Dunia Dengan Segala Kekejamannya

Kayla Nadifa Almaira, adalah seorang siswi menengah atas yang sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikannya. Gadis yang akrab disapa Kayla itu merupakan sosok yang pendiam dan sangat tertutup.

***

Cuaca pagi ini terlihat sangat cerah, seorang gadis bernama Kayla melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah dengan kepala menunduk. Rambut yang terurai basah itu menutupi seluruh wajahnya sehingga semua orang tidak melihat bawah matanya yang semakin menghitam. Tiba-tiba ....

BRUK!

Kayla yang selalu berjalan menunduk sering kali tidak memperhatikan di sekitarnya ada orang atau tidak. Gadis itu tidak sengaja menabrak punggung seseorang dari belakang.

"Kalau jalan itu jangan nunduk."

Suara berat itu menusuk indera pendengaran Kayla membuat gadis itu semakin takut untuk mengangkat wajahnya. Kayla hanya bisa melihat sepasang sepatu menghadap ke arahnya.

"Denger nggak gue ngomong?!" suara berat itu semakin meninggi. Emosinya sudah diuji oleh Kayla padahal hari baru saja dimulai.

Kayla hanya mengangguk, ia tidak berani mengangkat kepalanya apa lagi menyahut ucapan lelaki itu dengan suara.

"Susah ya ngomong sama orang bisu." Kemudian lelaki itu pun berlalu bersama dengan rasa kesal.

Kayla menghela napasnya kasar, akhirnya ia bisa terbebas dari lelaki yang tidak sengaja ia tabrak tadi. Kemudian ia pun berjalan menuju tangga yang akan membawanya sampai ke kelas nanti. Semua orang yang berpapasan dengan Kayla menatap gadis itu aneh, sebab Kayla nyaris selalu menutupi wajahnya menggunakan rambut ketika berjalan di luar.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Kayla membereskan barang-barangnya ke dalam tas dan bergegas berdiri untuk keluar dari ruang kelas. Namun, langkahnya dihadang oleh seorang gadis teman satu kelas Kayla yang selalu berdandan modis dengan ciri khas selalu memakai bandana di kepalanya.

"Eh, mau kemana lo?" katanya dengan tatapan yang sangat sombong. Kayla yang selalu menjadi sasaran empuknya selalu diam dan tidak berani berbicara kepada siapa pun meskipun selalu pulang dalam keadaan tidak wajar.

"Sini lo ikut gue!"

Pergelangan tangan Kayla ditarik paksa oleh gadis itu dan kemudian dibawanya Kayla ke gedung belakang sekolah yang sangat kumuh. Tubuh Kayla dilempar begitu saja membuat tubuh gadis tidak berdaya itu membentur dinding. Kayla hanya menunduk dengan air mata yang terus mengalir deras. Kayla tidak bisa berbuat apa-apa, ia lemah tidak berdaya.

"Gue rasa lo belum cukup kapok juga ya. Cupu-cupu gini nyali lo gede juga." Rambut yang sejak tadi menutupi wajah Kayla sudah tersingkap.

Gadis bernama Karina Nadia Selina itu mencengkram rahang Kayla membuat wajah Kayla mendongak ke atas masih dengan linangan air mata yang terus membasahi pipinya. Penderitaan Kayla menjadi makanan paling menyenangkan untuk Karina. Padahal sejak dulu Kayla tidak pernah mengundang masalah, gadis lemah itu hanya diam saja ketika berada di sekolah, tapi entah mengapa Karina sangat suka menyiksanya.

"Gadis miskin kaya lo seharusnya nggak ada di sini. Lingkungan kita para orang kaya nggak pantes buat lo. Eh, gue nggak habis pikir ya kenapa pihak sekolah bisa terima tikus got yang menjijikan kaya lo gini?"

Umpatan, cacian, hinaan yang Karina berikan sudah menjadi makanan Kayla di setiap harinya. Namun, anehnya Kayla tidak melaporkan kepada pihak sekolah tentang pembullyan ini. Kayla sadar ia tidak punya banyak tenaga untuk membongkar perilaku buruk Karina terhadapnya.

"Guys." Karina bertepuk tangan sebanyak tiga kali dan muncul lah dua temannya membawa sesuatu di dalam kantong kresek berwarna hitam.

"Nggak ada hadiah yang pantes buat tikus got kaya lo kecuali ini." Satu butir telur busuk Karina lemparkan dan pecah di tepat di kepala Kayla. Aroma busuk itu seketika menyebar, namun tidak membuat Kayla melawan. Gadis itu hanya bisa diam membisu di tempatnya sambil menangis dan merasakan setiap butir telur busuk itu satu persatu pecah mengotori tubuh dan seragamnya.

***

Kayla melangkah gontai menyusuri lorong gang sempit tempat di mana dia tinggal bersama dengan ke dua orang tuanya. Setiap orang yang melintas di depan Kayla seketika langsung menutup hidung mereka karena menghirup aroma telur busuk dari tubuh Kayla. Kayla tidak mempedulikan orang-orang itu karena memang hidupnya hanya untuk dijauhi oleh orang sekitar.

"DASAR PEREMPUAN TIDAK BERGUNA. KAMU ITU HANYA MENYUSAHKANKU SAJA. TAHU BEGITU DULU AKU MENDENGARKAN APA KATA ORANG TUAKU DAN SEKARANG AKU MENYESAL MENIKAH DENGANMU!"

Kayla menutup ke dua telinganya rapat-rapat ketika mendengar suara pertengkaran dari dalam rumahnya kembali ia dengar. Padahal baru pagi tadi dia mendengar suara keributan itu, sialnya saat pulang sekolah pun ia harus mendengar suara mengerikan itu lagi.

"AKU SUDAH TIDAK LAGI PEDULI DENGANMU. AKU JUGA SUDAH TIDAK LAGI PEDULI DENGAN ANAK YANG KURANG WARAS ITU. KALIAN BERDUA SAMA SAJA, BISANYA HANYA MENYUSAHKAN HIDUPKU SAJA!"

Kayla hanya bisa mematung di tempatnya dalam keadaan air mata terus membasahi pipinya, pakaian serta rambut yang lepek akibat telur busuk yang dilemparkan Karina padanya tadi gadis itu semakin terlihat menyedihkan. Sungguh, Kayla ingin sekali berlari masuk ke dalam rumah, kemudian memeluk tubuh rapuh ibunya, namun Kayla tidak bisa, ia takut jika nanti akan mendapat tamparan atau pukulan dari ayahnya. Jadi, Kayla memutuskan untuk bersembunyi sambil menunggu sang ayah keluar dari rumah. Tidak berselang lama sang ayah keluar dengan raut wajah yang sangat marah, barulah Kayla berani masuk ke dalam rumah untuk menemui ibunya.

"Ibu." Suara lembut dan lirih Kayla membuat sosok perempuan yang sedang bersimpuh di atas dinginnya lantai mendongak.

"Ya ampun, Nak, kenapa baju kamu basah dan bau telur busuk?" wanita itu langsung meminta putrinya untuk mendekat. Di saat keadannya babak belur akibat ulah suaminya, ia masih memikirkan kondisi putrinya.

"Kayla nggak pa-pa kok Bu. Ibu dipukul sama Ayah lagi ya?"

Sudut bibir yang terdapat noda darah itu membentuk sebuah lengkungan senyum. Ia tidak ingin melihat putri semata wayangnya melihat kesedihan di wajahnya.

"Ibu nggak pa-pa Nak, sudah biasa terjadi."

"Ibu, sebenarnya Ayah itu kenapa? Kenapa Ayah sangat senang sekali membuat kita berdua menderita?"

"Ayahmu itu sangat menyayangi kita Nak, jangan punya pikiran kalau Ayah itu jahat sama kita ya. Kalau tidak ada Ayah, kita tidak bisa makan."

"Makan? Setiap hari ada nasi aja udah bersyukur Bu, tapi sayangnya kita selalu kehabisan. Apa itu yang dinamakan Ayah sayang sama kita?"

"Sudah, kamu bersih-bersih aja sana. Bajunya direndam, biar nanti Ibu yang cuci."

Kayla diam cukup lama, ia memperhatikan wajah sang ibu yang masih terdapat luka memar membiru yang belum memudar.

"Kenapa Ibu nggak pisah aja sih sama Ayah?"

Sang ibu hanya bisa diam. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top