Chp 92. Di Panggung, Aku Berbeda

Narae memenangkan 500 won karena tebakannya benar jika Maehwa tidak mengambil vokal pada misi ini. Yeosu membayar dengan tidak rela. Padahal dia yakin sekali Maehwa akan di Vokal atau posisi ganda Vokal-Dance. Kenapa dia tiba-tiba keluar dari posisi nyamannya?

"Itu berarti Maehwa berani mengambil resiko dengan tidak mengutamakan potensi bernyanyi saja," kata Sang-Hee, mengotak-atik lensa kameranya, tersenyum. "Aku jadi tidak sabar."

"Tapi Maehwa kan tidak pernah rap sebelumnya. Aku khawatir..."

"Sudahlah, percaya saja sama biasmu. Atau sampai di sini saja kepercayaanmu pada Maehwa? Sana kau, penganut palsu!"

Yeosu melayangkan tatapan tajam yang dibalas cibiran oleh Narae.

Mereka mengunci bibir begitu Yihyun memanggil tim terakhir naik ke platform. Pekikan heboh yang hanya terdengar saat MEMORISTY dan LYNX, kembali bergelora. Tidak dapat dipungkiri karena tim ini memiliki fandom yang banyak.

"Siapa yang berperang demi keadilan?"

"Siapa yang berperang demi kedamaian?"

"Itu adalah kami, SOLDAT! Selamat malam, Interstellar. Kami tim SOLDAT!"

Seruan semakin kencang begitu lampu menyala menerangi kelima trainee yang melakukan pose hormat setelah mengucapkan yel-yel mereka.

Narae tersenyum puas melihat sosok Maehwa, berbeda dengan temannya. Yeosu sudah mau pingsan, menggelepar seperti cacing kepanasan sampai Narae mengira baut-baut di kepala cewek itu copot.

"Aku butuh perawatan medis. Hatiku terasa aneh," kata Yeosu mendramatisir yang diacuhkan Narae. "Kenapa Maehwa terlalu tampan? Apakah Tuhan lembur saat menciptakannya? Terima kasih sudah membuat Maehwa lahir di bumi, Tuhan!"

Narae melirik Sang-Hee yang sama gilanya dengan Yeosu. Dia mengambil foto dengan belasan klik, terus memandangi hasil jepretan dengan tatapan berbinar .

Selesai menyapa, tim SOLDAT berkumpul membuat formasi seperti yang telah mereka latih. Lampu panggung mati digantikan dengan lampu LED dengan pelataran dan emot cinta. Musik trance membangkitkan semangat penonton.

"Apakah mencintai itu salah? Apakah mencintai sebuah tabu?♫

"Bukan salahku jatuh cinta. Salahmu yang terlalu cantik menggait mataku. Salahmu yang terlalu menarik menggait hatiku♫

"Rasa ini tumbuh setiap detik Aku kewalahan. Aku tak bisa menahannya. Oh, Wanitaku, apa yang harus kulakukan?♪"

Musik berhenti, begitupun pergerakan mereka dengan Hong Jo yang berdiri di tengah. Seisi studio menahan napas. Hong Jo tersenyum. Senyum terbaik. Para penggemar terpesona oleh senyumannya.

"Haruskah kutembak hatimu dan mengatakan 'aku mencintaimu'? BANG!♫"

Di situlah tarian energik dimulai. Mereka menanti kata kunci disebutkan sebelum menambah intensitas ke dance sehingga tidak kehilangan ketikan irama.

Mereka melakukan perputaran dengan sempurna, beralih Jinyoung di depan.

"Bila tidak ada cinta di dunia, katakan apa yang terjadi. Bilang cinta tidak datang padaku, entah akan serusak apa aku. Entah akan seburuk apa aku♫

"Kau! Kau merubah seorang pria yang terikat dengan kekejaman menjadi seseorang yang peduli sesama manusia ♫

"Apa kau masih ingin tahu alasannya?♫"

Penggemar yang menyoraki nama Hong Jo berganti menjadi nama Jinyoung. Itu juga berubah lagi saat giliran Jun-oh.

"Jadi berhentilah menghindar dan mari bertemu, Sayang♫"

"Aku tidak bisa mengungkapkan cinta ini jika kau tidak ada di depanku♫"

Daejung bersandar di bahu Jun-oh.

"Aku ingin menyatakan cinta kepada wanita cantik bukan udara ♫"

Mereka pun menyanyikan bagian reff secara bersama-sama. Para mentor di ruangannya dan tim yang telah tampil ikut menari, begitupun para penonton.

"Kode biner yang rusak akan virus cinta telah menginfeksi pikiran dan hatiku♪

"Kau targetku, aku takkan melepaskanmu♪

Sudah waktunya tiba di bagian intens. Jun-oh membungkuk dengan Jinyoung dan Maehwa berdiri di samping kiri-kanannya lalu Daejung di depannya merentangkan tangan seperti palang kereta.

Penonton termasuk Sang-Hee, Narae, dan Yeosu refleks berteriak begitu Jinyoung dan Maehwa mengangkat Hong Jo untuk melompati Jun-oh. Para mentor tepuk tangan sambil geleng-geleng kepala. Puas.

Hong Jo memegang lengan Daejung, lantas melewati dari bawah bukan menepisnya.

"Sudah kukatakan, aku mencintaimu ♫

"Rasakanlah dengan hatimu sendiri. Ataukah kau takut dengan masa laluku?♫

Giliran Jinyoung lagi, memisah dari tim.

"Itulah sebabnya aku melakukan semuanya setidaknya untuk sebuah kesempatan kau menerima cintaku ini♬"

Yeosu dan Sang-Hee mengerucutkan bibir, termasuk Narae yang katanya kalem, mulai resah. Kenapa hanya mereka melulu bernyanyi? Kapan giliran Maehwa? Bias mereka justru menjadi support di belakang.

Lanjut ke giliran Jun-oh. Bait kedua.

"Kisah ini tentang pemuda penjahat yang jatuh cinta dengan wanita cantik ♫

"Pemuda itu tidak sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda dari tatapannya♫

Semua menunduk menyisakan Maehwa seorang. Yeosu, Narae, Sang-Hee spontan terkesiap. Termasuk Gallagher. Akhirnya! Apakah ini akhirnya giliran Maehwa?!

"Walaupun sayapku sudah bernodakan darah dan tak pernah bisa lepas, aku akan berusaha keras untuk melayang ke surga yang kuimpikan yaitu pergi bersamamu♫"

"Akan tetapi♫"

Jun-oh berdiri di belakang Maehwa, menyentuh kepalanya seperti melakukan gaya menembak. "BANG!" Maehwa terjatuh seolah habis tertembak.

"Kau menusukku dari belakang begitu saja. Cintaku hanya mainan bagimu♫"

Latar LED berubah menjadi rantai yang berapi-api. Intensitas tarian semakin ditambah. Penonton terbawa suasana seakan mengerti jika mereka menyesal telah mencintai wanita yang salah.

"Maehwa keren banget sialan!" umpat Yeosu mencari lengan Sang-Hee, enggan mengganggu Narae. "Foto lebih banyak, Kak! Aku akan memajang di kamarku!"

"Serahkan padaku, adikku!"

Narae menepuk dahi. Tapi maklum mereka bertingkah menggelikan. Narae melirik bangku penonton yang terkesima. Dengan keluarnya Maehwa dari posisi vokalis membuat dirinya menjadi menarik karena menunjukkan sisinya yang baru.

"Kejujuran menjadi mimpi buruk♫

"Seharusnya aku diam membiarkan waktu berlalu melamunkan momen-momen buruk♪

"Andai aku berpura-pura mencintaimu, bukan benar-benar mencintai. Andai aku tidak pernah melihatmu ♫

"Sekarang aku tahu, cinta itu bagai virus yang tidak memiliki detoksifikasi ♫"

Musik mulai bergulir lamban. Tim SOLDAT merapat kembali satu sama lain dengan gerakan mulus dan serentak. Maehwa mengambil giliran terakhir, mengibaskan tangan dengan raut kesal seperti mengusir.

"Jika kau sudah mengerti, makan cintamu itu dan enyahlah! ♪"

Musik berhenti sepenuhnya, digantikan oleh teriakan nyaring penonton dan kamera meng-close up kelima wajah tim SOLDAT yang terengah-engah.

Di ruang mentor, Ise menyikut lengan Gallagher yang tidak mengatakan apa pun saking fokusnya menonton performa SOLDAT terutama saat bagian Maehwa.

"Bagaimana? Masih mengira Maehwa anak yang buruk?" Ise menyeringai.

Gallagher berdeham. "Ekhem! Dia seperti orang lain saat di atas panggung."

Begitu rupanya. Gallagher memahami karakter Maehwa sedikit demi sedikit. Maehwa bukannya tidak mempunyai semangat seorang idola. Melainkan...

Dia menjadi sosok idol di panggung dan menjadi diri sendiri di belakang panggung.

~To be continued~

Keluh kesah episode ini.

1. Dua kali tidak ter-save (wp bgst!)

2. Ketika mengetik, garis ketiknya malah pindah dan loncat-loncat ke paragraf sebelumnya. Kan jadi terganggu sialan :)

3. Mengarang liriknya susah banget, anjim. Apalagi saia jarang bikin puisi :>

Apa pun itu, yang penting sudah selesai.

♩✧♪●♩○♬☆

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top