Day-77

Lelaki malang itu mati. Tentu saja pelakunya adalah Lucky, dan aku menjadi saksi hidup saat Lucky mengiris perutnya. Aku sedikit kasihan, dalam kondisi sudah pucat pasi, dia masih harus melihat proses kematian dirinya.

Lucky mengiris dengan sangat menghayati. Aku bahkan tidak dapat melupakan kejadian saat Lucky mengeluarkan usus-usus hingga tumpah ruah di lantai bersama darah yang mengalir deras. Jantungnya diiris begitu saja agar bisa keluar dari tempatnya bersemayam. Yah, mengerikan.

Aku bisa mendengar suara pilu lelaki itu yang memohon untuk segera diakhiri hidupnya. Tahu apa yang Lucky lakukan? Memotong lidah lelaki itu. Gila! Dan dia menyuruhku melakukan hal yang sama besok. Katanya, akan ada korban yang sudah disiapkan untukku.

Baiklah, kami sudah berbaikan. Aku tidak mau dia marah lagi padaku. Aku tidak sanggup untuk berkelahi dengannya, lebih baik kuturuti saja maunya itu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top