7. KEHIDUPAN SEMPURNA

Rangga menatap kekasih yang sekarang resmi menjadi istrinya. Dia sangat bahagia karena akhirnya setelah tiga tahun mereka bersama, kini Sarah Anggraini resmi menjadi istrinya.

Wanita yang sangat sempurna dimata Rangga Aditya. Bagaimana tidak sempurna jika kekurangan Sarah adalah hal yang disukai Rangga.

"Ga, melamun mulu itu Sarah udah nunggu buat dicium," kata Fara kakak perempuan Sarah.

Rangga pun benar-benar akan mencium bibir Sarah, tapi tubuh wanita itu menjauh dan matanya melebar.
Semua orang tertawa melihat Rangga yang terlihat menggebu.

"Sabar dong Ga, nanti malam aja pas lagi dikamar." Celetuk teman Rangga__Tomi. Rangga pun menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal membuat semua orang tertawa.

Akhirnya dia mencium kening Sarah yang bersemu merah saat semua itu mereka lewati.

Pernikahan sederhana sesuai keinginan mereka berdua.
Pelaminan yang minimalis dengan dihiasi bunga mawar putih serta daun-daun yang menjuntai.

Mereka menikah di halaman rumah Sarah, letak meja tamu semua diatur layaknya pesta kebun. Sarah tidak suka keramaian, sehingga dia memilih mengundang beberapa orang terdekat mereka saja. Seperti keluarga, sahabat, dan teman yang tidak banyak.

Rangga akan bekerja di sebuah Rumah Sakit ternama di Jakarta, dan Sarah adalah seorang penulis novel yang masih sangat baru berkecimpung didunia itu setelah sebelumnya dia bekerja di sebuah perusahaan swasta.

***

Pernikahan mereka yang sempurna membuat semua teman dan kerabat selalu menjadikan mereka contoh bagi yang ingin menikah.
Rangga dan Sarah selalu terlihat serasi, perjalanan cinta mereka tidaklah mudah seperti yang terlihat.

Acara yang berlangsung hanya sampai sore hari itu membuat keduanya langsung mengganti pakaian. Didalam kamar Rangga langsung memeluk Sarah yang sudah resmi menjadi istrinya, semua drama mencari gaun pengantin, menentukan katering, sampai hadiah untuk tamu undangan terbayar sempurna dengan resminya hubungan mereka menjadi sepasang suami dan istri.

Sarah masih menggunakan kebaya putih, meski sanggul rambutnya sudah dibuka. Rangga melepaskan pelukannya. Menatap betapa Sarah sangat cantik hari ini. Tangan Rangga ingin membuka kancing kebaya yang berada didepan tersebut, tapi ditahan Sarah sambil wanita itu menggigit bibirnya sendiri.

"Kenapa? Bukankah kita sudah suami istri saat ini?"

"Rangga aku malu," cicitnya bersemu merah dan menunduk. Kebiasaan Sarah jika sedang malu. Rangga meraih dagu istrinya tersebut, hingga kini Sarah sudah kembali melihat wajah Rangga. Perlahan wajah mereka saling mendekat. Sarah memejamkan mata ketika pagutan manis Rangga lakukan. Dulu mereka berciuman seperti ini saat Sarah yang melakukannya lebih dulu di Bandara.

Ciuman Rangga yang tadinya pelan dan lembut, jadi semakin dalam. Tangannya juga menyusuri lekuk tubuh istrinya dari luar, sementara tangan Sarah bersilang di pundak Rangga.

Rangga menggendong tubuh Sarah ke tempat tidur yang sudah ditaburi kelopak mawar itu. Menatap wajah Sarah dari jarak yang sangat dekat, Rangga mengecup kelopak mata Sarah. Tatapan itu membuat desiran aneh yang Sarah rasakan untuk pertama kalinya. Rangga kembali memagut bibir Sarah, tangannya membuka satu persatu kancing kebaya yang Sarah gunakan.

Mengangkat sedikit tubuh Sarah untuk melepaskannya. Rangga menelan berat ludahnya ketika dia melihat pertama kalinya tubuh Sarah yang tanpa busana, meski masih ada bra hitam berenda dan celana sebatas paha yang Sarah gunakan saat ini. Ketika Rangga ingin melanjutkan pintu terbuka, otomatis mereka menarik selimut.

"Astaga Rangga ini masih sore, dan jika ingin berbuat seperti ini pintu dipastikan kalian kunci." Fara tertawa sambil mengatakannya di depan pintu.

"Kak Fara sengaja pasti kan?" teriak Sarah dari dalam kamar. Dia malu, tapi juga kesal.

"Aku ingin memberitahu kalau pesawat kalian akan terbang tiga jam lagi. Ayo cepat, atau kalian ketinggalan pesawat."

Rangga dan Sarah memang akan pergi ke Venesia untuk berbulan madu malam setelah resepsi pernikahan mereka dilaksanakan. Ketika mendengar Fara sudah tidak lagi berada di depan pintu, Rangga ingin kembali melanjutkan kegiatan mereka, tapi Sarah malah mendorong tubuh Rangga sambil tersenyum. "Wow...kau ingin langsung di atas sayang," ujar Rangga dengan senyuman nakal. Sarah masih diam, dia memang memasang wajah sensual sebaik mungkin. Mencium bibir Rangga lebih dulu dan kini posisi sudah berbalik, Rangga sudah berada dibawah.

Tiba-tiba Sarah berhenti, tatapannya masih tertuju pada wajah suami yang ia miliki ini. Sarah ternyata berani menggoda Rangga, dia membuka ikatan bra yang ia miliki hingga separuh bagian dua benda yang menggoda itu nyaris terlihat. Rangga sudah sangat menantikan melihat keseluruhannya, tapi Sarah berhenti.

"Kau akan menikmati semuanya saat di Venesia sayang." Sarah tertawa sementara Rangga terdiam bagai orang bodoh.

"Sayang ayo cepat nanti kita ketinggalan pesawat," teriak Sarah dari dalam kamar mandi. Rangga menghembuskan napas kasar. Sarah harus dia balas nanti, janjinya di dalam hati.

***

Sarah adalah wanita yang menyukai hal-hal romantis dan klasik. Sebab itulah dia selalu memimpikan akan berbulan madu dengan pasangannya ke Venesia. Sekarang impiannya di wujudkan oleh Rangga. Dia mengecup pipi Rangga saat tiba di Bandara, mereka tidak banyak membawa koper. Hanya koper berukuran sedang berisi pakaian Rangga dan Sarah saja.

Rangga memang meminta Sarah tidak membawa banyak baju, karena dia akan membelikan semua yang mereka perlu di tempat-tempat yang akan mereka kunjungi. Kamera Sarah sudah memotret berbagai pemandangan indah ketika mereka tiba.

Kini untuk menuju ke hotel yang sudah Rangga pesan, mereka menaiki gondola. Sebuah alat transportasi yang terkenal di Venesia. Bukan main indahnya, sambil saling berangkulan mereka berdua menikmati setiap keindahan didepan mata. Rangga sesekali mencium pipi atau kening Sarah.

"Apa kalian pasangan pengantin baru?" tanya pengemudi gondola itu dengan bahasa Inggris, tapi aksen Venesia sangat kentara darinya.

"Ya begitulah, apa sangat terlihat?" tanya Rangga balik.

"Ya kalian terlihat saling memuja, dan menggebu-gebu." Rangga tertawa sementara Sarah hanya tersenyum malu. "Kalian datang ke tempat yang tepat anak muda, banyak pasangan yang datang kesini untuk berbulan madu dan pernikahan mereka bertahan selamanya."

"Benarkah?" tanya Sarah antusias.

"Ya, benar. Aku sendiri mengalaminya, dan aku sangat senang jika bertemu wisatawan yang baru menikah untuk berbulan madu disini." Rangga mengecup bibir Sarah sekilas.

"Rangga," kata Sarah karena mereka dilihat oleh orang lain.

"Disini sudah biasa, tidak seperti di negara kita." Sarah hanya diam sambil merona.

Mereka akhirnya tiba didepan pintu masuk hotel. Benar-benar langsung terhubung dengan air, Sarah dibantu Rangga untuk melangkahkan kakinya dari gondola yang mereka naiki.

"Terima kasih," ucap Rangga setelah memberikan bayaran.

"Sama-sama, selamat menikmati bulan madu kalian."
Sambil berangkulan mereka masuk kedalam, saat Rangga masih melakukan reservasi Sarah banyak memotret sekelilingnya.

"Sayang ayo," ajak Rangga membawa Sarah pergi ke lantai dimana kamar mereka berada. Begitu membuka pintu kamar, Sarah tersenyum sangat lebar.

"Astaga kamar ini sangat indah Rangga," katanya berlari kecil menuju jendela yang memperlihatkan pemandangan kota yang digenangi oleh air itu.

Rangga memilih kamar yang ada ruang tamu dan dapurnya. Sengaja karena mereka akan 4 hari disana, setelahnya lalu ke London. Kota modern yang juga salah satu kota impian Sarah.

Masuk kedalam kamar Sarah mengulum senyum karena kamar itu ternyata sudah Rangga pesan untuk dihias. Ada sepasang angsa yang berdekatan membentuk hati. Kelopak mawar, dilantai maupun tempat tidur bahkan ke dalam kamar mandi. Air dalam bath tub juga sudah di isi dengan air busa melimpah dan kelopak mawar.

Puas mengelilingi seluruh sudut kamar mereka, Sarah melihat pemandangan dari jendela kamar mereka yang dekat dengan tempat tidur. Dari jendela itu terlihat bangunan Basilika Santo Markus.
Sebuah bangunan bersejarah yang terletak di St. Mark's Square, dan dikenal sebagai salah satu tempat wisata di Venesia yang wajib untuk di kunjungi.

Bangunan itu sangat indah, struktur bangunan yang mengkombinasikan gaya arsitektur Bizantium dan Gothic dengan cara yang unik ini juga merupakan objek wisata.

Rangga memeluk istrinya itu, mencium leher Sarah lembut. "Kau suka?" tanyanya sambil berbisik. Sarah tahu apa yang suaminya ini inginkan. Pria normal mana yang tidak ingin berhubungan dengan wanita yang sudah mereka nikahi? Rangga juga pasti sudah menahan hal ini dari kemarin.

Sarah menggeliat ketika tangan Rangga menyusup ke balik kemeja biru muda yang dia gunakan saat ini. Sarah memang sengaja memakai kemeja santai untuk pergi-pergi jauh seperti ini, dipadukan dengan celana jeans membuat dia nyaman.

Tangan itu menyentuh bagian yang sangat sensitif, hingga tanpa sadar Sarah mendesah pertama kalinya. Dia benar-benar gila dibuat Rangga. "Kalau ini apa suka sayang?" tanya Rangga jelas-jelas menggodanya.

Sarah terpaksa memutar tubuhnya menghadap ke Rangga karena dia sudah tidak bisa bertahan dengan aksi suaminya tersebut. Bibir Sarah adalah tujuan utama Rangga, melumat dan menghisapnya dengan sangat manis meski menggebu.
Hari masih siang hari di Venesia, tapi Rangga tidak perduli. Bukankah mereka kesana untuk berbulan madu.

Mereka masih berdiri, dengan jarak yang sudah terkikis habis. Tubuh Sarah menempel sempurna, tangan Rangga bergegas membuka kancing kemeja Sarah. Baru tiga yang terbuka Sarah menghentikannya, ini membuat Rangga frustasi. Sarah juga mendorong tubuh Rangga ke tempat tidur.

"Sayang kenapa?"

"Susstttt....," ucap Sarah meletakkan jari didepan bibirnya. Dia ingin nakal kepada Rangga, biar saja mereka juga sudah halal sekarang ini. Menggoda suami di saat pertama kali katanya akan membuat pasangan kita itu terus mengingatnya. Dan kebanyakan pria suka mengingat hal nakal dari seorang wanita.

Sarah membuka sendiri pakaiannya. Pertama dia membuka kancing bajunya, memperlihatkan bra berenda berwarna senada dengan kulitnya. Napas Rangga terlihat memburu saat ini. Kemudian Sarah melanjutkan dengan menurunkan celananya perlahan, dia juga berbalik badan hingga Rangga rasanya benar-benar terpuaskan melihat pemandangan indah dihadapannya. Bokong bulat Sarah tertutup panty yang berwarna senada dengan renda yang sama. Sepertinya Sarah suka mengkoleksi pakaian dalam sepasang seperti ini.

Setelah memperlihatkan suaminya itu bagian belakang tubuhnya, Sarah kini menghadap ke Rangga. "Sayang," panggil Rangga dan Sarah tersenyum.

"Iya sayang, sabar ya." Sarah berjalan mendekat kearah suaminya itu. Dia duduk di atas Rangga yang bersandar ke bagian kepala tempat tidur. Sarah membuka kancing kemeja Rangga, tidak tahan dengan tubuh indah didekatnya Rangga mengecup pundak dan leher Sarah yang bisa dia gapai. Satu tangan Rangga sudah ingin melepaskan penutup aset milik Sarah, tapi kembali Sarah menahannya.

"Lihat saja sayang, biar aku yang buka." Sarah mengecup bibir Rangga sejenak kemudian dia menurunkan tali bra yang dia gunakan sangat perlahan satu demi satu. Setelah itu barulah dia membuka kaitnya perlahan, Rangga yang sudah tidak tahan dengan siksaan indah dari istrinya ini langsung menggapai kait itu dan membuang benda tersebut ke sembarang arah.

Sarah tertawa, kemudian diam melihat wajah terpana Rangga yang memperhatikan dua benda yang dia miliki. "Rangga jangan terus dilihat, aku malu." Sarah kesal karena Rangga tak melakukan apapun selain menatap benda tersebut.

Setelahnya ritual bagi pengantin baru mereka lakukan, tidak ada yang menggangu dan Rangga benar-benar merasa sangat beruntung mendapatkan Sarah. Wanita sederhana yang membuatnya tidak dapat berpaling lagi.

****

Perjalanan rumah tangga mereka berjalan baik-baik saja, pertengkaran suami istri dalam rumah tangga itu hal biasa karena menggabungkan dua kepala yang harus melangkah bersama.
Jika merasa Rangga salah, dia meminta maaf. Begitu juga sebaliknya, Rangga juga sudah bekerja di Rumah Sakit tempat dia melamar dulu.

Karena sudah bekerja dan juga sambil membantu menjalankan perusahaan keluarganya, Rangga dan Sarah membeli rumah yang letaknya dekat dengan tempat kerja Rangga. Sarah memiliki Ibu Mertua yang sangat baik, begitu juga Adinata___ Papa Rangga itu sangat menyayangi Sarah. Kehidupan Sarah sudah sempurna, hingga bertambah sempurna karena mereka memiliki sepasang anak bernama Raga Aditya dan Salsa Aditya. Dua orang anak kembar yang menjadi alasan untuk Rangga dan Sarah selalu bersama meski terkadang pelik rumah tangga itu selalu datang menghampiri mereka.

Bersambung...

Hai semua...yang mau baca lanjutannya ada di Karyakarsa 'Nadra El Mahya' ya... sudah up sampai bab 11. Cus...gasken...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top