Tujuh belas
Yang minat kekep novel silakan langsung wa ke nomor 082143608908 atau ke marketer resmi Karos Publisher
Order Penerbit Karos Publisher: 0818-0444-4465
Os Books Partner:
- Asih cinta buku bookshop (+62 877-0087-2164)
- Rani sale novel (+62 821-3540-7000)
- Angelvin (+62 813-9852-0888)
- Lavanya (+62 899-0651-597)
- Rumah Buku Bundarasya (0815 7262 8557)
- Byulla OS (+62 813-4789-8748)
- Chocovan (+62 858-8314-0525)
Reseller Area Karos Publisher:
JAWA BARAT
1. Luluk Vadilah (jawa barat)
Wa : wa.me/6282213859743
Fb : https://www.facebook.com/lulu.vadilah
Shopee : http://shopee.co.id/luluk_book_store
2. Nani ( Bandung dan sekitarnya)
Wa: wa.me/6289531777330
Fb : https://www.facebook.com/namari.ari
3. Phepy Ginanjar (Karawang dan sekitarnya)
WA : wa.me/628987289652
Fb : https://www.facebook.com/phepy.ginandjar
JABODETABEK
4. Nur Bahiyah
Wa: wa.me/6281322982910
Fb: https://www.facebook.com/ubay.bahiyah
Shopee : http://shopee.co.id/nurbahiyah681
5. Firstin
Wa : wa.me/6287785429788
Fb : https://www.facebook.com/firstin.ednalisa
6. Senja Purwaning Tyas
Wa : wa.me/6281285657904
Fb : https://www.facebook.com/senja.tyas
Shopee : http://shopee.co.id/kyoona
JAWA TIMUR
SURABAYA
7. Deenee
Wa : wa.me/6281909079028 http://bit.ly/Dee-Store
Fb : https://www.facebook.com/dee.setiadi.1
Shopee : https://shopee.co.id/dee_soehartoko
8. Bunga
Wa : bit.ly/fnfbookshop1
wa.me/62895335511316
Fb: https://www.facebook.com/bunga.favian
Shopee : http://shopee.co.id/bungafnf
9. Annie
Wa: wa.me/6281332341026
Fb: www.facebook.com/anni.shofie
Shoppe : http://shopee.co.id/mpbookstore dan http://shopee.co.id/annishof2311
LUMAJANG, JEMBER, BANYUWANGI
10. Elok
Wa : http://wa.me/6285233572006
Fb : https://www.facebook.com/miminya.filo
Shopee : http://shopee.co.id/eloxmamanyafilo
NGANJUK, KEDIRI dan sekitarnya
11. Mega
wa.me/6285236502164
https://www.facebook.com/annhyzhac
12. Salima Saif
Wa: http://wa.me/6282141092759
Fb : https://www.facebook.com/salima.saif
SEMARANG, SALATIGA, AMBARAWA, BAWEN, DEMAK, KUDUS, JEPARA, GROBOGAN DAN SEKITARYA
13. Adisty Restu Poetri
WA: wa.me/6289630515531
Fb : https://www.facebook.com/poepoet.imoet
Shopee : http://shopee.co.id/poebeestore
14. Galuh
Wa : wa.me/6285641404011
Fb : https://www.facebook.com/gecedepe
Shopee :
15. Arien Maylina
Wa : wa.me/6287834556186
SMS : 0838-3888-3713
FB : https://www.facebook.com/riendillz
PURWOKERTO, PURBALINGGA, BANJARNEGARA, PEMALANG, CILACAP, TEGAL, BREBES (INDONESIA BAGIAN NGAPAK)
16. Uchie
wa.me/6289685824273
fb. https://www.facebook.com/uchie.vanmollen
Shopee : http://shopee.co.id/uchie0407
SOLO, SRAGEN, DIY, DAN SEKITARNYA
17. Zulfa eN Haa
wa.me/6283844633723
Fb : https://www.facebook.com/niken.syahida
18.Faith Adhila
wa.me/6285728502169
FB : https://www.facebook.com/faith.adhila
KALIMANTAN
KALIMANTAN
19. Dewi Pitalokasari
Wa : wa.me/6281336028013
Fb : https://www.facebook.com/pitalokasari
SULAWESI, MALUKU, PAPUA
20. Fato'
Wa : wa.me/6285241234682
Fb : https://www.facebook.com/fato.mustari
Shopee : http://shopee.co.id/mamahaidar
SUMATERA BARAT & RIAU
21. Melati
Wa : 085270090755 (wa.me/6285270090755)
Fb : https://www.facebook.com/melati.rebecca
LAMPUNG ,Palembang dan sekitarnya
22. Rhara Lampung
Wa : wa.me/628976042201
Fb : https://www.facebook.com/profile.php?id=100011311530844
Shope : raraandrira7284
KUPANG DAN SEKITARNY
23. Yuliana
Wa : wa.me/6281339510348
Fb : https://www.facebook.com/yuliana.daengrela
24. Nama : Lia Ramadhani
Daerah : Jambi
Wa : wa.me/6282279423465
FB : Lia Ramadhani
25. Nur Aziza
Daerah : medan sekitarnya
Wa: 081362612980
Line : hikarinoiza94
Telegram : 081362612980
Ig : nur_azizahrp
Shopee : vanillavia
FB : Nur Aziza Harahap
***
"Tiara?"
"I ... ya? Eum, dasi marun ya? Aku meletakkan semua dasi di lemari di tempat biasa, Mas."
"Oh oke. Kenapa belum tidur?"
"Aku masih ngobrol sama Ibu."
Sejenak hening. Mendadak Radit merasa mereka berdua tengah membicarakan soal perceraiannya.
"Sudah malam, sebaiknya kamu juga Ibu beristirahat."
"Iya, Mas."
Setelah mengucap salam, mereka menyudahi obrolan. Baik Tiara maupun Radit sama-sama terdiam di tempat berbeda.
Tiara heran dengan perhatian suaminya, sedangkan Radit justru bingung dengan apa yang ia lakukan barusan.
"Kenapa, Tiara? Apa kata Radit?"
"Dia meminta supaya Ibu beristirahat. Sudah malam," terangnya seraya tersenyum.
"Dia juga memintamu beristirahat juga?"
Tiara mengangguk. Ada sungging senyum di bibir Bu Rahmi. Dia sangat tahu apa yang dirasakan putranya saat ini.
"Baiklah, sekarang tidurlah. Besok kamu harus ketemu Rama, kan?"
Keduanya bangkit lalu melangkah ke kamar masing-masing.
Sementara di tempat lain, Radit masih bergeming menatap foto pernikahannya. Matanya tak bosan membidik Tiara yang tersenyum. Pria itu menarik napas panjang kemudian bangkit keluar kamar. Seperti seorang pencuri Radit masuk ke kamar sebelah. Kamar pribadi Tiara.
Deretan foto cantik istrinya menyambut Radit. Perlahan ia masuk lalu menutup kembali pintu. Satu persatu ia amati setiap foto yang menempel ataupun yang terletak di meja.
Radit melangkah ke ranjang lalu mengambil sebuah bingkai kecil yang ada di nakas. Terlihat sang istri sedang tersenyum dengan buket bunga di tangannya. Melihat itu bibir Radit ikut melebar tanpa ia sadari.
Lelah mengamati seluruh kamar sang istri, pria itu merebahkan diri. Matanya menerawang seperti tengah mencoba mengumpulkan potongan kebersamaan yang tidak banyak bersama Tiara. Tak lama kemudian Radit sudah terlelap dengan memeluk foto sang istri di dadanya.
🍁🍁🍁
Mengenakan baju terusan berwarna putih dengan aksen hitam di pinggang dan membiarkan rambut cokelat miliknya tergerai, Tiara terlihat sangat cantik. Seperti yang telah dijadwalkan, hari ini ia akan bertemu dengan Rama di sebuah kafe.
Siang itu mereka lebih dulu sampai. Rayhan memilih mengambil duduk di sudut ruangan. Adik lelaki Radit itu lalu memesan minuman untuk mereka bertiga serta makanan kecil untuk mengusir rasa bosan saat menunggu.
Tiara mencoba mengumpulkan rasa percaya diri. Ia jarang sekali berhubungan atau berinteraksi dengan orang baru yang belum pernah dikenal sebelumnya. Rayhan terus berusaha meyakinkan bahwa dirinya bisa mengatasi hal itu dengan baik.
"Aku hanya tidak ingin orang kecewa setelah tahu kekuranganku, Ray!" tuturnya pelan.
"Mbak Tiara, itulah gunanya kita berinteraksi, Mbak. Aku yakin Mbak bisa!"
Tiara tersenyum tipis, ia bersyukur dan cukup terbantu dengan support yang diberikan adik iparnya itu.
Tak lama dari arah pintu masuk, terlihat pria berkaus hitam, bercelana denim memakai kacamata hitam tengah menatap seluruh ruangan. Rayhan bangkit kalau melambaikan tangan kepada pria itu.
Sambil melepas kacamata, ia tersenyum mendekat. Pria berbadan tegap dengan rambut sedikit gondrong itu terlihat santai, sama sekali tidak terlihat jika dia adalah pemilik cottage dan restoran di kotanya.
"Mas Rama, kenalkan ini Mbak Tiara. Nah, Mbak Tiara, ini Mas Rama yang kita tunggu-tunggu itu," ujar Rayhan.
Keduanya saling berjabat tangan dan menyebutkan nama masing-masing.
"Sori, pasti kalian kelamaan nunggu ya?" Rama tampak bersalah.
"Nggak, Mas. Kita juga baru datang kok," jawab Rayhan. Ia kemudian mempersilakan Rama untuk meminum minuman yang telah dipesannya.
"Oh iya, apa kabar Radit? Lama aku nggak ketemu," ungkap Rama menatap Rayhan.
"Mas Radit baik, Mas. Ini ...."
"Istri Raditya?" Rama memotong ucapan Rayhan dengan menatap Tiara.
Perempuan di depannya itu tersenyum tipis.
"Senang bisa bertemu! Aku memang dengar terakhir Radit menikah, sayang waktu itu aku nggak bisa datang."
"Jadi aku panggil apa ini? Tiara saja atau Mbak Tiara?" tanya Rama membidik mata cokelat perempuan di depannya.
"Terserah," jawab Tiara singkat.
Dengan senyum Rama berkata, "Oke, Tiara. Apa yang bisa aku bantu?"
Sejenak Tiara menatap Rayhan yang duduk di sampingnya. Pria itu tersenyum mempersilakan ia berbicara.
"Maaf sebelumnya jika tidak nyaman dengan keadaan saya," tuturnya mengulas senyum.
Rama menaikkan alisnya lalu dan bertanya, "Kenapa harus merasa tidak nyaman? Lanjutkan!"
Tiara tersenyum, kemudian mulai mengatakan rencananya seperti yang dibicarakan bersama Bu Rahmi dan Rayhan. Rama tampak mendengarkan dengan saksama, ia menatap lekat Tiara. Terlihat bias kagum di matanya saat Tiara menuangkan gagasannya. Hal itu disadari penuh oleh Rayhan. Bukannya kesal, adik Radit itu justru seperti membiarkan kakak iparnya dikagumi.
"Mungkin Mas Radit nggak sadar bahwa Mbak Tiara bukan perempuan yang bisa diabaikan," batinnya
🍁🍁🍁
Radit bersandar di punggung kursi. Matanya mengikuti gerak-gerik Indria yang sibuk menyiapkan makan siang mereka. Sebelum waktu makan siang tadi, Indria menelepon dan meminta Radit untuk datang ke rumahnya. Perempuan itu mengatakan sangat kesepian dan ingin memasak masakan kesukaan pria itu.
Sup kacang merah lengkap dengan iga sapi nan lembut telah siap. Tentu dengan hidangan pelengkap lainnya, tak lupa jus jeruk kesukaan Radit. Sigap Indria menyediakan semuanya untuk pria itu.
"Selamat makan, Mas," tuturnya semringah.
"Thanks, Indria. Kamu seharusnya tidak mesti serepot ini," balas Radit memulai makan.
"Aku nggak merasa repot kok, justru aku sangat merindukan saat-saat seperti ini. Sudah lama sekali kita tidak bertemu dalam satu meja seperti ini, Mas. Semenjak Salma sakit hingga dia pergi ... aku sangat merindukan masa-masa itu," ungkapnya dengan mata mengembun.
Melihat mendung di mata Indria, cepat Radit memberi isyarat agar ia tidak bersedih.
"Kamu makan juga! Nggak usah bersedih lagi. Salma sudah tenang di sana, dia tidak merasa sakit lagi dan dia juga pasti ingin kamu bahagia bukan bersedih seperti ini," bujuknya.
Senyum tipis terukir di bibirnya. Indria melahap makanannya meski terlihat tidak berselera. Pikirannya melayang, teringat ucapan Radit saat Salma meminta agar menjadi ayahnya. Saat itu Radit langsung menyanggupi dengan tatapan hangat. Bayangan hidup bersama dengan pria matang dan bertanggung jawab menari-nari di kepalanya kala itu.
Rasa kagum yang mendalam semakin kuat mengakar meski hubungan mereka ditentang oleh keluarga Radit. Pria itu tetap membersamai mereka bahkan saat statusnya sebagai suami Tiara.
Harapan itu masih membumbung tinggi dan meluas di hatinya. Cerita Radit soal Tiara yang tidak pernah menuntut apa pun darinya membuat Indria berharap bisa masuk ke dalamnya. Ia berpikir bisa mengimbangi Radit karena keadaan Tiara yang tidak memungkinkan untuk bertemu banyak klien.
Selain kagum pada sosok Radit yang bertanggung jawab, ia juga salut pada kehati-hatiannya menjaga diri. Selama dekat dengan pria itu, tak sekalipun mereka bersinggungan fisik yang berlebih. Radit benar-benar menunjukkan sikap hormat padanya, meski terkadang sekali waktu Indria mencoba menggoda.
"Sudah selesai, aku harus balik ke kantor!" Radit bangkit dari duduk. "Terima kasih untuk makan siangnya," ujarnya lagi.
Indria tersadar dari lamunan saat mendengar suaranya.
"Mas aku ingin bicara sesuatu," ujarnya ikut bangkit. "Apa Mas ada waktu?"
Sejenak Radit menatap Indria, lalu menghela napas panjang.
"Bicara apa? Bicaralah!" balasnya masih dalam posisi berdiri.
"Eum ... bagaimana kalau kita bicara sambil makan malam?" tawarnya seraya tersenyum manis.
"Apa itu pembicaraan yang penting?" Radit merapikan dasinya.
"Penting buatku ... juga buat Mas. Buat kita."
*****
Atau yang mau bundling dengan Destiny bisa juga loh
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top