Perampok
Aku tersadar di tempat yang tidak aku kenali. Ini seperti sebuah gua yang dipenuhi stalaktit dan stalagmit. Cahaya temaram berasal dari banyaknya lilin-lilin hitam yang tersebar di seluruh ruangan. Ada lingkaran aneh di tengah-tengah, terbuat dari taburan sesuatu berwarna putih.
Aku teringat kejadian sebelum ini. Aku baru pulang kerja, berhenti karena mendengar suara teriakan perempuan, lalu aku diserang wanita gila ketika akan pergi meninggalkan tempat itu dengan motorku, dan ....
Aku seharusnya mati karena luka tusukan di perut. Aku tidak sadarkan diri ketika dia menusukku beberapa kali. Dan sekarang aku berada di tempat gila ini, dengan tubuh terikat tali-temali, dan ... aku bertelanjang dada!
Telingaku mendengar suara gumaman aneh. Aku melirik ke berbagai arah untuk mencari tahu dari mana sumber suaranya berasal. Tidak lama kemudian, datanglah sekumpulan wanita berkerudung. Beberapa di antaranya membawa sebuah lemari kayu yang dipenuhi ukiran kuno. Dua di antaranya melempar sesuatu ke sebuah kawah, api menyembur, cahaya menerpa dinding bergambar. Itu potret makhluk mirip seperti manusia dengan kepala domba bertanduk besar. Makhluk itu membawa sabit seperti gambaran malaikat maut.
Mereka mendekat ke arahku dan meraba-raba tubuhku sambil bergumam, "Berkatilah jasad yang akan menjadi wadah-Nya. Berkatilah jasad yang akan menjadi wadah-Nya. Berkatilah jasad yang akan menjadi wadah-Nya." Aku meronta-ronta dan menggeliat seperti cacing kepanasan. Apa yang akan mereka lakukan padaku? Apa maksud dari kata-katanya? Apa aku akan menjadi tumbal?
Lemari kayu itu diletakkan di tengah-tengah lingkaran. Satu perempuan yang membawa pisau datang mendekatiku, dia mengukir sebuah simbol bintang dengan tujuh sudut di dada kiriku. Aku menjerit tertahan karena mulutku tersumpal, merasakan perih dan sakit dari sayatan pisaunya. Dia pun membuat tanda yang sama di dahiku. Darah mengucur ke seluruh wajah. Lalu aku diangkat dan dimasukkan ke dalam lemari. Aku masih meronta-ronta berusaha dapat melepas tali ikatan. Lemari menutup bersama jeritanku.
"Sabit yang agung, kami memujamu. Terimalah persembahan kami. Jadikanlah kami istri-istrimu yang akan mengandung bayi-bayi suci pembawa perdamaian," kata satu orang, kemudian diikuti oleh yang lainnya.
Tiba-tiba aku menggigil seperti berada di kutub utara. Aku merasa semua luka di tubuhku sembuh dengan sendirinya. Gelap, kemudian aku tersadar di sebuah tempat yang tidak aku kenal. Kebut menghalangi pandanganku. Sesuatu bergerak mendekat. Makhluk itu memiliki tinggi tidak kurang dari empat meter. Tampilannya mirip seperti yang aku lihat pada dinding gua.
Aku berbalik untuk melarikan diri. Namun dia ada di semua tempat. "Wadah yang sempurna," katanya. Dia berubah menjadi asap pekat yang menyelimutiku. Aku merasa seperti dikerumuni semut yang masuk ke setiap lubang di tubuhku. Aku meronta-ronta berusaha membuatnya pergi, tapi semut-semut itu menyengat seperti lebah di ribuan tempat. Aku menjerit-jerit kesakitan dan menggila di lantai. Berharap semua semut dan rasa sakit itu pergi.
Ketika aku kembali tersadar di dalam gua, aku masih bisa melihat, tapi aku tidak bisa mengendalikan tubuhku. Semuanya bergerak di luar kendali. Saat aku berkata-kata, tidak ada suara yang keluar dari mulutku. Malah terdengar suara asing yang tidak aku kenali, mengatakan hal-hal di luar pikiranku. Aku berada di tubuhku tapi bukan aku yang mengendalikannya. Tubuhku bergerak melakukan hal-hal bejat di dalam gua. Ini lebih buruk dari perampokan. Mereka merampok jasadku.
_________________
Ditulis oleh Gabrielmalaikatagung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top