28. Semua Karena Aku Mencintaimu

Ada kertas untuk Sarah tulis dengan acak, semua ide dalam kepalanya untuk dia tuangkan nanti ke dalam rangkaian kalimat rapi yang akan dia ketik. Pengerjaan novelnya sudah masuk kedalam lima puluh persen, kini bagian terberat yang akan Sarah lakukan setiap menulis novel yaitu, bagian konflik dan ending yang juga harus dia buat sebaik mungkin. Sarah sudah dua jam duduk di meja dapur apartemen yang dia tempati selama di Los Angeles, selama itu pula dia makan dan mengerjakan pekerjaannya. Tidak pernah terpikirkan apa yang akan datang kepadanya hari ini, bagi Sarah kini setiap dia mengingat hubungannya dengan Rangga maka dia akan menulis bagian bahagia dan sakit yang dia rasakan kedalam kertas lalu merangkainya kembali nanti saat sudah mendapatkan ide yang matang.

Sarah terkejut ketika bel apartemen berbunyi, dia tidak memiliki teman disana selain Adella, Allard dan juga satu tetangga yang juga jarang dia lihat belakangan ini. Sarah mengintip dari lubang kecil yang ada di pintu, dia menutup mulut tidak percaya kalau wajah Dita yang dia lihat. Tidak ingin berlama-lama membuat sahabatnya itu menunggu Sarah langsung membukakan pintu. "Dita," teriaknya sangat bahagia dan mereka berpelukan. Sarah kemudian mempersilakan Dita masuk ke dalam apartementnya.

"Gue pikir lo main-main saat bilang mau ke sini."

"Well, sekarang lo liat kalau gue gak main-main kan." Mereka kembali berpelukan layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu dan kini sedang melepaskan rindu mereka. Dita meminta air putih saja saat Sarah menawarkan minuman apa yang sahabatnya itu inginkan. Dita mengekori Sarah ke dapaur yang tidak terlalu luas namun sangat indah itu. Semua tertata tidak terlalu rapi, ya memang begitu jika Sarah sudah larut dalam pekerjaannya makanya dulu dia dan Rangga memiliki ruang kerja masing-masing karena Rangga tidak bisa bekerja jika melihat ruangannya berantakan sementara Sarah tidak perduli dengan sekitar yang terpenting setelah pekerjaannya selesai dia baru akan membereskan semua kekacauan kertas atau bungkus makanan yang berserakan.

Sarah menggelengkan kepala saat dia mengingat tabiatnya itu dan tersenyum malu kepada Dita "Maaf berantakan gue gak tau kalau lo beneran datang."

"Santai aja lagi Sar, kaya gue gak kenal lo aja." Dita tersenyum lebar dan tertular kepada Sarah.

"Jadi berapa lama lo disini?" tanya Sarah saat mereka memutuskan untuk duduk di sofa depan ruang tv sekaligus ruang tamu Sarah di apartemen itu.

"Sampai tujuan gue ke sini selesai, gue akan balik." Dita tidak berbohong, dia memang akan pergi dengan Rangga juga membawa Sarah ketika semua urusan mereka selesai. Dita melihat plester di kening Sarah membuat Sarah menjelaskan kejadiannya. Perih hati Dita saat Sarah menjelaskan versi dirinya padahal dia sudah tahu dengan jalan cerita yang sesungguhnya. Saat Dita di apartement Sarah, mantan suami sahabatnya itu Rangga sedang mengatur janji temu dengan bos Sarah orang yang menelpon Farah untuk datang dan mengecek kondisi Sarah.

"Tujuan apa? lo sedang cari bule tampan dan mapan ya disini?" tanya Sarah dan dia terlihat sangat bahagia karena Dita ada disana.

"Hem....kasih tau gak ya." Dita membuat Sarah gemas. Rasanya Dita tida tega untuk bertanya perihal Sarah yang membawa namanya saat dia bertengkar dengan Rangga dulu.

"Sar lo baik-baik aja kan?" tanya Dita dan dia sudah menahan tangis karena mengingat kemungkinan besar yang terjadi kepada sahabatnya tersebut.

"Dit lo kenapa? gue baik-baik aja, kenapa lo mau nangis gini sih?" Sarah mengguncang lengan Dita dengan pelan, dia memperlihatkan senyuman tipisnya agar Dita tahu dia baik-baik saja. "Gue mencoba sebaik mungkin untuk melupakan Rangga, tapi lo tahu gue malah ketemu itu selingkuhannya disini dan parahnya lagi dia pakai kirim pesan ke gue kalau mereka mau menikah." Semua cerita Sarah ini mengiris hati Dita, jelas semua yang Sarah katakan bukanlah sebuah kebenaran karena Rangga ada di sini bersama Dita.

Mereka datang untuk menjemput Sarah kembali, tidak ada rencana pernikahan antara Rangga dan wanita yang dimaksud oleh Sarah. Dita tiba-tiba memeluk tubuh Sarah, dia terisak karena sadar sepenuhnya kini yang Rangga katakan benar adanya. Sarah sahabatnya yang dia sayangi mengidap penyakit yang sama sekali belum diketahui oleh wanita itu.

"Dit jangan nangis please, gue juga jadi sedih nih." Dita melepaskan pelukannya dan dia mencoba tersenyum melihat wajah Sarah.

"Eh gue laper nih, makan yuk. Gua yang traktir," kata Dita dan Sarah setuju. Dia juga belum makan apapun sedari pagi tadi. Sarah mengganti piyam tidur yang tadi dia gunakan, kali ini Sarah menggunakan sebuah dress selutut dan lengan yang hingga ke sikunya. Rambutnya dia biarkan tergerai bergelombang dengan indah. Dita melihat penampilan segar sahabatnya tersebut dan dia mengambil diam-diam foto Sarah untuk mengirimkannya kepada Rangga.

["Aku akan membawa Sarah pergi makan sekarang."]

***

Di tempatnya Rangga sedang duduk bersama wanita yang memiliki jabatan tertinggi di perusahaan dimana Sarah bekerja. Wanita itu menghela napas setelah mendengar cerita Rangga, dan Adella juga memiliki firasat yang sama dengan Pria itu.

"Aku berbahagia untuk Sarah karena dia memiliki suami ehm...maksud ku mantan suami yang masih sangat perduli terhadapnya."

"Ini sudah menjadi tanggung jawab ku, dan seperti yang aku katakan tadi aku berharap kau memberikan kelonggaran karena kondisi Sarah saat ini."

"Ya baiklah, tapi syarat dari ku adalah Sarah harus di periksa terlebih dahulu di Rumah Sakit di sini. Aku ingin melihat hasilnya, dan jika memang dia mengalami gangguan tersebut aku tidak keberatan untuk membiarkanmu membawa dia kembali. Terima kasih sudah merespon permintaan ku kemarin." Adella dan Rangga berjabat tangan.

"Kami yang berterima kasih karena kau sangat perduli kepada Sarah." Adella tersenyum dan mengantarkan Rangga ke lobby. Dari sana Rangga menaiki taksi, dia membaca pesan yang masuk ke ponselnya dari Dita.

Rangga mengetik balasan utuk Dita.

["Baiklah aku menuju ke sana, ke restoran mana?"]

Rangga langsung mendapatkan balasan dari Dita, dia meminta supir taksi untuk mengantarkannya ke nama restoran tersebut. 

Bersambung....

Maaf bab ini ketinggalan

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top