✏ 00 Prolog

-- Jangan bilang mengapa harus begini akhir ceritanya, karena cerita ini adalah BASED on my TRUE STORY alias no fiksi --

😊😊

Tertulis dalam sebuah kisah pewayangan baik dalam kisah Mahabarata atau dalam kitab Bagawadgita dan Purana. Lahirlah sosok ksatria dari Hastinapura, kerajaan Kuru. Seorang ahli panah nan gagah perkasa. Dialah sang Arjuna yang tampan tiada tandingannya berperang membela kebenaran dan keadilan. Menegakkan suatu kehormatan keluarganya.

Dalam perang yang maha dasyat, hingga dia harus rela kehilangan Abimanyu, putra kesayangannya dari istri yang bernama Subadra.

Sayangnya tokoh Arjuna yang digambarkan sebagai pahlawan tampan tanpa cela ini memilih untuk memiliki banyak istri. Drupadi, Ulupi, Citranggada dan Subadra.

Ya itulah kehidupan dalam kisah pewayangan yang sering sekali dilihat oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kisah cinta kolosal yang berbalut dengan perebutan kekuasaan antara Pandawa dan Kurawa.

Adalah seorang mahasiswi fakultas ekonomi. Yang membagi perjalanan kisah hidupnya. Kisah cintanya yang mungkin tidak sekuat Drupadi atau Subadra. Kisah cinta yang terkesan keliru di awal hingga akhirnya gugusan bintang yang terlihat pun tak nampak seindah biasanya.

Hitam dan putih kehidupan itu adalah pilihan setiap insan. Kesempurnaan itu adalah milik Illahi Robb, dzat penguasa alam semesta raya. Tidak perlu berpura-pura menjadi orang yang baik apabila hanya berharap untuk dipandang oleh orang lain.

Sesuai pepatah jawa bilang, urip kuwi urup, hidup itu menghidupi, menghargai dan menghormati. Kaya atau miskin, mudah atau susah, bahagia atau menderita, tinggal bagaimana kita memandang dan menyikapinya.

Bukanlah ikhlas namanya jika masih dibicarakan, dan bukanlah sabar namanya jika masih ada batasnya.

Sorotan sinar matahari pagi seolah menghapus sisa embun yang masih menempel di pucuk-pucuk dedaunan. Kicauan burung gereja memecah cakrawala, melabuhkan mimpi yang sempat terpenggal dan melecutkan semangat melaksanakan tanggung jawab.

Seperti halnya matahari yang selalu hadir di ufuk timur setiap hari, pun demikian dengan semangatnya untuk merenda kembali lembaran baru dalam kehidupan yang telah porak poranda atas sebuah keegoisan, keangkuhan dan kesombongan.

Mendesah sayu diantara buliran mutiara yang terpendar dari benangnya
Mamiri pun menghampiri
Menyeruak masuk menyusup sampai ke relung kalbu

Nanar
Hambar

Seperti desaunya yang kini kian menjauh
Pergi
Pergi
Dan entah kapan kembali

Menepikan cakrawala di ujung senja
Bak siluet megantara diantara dua biduk yang terombang ambing di tengah samudra

Peluit mercusuar pun telah berbunyi
Pendek
Pendek
Pendek
Pertanda kabut menyelimuti pergantian hari

Ah....
Andai saja, andai saja, dan andai saja
Meremas jiwa diantara desiran pasir yang mulai terkikis pasang
Mengajakku beranjak untuk kembali pulang
Mengoyak mimpi
Menjelajahi kenyataan
Menjaga kayu yang telah rapuh oleh api yang menjadikannya jelaga

Hitam
Hitam
Hitam
dan semakin pekat

🐾🐾🐾
------------------------------------

Bersiaplah,

Ghaida Aulia Akbar

Perempuan yang lembut hati dari keluarga Akbar. Mencoba bangkit dan berlari, menyongsong matahari bahkan jika harus, dia berjanji bisa menjadi seseorang ____

di Timur Matahari Pagi 🌞🌞

👋 Masih sama seperti sebelumnya 👋

Dimunculkanlah kembali cerita yang telah lama tenggelam ini. 🤔🤔

Mungkin ada yang sudah baca???
Mungkin juga ada yang belum membaca 😊😊
Sebagai tambahan di akun library atau justru daftar bacaan readers semuanya, sangat berbangga hati dan berterima kasih telah berkenan mampir.

Apalagi jika pembaca klik ⭐ Alhamdulillah. Syukur, alhamdulillah jazakhumullah khair.

Akhirnya, selamat membaca dan selamat menikmati alur cerita ini.

🐾✏ 📒✏ 🐾

Republish di Blitar, 01 November 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top