungguku di sana.

"Udah lama nunggu, ya?" tanyaku begitu sudah tiba di samping Clara.

Gadis dengan senyuman secerah matahari terbit itu menggeleng pelan. "Enggak, kok. Aku juga baru nyampek, Ray."

Aku pun duduk di sebelah Clara lalu menyodorkan sekaleng minuman segar mengingat cuaca sedikit panas karena sudah menjelang siang. Clara menerima minuman itu dan membuka penutupnya, sedikit demi sedikit ia menenggak kaleng berisi jus stroberi itu sambil menatap kosong pada air mancur di taman yang menjadi latar suara di antara kami berdua.

Kepalaku menoleh ke samping, lebih tepatnya memandangi Clara yang entah kenapa tidak seceria biasanya. Meskipun tadi ia menyambutku dengan senyuman yang hangat seperti biasa, tetapi kali ini senyuman itu terasa seperti terpaksa. Terlebih ketika aku semakin dalam memperhatikan raut wajahnya yang tampak bersedih. Beberapa kali ia juga menghela napas berat seakan-akan sedang menyimpan sesuatu hal yang besar.

"Ada apa, Ra? Wajahmu keliatan kayak banyak beban gitu." Aku membuka obrolan di antara kami berdua.

Clara untuk ke sekian kalinya kembali membuang napas kasar. Ia lantas menjawab, "Aku galau, Ray."

"Galau kenapa? Urusan pekerjaan lagi?" tanyaku karena biasanya itu yang sering diceritakan Clara terhadapku.

"Bukan." Jawabannya singkat, aku memperhatikan jemari Clara yang menggenggam kaleng jus sambil sesekali menepuk-nepuk pelan kaleng tersebut. Ia terlihat gelisah dan saat aku melihat lagi ke wajahnya, ada kerutan di keningnya seakan-akan memberikan kesan bahwa ia sedang ragu untuk berbicara.

"Cerita aja, Ra. Siapa tahu aku bisa bantu. Atau kalau gak bisa juga, minimal kamu lega abis berbagi bebanmu ke orang lain." Aku berucap tetapi meski berlalu sekian detik pun, Clara tetap membisu hingga aku kembali menambhakan, "Itupun kalau kamu gak keberatan cerita sama aku."

"Aku boleh enggak kalau cerita masalah pribadi, Ray?" tanya Clara setelah cukup lama hening di antara kita berdua.

Aku terkekeh kecil sebelum kemudian memberi tanggapan dengan berucap, "Tentu saja boleh, Ra. Kamu kayak ke siapa aja pakai ragu dan nanya segala."

Clara balas tertawa. Wajah tegangnya sudah lebih santai sekarang. Senyuman Clara juga sudah tak terlihat seperti terpaksa lagi. "Makasih, Ray. Benar kata kamu, kayak ke siapa aja pakai ragu-ragu. Padahal kamu kan udah jadi teman baikku, Ray."

Sekarang justru aku yang terdiam. Benar. Posisiku saat ini di mata Clara hanyalah sebatas teman. Itu tidak salah, hanya saja aku yang terlalu kebaperan sampai merasa tertohok sebab ucapan tersebut. Aku menghela napas dan menggeleng pelan, menyingkirkan perasaan aneh yang hinggap tiba-tiba. Tidak apa, kami berteman dulu sekarang.

.
.
.

Bab 05 dipublikasikan pada :
Rabu, 21 Februari 2024, 22:36 WIB.

A/N : Yap, kemarin aku bolong update untuk yang kedua kalinya karena lagi sakit. 😢 Aku benar-benar gak bangun dari tempat tidur sama sekali, kepalaku muter-muter + pening jadi gak ngidupin HP. Udah disuruh op name tapi aku bandel gak suka di rumah sakit. Maaf, malah curhat. 🙏🏻

Sampai jumpa di bab berikutnya ~
🌹 Resti Queen.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top