Gerbang Neraka

Bayang-bayang lemari yang berada di sudut ruangan kerap membuatku teringat akan sebuah tempat, yalni Gerbang Neraka.

Setahun lalu, di malam ketika bulan sabit menggantung di langit tak berbintang, kami menjalankan pemujaan terhadap Lucifer. Sepulang dari pemujaan, aku masuk ke kamar untuk istirahat. Akan tetapi, aku dikejutkan dengan kehadiran Nenek yang hidup kembali-dia merangkak keluar dari lemari yang tiba-tiba dipenuhi dengan api. Dia terlihat jauh lebih tua dan lebih buruk rupa daripada biasanya. Terlebih, terlihat nyala api yang membakar dirinya, serta aroma busuk yang menguar dari sekujur tubuhnya.

"Jangan! Jangan ikuti jalan yang sama denganku! Lucifer membawamu pada aliran sesat, neraka bukanlah taman bermain yang menyenangkan. Jangan! Jangan percaya padanya!" kata Nenek.

Gigi Nenek terlihat seperti gigi binatang buas-runcing, tajam, mengerikan. Matanya melotot, hingga seolah-olah bola matanya hendak melompat keluar dari rongga mata. Kuku-kukunya menghitam, lebih mirip seperti cakar beruang. Dia mendekatiku sambil merangkak, persis seperti binatang.

Sejengkal lagi, dia berhasil menyentuh kakiku. Namun, sebuah tangan raksasa yang hitam legam-seolah habis dipanggang sampai gosong-tiba-tiba keluar dari dalam lemari dan segera menarik tubuh ringkih Nenek kembali ke dalam lemari.

Lengking jerit keluar dari mulut Nenek, terdengar begitu mengerikan sekaligus memilukan. Nenek terkesan begitu tersiksa ketika dipaksa untuk kembali ke neraka. Aku bisa merasakan kengerian dahsyat ketika api seketika padam bersamaan dengan pintu lemari yang tertutup rapat.

________________

Ditulis oleh Daiyasashi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top