[Fullname]'s Diary

Telah ditemukan diari seorang gadis bernama (Fullname) di dalamnya. Di sampulnya terdapat gambar animasi seorang perempuan yang tersenyum dalam kesedihan. Perempuan yang mencoba menahan sakit, sesakit apa pun itu.

.
Diary in a Week
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Pair: Akashi Seijuurou x Readers
Author: Anonim-san13 / Megane13
Summary: Diari seorang (Name) dan Akashi selama satu minggu. Sakit, penyesalan, kesalahpahaman. (Fullname) x Akashi Seijuurou.

Published at FFn.
.

Monday - Sunny

Hah, aku ingin nostalgia.

Tiga bulan lalu, aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku pada Akashi-kun. Sungguh, aku tak percaya mendengar keputusannya.

"Baik. Kau menyukaiku dan aku menyukaimu. Mulai sekarang kita menjadi pasangan. Perintahku mutlak." Begitu ucapnya dengan nada absolut.

Saat itu, aku tak mengatakan apa pun saking senangnya. Ia tetap menatapku tajam, dan aku berpikir sejak kapan ia menyukaiku. Ah, masa bodohlah. Yang penting, targetku tercapai: Akashi-kun milikku dan aku milik Akashi-kun.

Tapi, sekarang ...

Akashi-kun terlihat berbeda. Ketika kuberi handuk dan sebotol air mineral di gym, ia hanya mnerimanya dan tak mengucapkan terima kasih-menatapku pun tidak! Apa aku berbuat salah? Apa aku tak menarik dan ia bosan denganku?

Seingatku, aku tak pernah berbuat salah. Kesalahanku hanyalah salah memasukkan garam ke botol minumnya. Awalnya, aku hanya berniat mengerjai teman setimnya, tapi malah dia yang kena. Terkejut, aku memasukkan banyak gula supaya meredam rasa asin. Bodohnya aku, Akashi-kun pasti tahu perbuatanku karena ia memiliki Emperor Eye—ditambah wajah dinginnya yang kemungkinan berpikir "WTF" karena asin-manis bergabung menjadi satu.

Tapi, itu dulu. Lagipula, untuk apa marah karena sebotol minum—apalagi marahnya telat?

Ah, sudahlah. Besok ujian—meski beberapa hari ini, termasuk hari ini juga ujian. Ujian diadakan hingga hari Rabu nanti. Aku harus rajin belajar.

Ganbatte, (Name)! Usahalah agar tak mendapat remidi!

.

Tuesday - Cloudy

... Kami-sama, Akashi-kun tambah aneh. Kali ini, aku diabaikannya. Biasanya, kalau aku mengajaknya makan bento, ia akan menerima atau menolaknya. Sedangkan tadi? Ia ... ia mengabaikanku begitu saja! Biasanya—bahkan ketika ia bermain shogi, ia tak mengabaikanku. Ck, apa salahku?

Ujian kali ini agak rumit. Aku tak jarang salah menulis karena memikirkan Akashi-kun. Apa penyebabnya? Apa karena setelah ujian, langsung ada perpisahan (yang diadakan Minggu)? Bukannya—yah, seperti liburan. Duh, tapi seorang Akashi, kan, tak pernah menghiraukan hal sepele seperti itu.

Di perpisahan, aku akan menyanyikan lagu favoritku, Namidairo—yang dinyanyikan oleh Yui. Lagunya sangat bagus, dan aku akan mengiringinya dengan gitar. Semoga Akashi-kun akan memerhatikanku ketika aku tampil.

Ah, bagaimana aku ini? Jelas-jelas dia akan memerhatikanku! Aku ini pacarnya, pacarnya. Pacar mutlak pendamping Emperor Eye—penjinak sang Emperor. Arr, Akashi-kun, kau membuatku pusing! Baiklah, maafkan aku jika diari kali ini lebih pendek dari biasanya. Aku sedang frustasi!

Yosh, besok ujian terakhir. Aku yakin, Akashi-kun juara 1 lagi—oke lupakan. Aku terlalu memikirkannya. Aku harus fokus untuk besok. Yey!

.

Wednesday – Sunny

Ujian terakhir. Aku bahagia bercampur sedih. Atau, sakit. Bahagia karena ujian telah berakhir, dan sedih karena melihat Akashi-kun tetap dingin padaku—seakan-akan tak mengenalku, dan sakit karena ...

... aku melihat Akashi-kun bersama gadis lain. Ulangi, GADIS LAIN.

Diari, apa salahku? Kulihat Akashi-kun sangat bahagia bersama gadis tersebut, tertawa bersama (tertawa, bahkan aku tak pernah membuatnya tertawa!), dan saling lempar senyum. Keduanya terlihat sangat akrab. Aku melihatnya sepulang sekolah, mereka ada di gerbang. Aku hanya menatap kosong keduanya sebelum sesaat Akashi-kun menyadari keberadaanku, tapi ia tetap berbicara pada gadis tersebut.

Aku tak tahu apa yang ia bicarakan. Aku dengar, tentang masa depan mereka. Perutku mual mendengarnya, kepalaku pening. Apa maksud mereka? Apa mereka akan membangun masa depan bersama-sama?

Ah, aku bahkan menulis ini di malam hari, sambil menangis. Kupikir, lagu Namidairo benar-benar mengisahkan diriku.

Namidairo koe ga kikoenai yoru wa
Komarasete shimau hodo wagamama ni naritai

(Sepanjang malam suara tangisku tak terdengar
Akan aku abaikan itu apabila menganggu)

... sudahlah.

Aku hanya dapat berdoa dan mencari jawaban atas keanehan Akashi-kun.

.

Thursday – Sunny

Hari ini aneh sekali. Langsung ada nilai ujian, cepat sekali. Aku juga terkejut melihat rankingku yang melonjak dari 52 menjadi 14.

Dan tentunya, nomor urut pertama diraih oleh juara bertahan, Akashi Seijuurou.

Ingin aku menghampirinya dan memberi selamat, sudah ada gadis kemarin (lengkap dengan seragam sekolah! Mungkin ia siswa di sini) di samping Akashi-kun. Ia merangkul manja Akashi-kun, bahkan Akashi-kun tak menghiraukannya atau sekadar menatap tajam gadis tersebut.

Yang ada, dia malah menatapku tajam yang mungkin berarti "apa lihat-lihat?"

Apa salahku, Akashi-kun? AKU BELUM DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN SIMPEL TERSEBUT!

Ditambah, kau menarik tanganku ke depan sekolah, Akashi-kun. Sungguh, bisa dibilang aku senang. Namun, ia mengatakan hal yang membuatku amat sakit.

"Kita putus."

Dua kata yang dapat merubah segalanya, "kita putus".

"... ini perintah."

Ada jeda di antara kata-kata tersebut. Senyum tulusku memudar, digantikan senyum palsuku untuk menahan rasa sakit. Aku hanya membalas. "Baik, Akashi-kun. Tapi, jangan terlalu dingin padaku, ya." Aku berlari meninggalkannya saat itu, dan segera menuju atap sekolah.

Kenapa Akashi-kun menjadi seperti ini? Siapa gadis itu? Jawab aku, Kami-sama ...

.

Friday – Cloudy

Ahahahaha. Hibur aku, Diari. Aku masih belum mengikhlaskan hubunganku dan Akashi-kun yang berakhir secara tidak wajar.

... tapi, itu tidak penting! Yang penting, aku harus berlatih untuk hari Minggu nanti! Yah, supaya tak lupa, aku akan menulis lirik lagunya ... di sini. Anggap saja "Namidairo" adalah lagu pelampiasan rasa sakitku.

YUI - NAMIDAIRO

Kirawarete iro you na ki ga shite ta kaerimichi
Miageta heya no akari ima donna kimochi de iro no darou

Dalam perjalanan pulang aku merasa bahwa aku sedang tak disukai
Sambil menatap ruang cerah aku ingin tahu perasaan seperti apa yang aku rasakan sekarang

Kenka ni nareba sugu ayamaru
Yowakute anata wa zurui hito

Ketika kita bertengkar aku segera minta maaf
Aku lemah, dan kau orang licik

Namidairo koe ga kikoenai yoru wa
Komarasete shimau hodo wagamama ni naritai

Selama malam ketika suara tangisanku tak terdengar
Aku ingin abaikan jika itu mengganggu

Daijoubu sou itte mita kedo
Sonna hazu nai deshou...

Aku mencoba untuk berkata bahwa aku baik-baik saja tapi
Itu tak mungkin, kan?

Mizutamari ni utsuru kanashii kao minarete iru
Muri iwanai tsumori wakatteru kara kurushiku naru no

Aku terbiasa melihat wajah sedihku tercermin dalam genangan air
Karena aku tahu niatku bukan untuk berkata bahwa aku terluka

Yasashiku sareru to nakete kuru
Yappari anata wa zurui hito

Setiap kali aku diperlakukan dengan baik olehmu aku merasa seperti ingin menangis, kau benar- benar orang yang licik

Namidairo koe ga kikoenai yoru wa
Komarasete shimau hodo wagamama ni naritai

Sepanjang malam saat suara tangisku tak terdengar
Akan aku abaikan jika itu mengganggu

Daijoubu sou itte mita kedo
Sonna hazu nai desho...

Aku mencoba untuk berkata bahwa aku baik-baik saja tapi
Itu tak mungkin, kan?

Anata no mae ja usotsuki o
Kizuite hoshii to omotteru no
Sonna ni tsuyoi wake janai kara ne atashi

Di depanmu aku seperti seorang pembohong
Terus berpikir "aku berharap kau menyadarinya"
Karena bagaimanapun juga aku tak begitu kuat

Namida kobosanai kimete ita noni
Komarasete shimau yo ne wagamama ni narenai

Meski sudah kuputuskan untuk tak membiarkan air mataku jatuh
Aku menyusahkanmu kan? Aku hanya tak ingin diabaikan

Daijoubu nante mata kiku kedo
Sonna hazu nai desho...

Sekali lagi aku bertanya apakah aku baik-baik saja
Tapi itu tak mungkin, kan?

(FuRaha)

Oke, aku tambah menyesal telah menulis lirik lagu ini. Tunggu ... Kenka ni nareba sugu ayamaru? Ketika kita bertengkar aku meminta maaf?

... oke, aku akan mencoba meminta maaf besok—meski aku tak tahu apa salahku :'3

.

Saturday – Sunny

Seperti kataku kemarin, aku meminta maaf kepada Akashi-kun. Namun, ia tak merespons. Aku menahan tangis, kemudian berkata. "Besok, lihatlah aku saat tampil. Aku akan mempersembahkan lagu untukmu."

Dia malah meninggalkanku dengan kurang ajarnya. Aku tak dapat menahan tangis, dan menangis di tempat. Memalukan sekali, untung tak ada orang yang melintas. Entah ditaruh di mana wajahku nanti. Terlintas pertanyaan di benakku.

Apa Akashi-kun mengakhiri hubungan karena gadis itu?

Kebetulan yang menyedihkan, di saat itu pula aku menjumpai gadis tersebut. Ia tampak kasar, tak seperti ketika ia berbicara pada Akashi-kun. Aku menyapanya. Dan, ia membalasnya dengan menyakitkan, "(Fullname), ya—si cewek yang mati-matian ngejar Seijuurou-sama?"

Aku kebingungan ingin menjawab apa. Mati-matian mengejar 'Seijuurou-sama', katanya. Kemudian, ia mengatakan hal yang membuatku ingin terjun ke jurang terdalam.

"Cewek kayak gini mau jadi pacarnya Seijuurou-sama. Pantas Seijuurou-sama tak memerhatikanmu, cewek murahan."

Aku diam saja. Memang sudah aku jadi pacarnya Akashi-kun, tahu!

"Aku tunangannya. Jangan dekati dia!"

Setelah ingin terjun ke jurang, aku berharap kepalaku tertabrak batu-batu di dinding tebing agar berdarah. Tunangan, katanya? Gadis seperti dia?

Setelah ia pergi, tangisanku lebih deras. Akashi-kun, kenapa kau tak bilang kalau kau akan menikah? Kenapa? Apa itu alasanmu meninggalkanku?

.

Sunday – Rain

Hujan, namun hal tersebut takkan membatalkan acara pelepasan siswa. Aku menunggu giliranku maju saat itu, kemudian maju ke atas panggung dengan gitar cokelat.

"Lagu ini saya persembahkan untuk ... Akashi Seijuurou-kun."

Sayang sekali, kulihat ke sekeliling, tampak Akashi-kun duduk di tempat paling belakang dengan tatapan datarnya. Aku mulai memetik gitar, sampai-sampai menyanyikan lirik terfavoritku, "Daijoubu nante mata kiku kedo. Sonna hazu nai desho ..."

Aku membungkuk, para penonton bertepuk tangan. Aku dapat melihat protes mereka karena aku mempersembahkannya pada Akashi-kun, entah kenapa. Kulihat ke kursi paling belakang. Sudah tak ada lagi Akashi-kun di sana.

Aku menarik kesimpulan, Akashi-kun menganggapku tak lebih dari lalat. Ia melihatku di awal, namun pergi begitu saja ketika aku tampil? Memalukan. Padahal, ini llagu yang kupersembahkan untuknya. KHUSUS UNTUKNYA.

Aku mengikuti acara tersebut hingga selesai dengan tak semangat. Aku sudah kehilangan harapan. Mau besok acara kelulusan atau apa, aku tak peduli. Besok, aku takkan meminta kancing baju Akashi-kun urutan kedua—kancing pernyataan cinta.

Aku yakin, ia akan memberikannya pada gadis sialan kemarin.

Hahaha. Biarkan aku tertawa dalam kesedihan. Lagipula, lambat laun aku akan berpisah dengannya. Aku sudah diterima di universitas idaman, yang letaknya jauh dari universitas Akashi-kun.

Sampai jumpa, Akashi-kun. Semoga aku bisa melupakanmu, meski aku tak bisa atau pun meski kau sudah melupakanku. Bahagialah dengan tunanganmu, ya.

Selamat jalan! :'

.

Di dekat diari tersebut, terdapat ponsel dengan model lama. Memang, di dalam rumah kosong ini masih saja ada barang berharga yang ditinggalkan. Walpaper dari ponsel tersebut ialah seorang gadis yang tersenyum bersama pemuda berambut merah dengan manik heterokrom. Keduanya tersenyum, itu adalah foto mereka beberapa tahun silam.

Aku menyayangimu, Akashi-kun.

.

Next Chapter: Akashi Seijuurou's Diary.
.

----
Untuk yang belum tahu, sequel telah dipublish. Judulnya Hopeless; bisa dicek di profil Anis.
----

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top