26. Semoga Cinta Ini Bersemi Kembali

Sangat sulit membuat seseorang yang yang kau lukai untuk kembali

Meski luka itu terasa tidak kau sengaja

nyatanya tetap saja dia terluka, dan membuatnya kembali

adalah suatu hal yang mustahil untuk di lakukan, apalagi berharap dia mencintai kembali.

***

Rangga sudah bertemu Dita, Farah di taman kota seperti yang dia inginkan. Dita awalnya tidak percaya saat Rangga menjelaskan kondisi Sarah saat ini, tapi setelah Farah ikut memberitahu apa yang terjadi kepada Sarah di Los Angeles wanita yang menjadi sahabat Sarah itu hanya terdiam kemudian terdengar isak tangis dari Dita. Farah merangkul bahu Dita, mereka berdua sama-sama larut dalam pikiran sedih akan keadaan Sarah.

"Kita harus kesana dan menjemputnya Dit," ujar Rangga dengan nada bicara sangat memohon. Dita menatap Rangga dengan penuh penyesalan. Tentu dia menyesal, selama ini Dita mengatakan kalau Rangga adalah pria gila tetapi semua yang Pria itu katakan ternyata benar dan Rangga memang sedang mencari jawaban akan dugaannya terhadap Sarah. Meski ini sangat terlambat untuk pria itu lakukan, tetapi Dita juga berpendapat kalau tidak masalah mencoba memperbaiki semua meski mereka sudah berpisah.

"Aku benar-benar mencintainya Dita, aku harap kau mau membantu ku memperbaiki ini semua terlebih aku takut keadaan Sarah menjadi semakin tidak terkendali di sana nanti dan akan semakin sulit bagi dia untuk melihat mana yang nyata dan yang tidak nyata. Aku tahu ini semua berawal dari kesalahan ku yang membiarkannya seorang diri saat dia membutuhkan ku, maka dari itu aku ingin memperbaikinya." Jelas Rangga penjang lebar dan terlihat sekali dia menyesal dengan semua yang sudah terjadi.

"Baiklah aku akan membantu mu, lagi pula Sarah adalah sahabat ku." Kembali saat mengucapkan kata sahabat Dita meneteskan air mata.

Mereka semua sepakat Rangga dan Dita akan pergi dua hari lagi, setelah semua urusan tiket dan visa mereka selesai di urus. Rangga langsung pulang ke rumahnya, rumah dimana semua tentang Sarah menyelimuti rindu yang dia rasakan terobati sedikit. Mengambil satu bingkai foto yang memperlihatkan raut bahagia antara dia dan Sarah saat acara resepsi pernikahan mereka. Rangga kemudian duduk di temani satu cangkir kopi yang dia buat seorang diri.

Rangga membaca banyak artikel yang membasah penyakit skizofernia, terasa sangat menyakitkan untuk dia sadari saat ini seorang yang dia cinta lah yang mengalami hal ini. Rangga bohong jika dia tidak takut saat nanti mengatakan kebenaran ini kepada Sarah, dia juga berpikir apa yang akan Sarah katakan kepadanya saat nanti mereka bertemu.

***

Matahari yang bersinar tidak terlalu cerah siang itu menemani Sarah akan lamunannya, perban yang ada di kening dan juga tangaannya juga menjadi teman Sarah sudah tiga hari ini. Di atas meja kerjanya sudah ada sebuah laptop, menuliskan sebuah kisah cinta tidaklah mudah terlebih saat dia yang sudah memiliki nama di Dunia kepenulisan. Rasanya jika cerita yang dia tuliskan itu tidak bagus, merupakan hinaan untuknya padahal belum tentu semua orang akan berpendapat seperti itu. Beban kehidupan percintaannya juga membuat dia tidak percaya diri menuliskan sebuah kisah atas nama cinta. Itulah yang di pikirkan Sarah saat ini, saat dia melamun ponselnya berdering dia melihat nama Dita di sana. Senyum tipis Sarah terbit, dia mengangkat panggilan itu dengan bahagia.

"Ada apa? kangen banget sama gue ya?" tanya Sarah sambil tertawa kecil, entah untuk membuktikan dia bahagia atau baik-baik saja.

["Lagi apa lo? gue kangen nih, sangkin kangennya gue mau ke Los Angeles untuk ketemu sama lo."]

"Bercanda itu jangan kelewatan Dit," jawab Sarah yang menganggap apa yang Dita katakan untuk ke Los Angeles adalah sebuah gurauan semata.

["Gue serius, sekalain jalan-jalan cocok kayanya kalau gue ketemu sama lo di sana. Los Angeles baguskan buat jalan-jalan?"]

"Bagus dong, ya udah gue tantangin lo datang ke sini kalau gitu."

["Ih...gak percaya banget. Yaudah kirim alamat lo, liat aja pasti gue ke sana dan buat lo kaget."]

Sarah mengeluarkan tawa untuk mengakhiri pembicaraannya lewat telpon dengan Dita, kesepian yang tadinya Sarah rasakan kini terobati karena Dita menelponnya. Jemari Sarah lancar mengetik rangkaian kalimat di laptop yang dia miliki, dan saat sudah merasa lelah Sarah melihat lengannya yang di perban mengingatkan dia akan kecelakaan empat hari lalu. Semua orang tidak percaya dengan apa yang dia katakan, sehingga Sarah kesal dibuatnya. Adella juga sempat menyarankan dia untuk beristirahat, untungnya dia bisa meyakinkan wanita itu kalau dia baik-baik saja.

Sarah memutuskan bangkit dari meja kerjanya itu, masuk ke dalam kamar untuk menutupkan mata beristirahat sejenak. Tiga jam mengetik membuat dia mengantuk, dilihatnya foto kedua buah hati yang dia tinggalkan di Jakarta. Ada harapan untuk bisa membawa kedua buah hatinya itu ke tempatnya saat ini, tetapi dia tahu mustahil jika dia melakukan hal itu. Kedua buah hatinya itu pasti juga merindukannya saat ini, Sarah ingin segera cepat-cepat mengakhiri pekerjaannya dan kembali kepada kedua buah hatinya. Atau gaji pertama yang nanti dia dapatkan akan dia gunakan untuk membelikan mereka tiket datang ke Los Angeles, berlibur bersama pasti akan sangat menyenangkan pikirnya sambil tersenyum.

Saat dia mengamati goresan wajah kedua buah hatinya, dia mengingat satu orang yang ikut andil membuat kedua anaknya itu hadir di Dunia ini. Rangga__mantan suami yang benar-benar menyebalkan, menyakitkan untuk dia ingat. Pria itu, kenapa tega melepasnya begitu saja. Kenapa tega mengkhianatinya? apa salahnya. Selalu ini yang dia pikirkan ketika sudah terlintas satu nama itu, dan akibatnya dia merasa tersakiti kembali.

Setiap kebahagiaan memang ada masanya, namun tidak Sarah bayangkan dan tidak dia duga jika seorang yang dia inginkan menemaninya hingga hari tua itulah yang mengakhiri kebahagiaan yang dia rasakan. Rasa ini sungguh tidak tertahan, hatinya padahal masih menginginkan sosok itu dan dengan tidak tahu malunya kini bibirnya bergumam menyebutkan nama itu "Rangga," ucapnya dengan getar yang jelas tertahan.

Sarah akhirnya memejamkan matanya, terlelap dengan di iringi masa-masa bahagia dia dan Rangga dulu. Moment itu juga sampai ke alam mimpinya, tidak hentinya dia menyebutkan nama Rangga dan juga kata jahat yang jelas tertuju kepada Rangga. Bunga tidur Sarah itu akhrinya membangunkannya dengan perasaan takut, tubuhnya basah dengan keringat. Dia mengusap wajah saat tadi di dalam mimpi melihat tubuh Rangga berlumur darah dan tertutup oleh kain putih.

Sungguh hatinya sangat sakit melihat itu semua, meski hanya di dalam mimpi. Sarah meminum air putih yang ada di nakas sebelah tenpat tidurnya. Dia tidak habis pikir kenapa masih memikirkan pria itu dan kenapa juga dia merasa sakit hati hanya karena sebuah mimpi. Acara tidur Sarah gagal, dia memilih ke balkon apartemen itu untuk menenangkan dirinya. Langit sudah tampak gelap, cahaya bintang adalah hal pertama yang Sarah lihat di langit malam itu. Ponsel dalam sakunya berbunyi, nomor asing membuatnya enggan untuk menjawab panggilan tersebut hingga sebuah pesan masuk dan dia membacanya.

'Aku akan menikah dengan Rangga, aku berharap kau tidak terkejut dan mencelakai dirimu sendiri saat nanti menerima undangannya.'

Bersambung....

Aku masih nunggu komentar kalian ya ...
Klo rame aku up date lagi malam ini 😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top