32. Sakit Yang Sarah Derita

Saat ini cinta begitu terasa di dalam hati Rangga untuk Sarah mantan istrinya tersebut, dia mengaku salah karena dulu pernah mengabaikan Sarah. Dia menganggap Sarah biasa saja menjalani hari seperti biasanya, tapi dia salah. Sarah sedang tidak baik-baik saja, hingga Sarah stress dan mengalami delusi. Delusi atau halusinasi Sarah itu berasal dari pikiran Sarah yang tidak dia ungkapkan.

Mereka berdua saat ini sedang ada di depan ruangan Dokter Lincoln, menunggu sesi Dokter itu dengan pasien yang datang berkunjung. Sama halnya dengan Sarah saat ini. Rangga tahu saat ini Sarah gugup. "Rangga jika aku ternyata benar-benar mengalami halusinasi itu artinya selama ini aku salah sudah menuduh mu___," Rangga menempelkan telunjuknya di bibir Sarah.

"Bukan salah mu Sarah. Saat ini kita hanya perlu fokus dengan apa yang terjadi, ingat jangan pernah lagi kamu merasa sendiri. Aku akan ada disini selalu bersama kamu, maaf karena dulu aku mengabaikan mu sayang." Rangga ingin menangis rasanya ketika dia mengingat apa yang sudah dia lakukan kepada Sarah dulu. Dia memang tidak berselingkuh, tapi dia dengan tega membiarkan Sarah menjalani semua rutinitas tanpa dirinya. Setiap Sarah mulai mengoceh Rangga memilih diam, masuk kekamar atau ruang kerjanya. Jika tidak dua opsi itu dia memilih keluar rumah demi menghindari omelan Sarah. Tanpa dia sadari, setelah berpisah dia merindukan ceriwisnya Sarah itu.

Saat mereka berdua sedang sibuk dengan perasaan masing-masing, mengupas kesalahan dimasa lalu seorang perawat datang memanggil nama Sarah. Rangga ingin ikut bersama, tapi perawat itu meminta Sarah saja yang masuk karena bertemu Dokter Spesialis Psikiater dianggap adalah salah satu privasi sehingga Sarah harus bertemu seorang diri dulu. Jika sesi selanjutnya Sarah ingin didampingi maka itu tidak masalah.

Rangga duduk diluar ruangan, dan untungnya Dita sudah datang sehingga dia bisa bercerita apa yang terjadi kepada Sarah semalam. Ya, memang semalam Rangga menemani Sarah. Adella pulang setelah memastikan Sarah baik-baik saja malam itu.Sarah beruntung karena mendapatkan bos seperti Adella.

Didalam ruangan Sarah melihat sekelilingnya, tidak seperti ruangan Dokter pada umumnya ruangan yang Sarah masuki saat ini terlihat sangat tenang dengan lampu yang tidak terlalu terang. Dokter Lincoln tersenyum menyapa Sarah, mereka berjabat tangan kemudian Sarah dipersilakan untuk duduk.

Lincoln memperkenalkan dirinya, dia juga mengatakan sudah mengetahui tentang Sarah dari Dokter Albert dan Adella. Lincoln kebetulan adalah teman dari Eadric sehinga Adella meminta bantuannya. Sarah hanya mengangguk mengerti, kemudian barulah Lincoln bertanya kepada Sarah. "Apa sebelumnya Anda pernah mengunjungi Psikolog Sarah ?" tanya Lincoln dan Sarah menggelengkan kepalanya.

"Aku akan menjelaskan apa yang diduga Dokter Albert terjadi kepadamu." Lincoln membuat Sarah kembali mengangguk. "Skizofrenia masuk ke dalam gangguan jiwa kelompok psikosis yang bisa mengacaukan pikiran dan kesadaran pengidapnya. Skizofrenia sendiri merupakan gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang." Sarah mulai tidak tenang, kini dia merasa ada yang berbisik di telinganya sambil tertawa.

"Ketika menyerang seseorang, skizofrenia akan membuat pengidapnya mengalami delusi, halusinasi, kekacauan dalam berpikir, mengasingkan diri dari orang lain, hingga mengalami perubahan perilaku. Apa kau mengalami hal itu Sarah ? setidaknya dalam jangka waktu satu tahun terakhir ini," tanya Lincoln dan Sarah kembali menganggukkan kepalanya. "Semua kau alami atau ?"

"Aku tidak mengalami semuanya, hanya yang terasa untuk ku adalah setelah aku keguguran aku tidak ingin keluar dari dalam kamar berbulan-bulan, hingga setelahnya aku malas untuk sekedar bertemu dengan orang. Belakangan ini aku sering melihat orang-orang disekitar ku, aku berbicara dengan mereka. Aku yakin mereka nyata, tapi orang lain tidak bisa melihatnya dan aku dianggap gila."

"Tidak ada yang menanggap mu gila Sarah. Ketahuilah Adella perduli kepada mu, kau tahu ibu kandungnya dulu meninggal karena penyakit ini." Sarah terdiam, dia tidak tahu perihal ini. "Itu sebabnya dia langsung curiga ketika Polisi mengatakan dari hasil pemeriksaan mereka kau tidak didorong oleh siapapun, dia langsung takut hal buruk terjadi kepadamu. Dan aku katakan kau beruntung karena kau dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi mu. Kau bisa tahu penyakit ini sangat cepat, bayangkan jika sampai kau berada di tahap yang lebih serius."

"Maksudnya Dokter ?" tanya Sarah tidak mengerti.

"Perjalanan penyakit skizofrenia dibagi menjadi 4 fase, yakni premorbid, prodromal, aktif, dan residual. Pada awal di fase premorbid ini, penderita akan mulai mengalami halusinasi dan mendengar suara-suara tertentu. Kondisi biasanya akan diperparah dengan kejadian pahit seperti kegagalan dalam pekerjaan, asmara, pendidikan, maupun lingkungan.Saat sedang dalam fase premorbid, seseorang akan mulai berfantasi dalam batas yang wajar dan normal, baik fantasi indah maupun yang sebaliknya."

"Fase kedua ini merupakan gejala skizofrenia lanjutan. Pada tahap ini, penderita akan lebih sering mengalami halusinasi, bisa dalam hitungan minggu, bulan, bahkan tahun. Makin tingginya intensitas halusinasi secara langsung akan membuat penderita makin senang menarik diri dari lingkungan. Dan kau berada di fase ini Sarah."

"Jika penderita skizofrenia sudah sering mengalami halusinasi, inkoherensi, gangguan afek, bahkan sampai waham pada intensitas yang tak bisa dikendalikan, kemungkinan besar dia sudah berada di fase aktif. Mayoritas penderita skizofrenia baru atau mulai serius melakukan pengobatan/terapi ketika sudah berada di fase ini."

Sarah menghembuskan napasnya, mendengar dengan seksama apa yang Dokter Lincoln jelaskan. Dokter itu mengatakan ada fase terakhir dalam istilah skizofrenia, tapi dia tidak ingin memberitahukan sekarang kepada Sarah sebelum Sarah setuju untuk melakukan sesi pengobatan dan juga minum obat yang Lincoln berikan." Setelah penjelasan penyakitnya Sarah hanya menerima obat yang Dokter Lincoln resepkan, dia diminta datang minggu depan untuk kembali melakukan pengobatan dan mendengar kembali penjelasan dari Dokter Lincoln. Dokter itu mengatakan dia ingin tahu apakah ada perubahan setelah Sarah mengkonsumsi obat itu atau tidak.

Sarah setuju, dia berterima kasih dan keluar dari ruangan itu. Sarah melihat Rangga dan Dita yang berada disana. "Bagaimana ?" tanya Rangga tapi Sarah masih hanya diam dan terus berjalan. Dita menahan Rangga untu terus bertanya kepada Sarah. Ya, Rangga setuju dia meminta Dita menemani Sarah sementara dia meminta untuk bertemu dengan Dokter Lincoln. Merasa memang harus ada kerabat dekat yang mengetahui penyakit Sarah Dokter Lincoln akhirnya menjelaskan semua yang terjadi kepada Sarah. Fase yang Sarah alami bahkan sampai hal terburuk yang akan terjadi jika Sarah tidak serius menjalani pengobatannya.

"Apa saya bisa membawanya kembali ke Jakarta Dokter ?" tanya Rangga dan Lincoln tidak bisa menjawab yang pastinya.

"Dari cerita Sarah, dia sangat ingin menyelesaikan naskahnya untuk Adella. Maka sebaiknya kalian diskusikan ini baik-baik, saran saya jika Sarah semakin parah lebih baik dia di bawa ke Rumah Sakit untuk menjalani pengobatan yang serius. Jika ada di Jakarta yang memang dianggap mampu, maka itu tidak masalah. Asalkan Sarah mau, kontrol dan minum obat secara teratur itu akan membuat keadaanya lebih baik dan tidak memburuk."

"Apakah dia bisa sembuh Dokter ?" tanya Rangga yang sebenarnya dia sudah tahu jawabannya. Dia seorang Dokter dan juga sudah pernah mendiskusikan ini dengan temannya yang merupakan Dokter Psikiater juga.

"Setelah 6 minggu mengonsumsi obat skizofrenia atau obat antipsikotik secara teratur, kebanyakan penderita akan merasa kondisinya secara umum jauh lebih baik daripada sebelumnya. Anda seorang Dokter pasti tahu dan pernah mendengar obat-obatan antipsikotik memang dapat membantu mencegah kekambuhan dan meringankan gejala skizofrenia, seperti halusinasi dan delusi, namun tidak dapat menyembuhkan skizofrenia sepenuhnya. Sebagian besar penderita perlu mengonsumsi obat dalam jangka panjang, bahkan di saat sedang tidak ada gejala, agar tidak kambuh. Mengonsumsi obat antipsikotik dalam dosis yang dianjurkan dokter secara teratur diharapkan dapat menjaga kondisi dan fisik penderita skizofrenia tetap stabil. Dengan begitu, berbagai terapi dan upaya lain yang dilakukan, seperti dukungan dari keluarga, dapat memberikan hasil yang optimal." Dokter Lincoln memberitahu hal yang sebenarnya kepada Rangga.

"Tapi selain itu pihak kelurga juga perlu tahu efek dari mengkonsumsi obat itu. Nanti akan dijelaskan ketika Dokter sudah memutuskan untuk memberikan tahap pengobatan kepada Sarah, karena ada dua jenis tingkatan obatan yang akan diberikan tergantung dengan sikap penderita sendiri.

"Efek samping yang tidak nyaman memang menjadi salah satu alasan banyak pasien atau keluarganya menghentikan pengobatan skizofrenia ketika gejala mulai membaik. Namun perlu diingat, obat-obatan ini tidak disarankan untuk dihentikan secara mendadak tanpa sepengetahuan dokter, karena dapat memicu kekambuhan gejala skizofrenia. Jika dosis obat perlu dikurangi untuk mencegah risiko efek samping obat, biasanya dokter akan menguranginya secara bertahap."

"Penting bagi pasien skizofrenia untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dan menceritakan perkembangan gejalanya, agar dosis obat disesuaikan dengan kondisi terakhir pasien. Jika pasien skizofrenia sulit diajak berkomunikasi, keluarga diharapkan untuk mendampingi saat pemeriksaan, tapi aku rasa Sarah masih bisa diajak bekerjasama. Motivasi dia dengan apa yang berharga dalam hidupnya, biasa ini berhasil memicu pasien yang menderita skizofrenia untuk bertahan, bahkan ada yang berhasil keluar dari masa-masa sulit mereka."

Bersambung...

Hai...part selanjutnya sudah tersedia di Karyakarsa ya ..
Malam ini tamat di Karyakarsa Nadra El Mahya 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top