Chp 147. Pengungkapan Genre Lagu

"WOW MAEHWA!" Haedal menatap papan target di ujung sana. "Trik apa yang kau pakai barusan? Kelima balonnya hancur dalam sekali lempar lhoo. Bidikanmu akurat banget. Apa kau mantan atlet?"

Maehwa mengedikkan bahu. "Aku hanya mengandalkan matematian. Maksudku matematika." Muka harus terlihat serius walau dalam hati sedang tantrum melompat bahagia ke padang bunga. Dia pun tidak menyangka betulan kena semua.

Ternyata AIM Im Rae masih sama. Maehwa sempat cemas kalau kemampuan bidiknya menurun karena sudah beda tubuh.

"Maehwa...," Kyo Rim menutup mulut lebay. "Apa ada yang tidak kau bisa?"

"Aku tidak bisa memindahkan gunung."

Sebuah jawaban yang mengundang kesal. Kyo Rim pertama yang menjitak Maehwa, disusul Haedal. Do Woo dan Lantern menggeleng, tidak mau ikut-ikutan. Maehwa lebih tua dari mereka, terlebih Lantern baru saja kenalan. Dia enggan dicap sok akrab.

Kenapa mereka suka sekali memukul kepalanya sih? Apa salah kepala Maehwa? Lagian dia benar kan. Sudah jelas manusia tidak bisa mengangkat gunung.

Maehwa berhenti mengeluh. Apa pun itu, tim empat berhasil memenangkan tiket genre. Dia merasa bersalah dengan Eugeum, tapi kembali ke realita, ini adalah kompetensi. Mereka harus bertanding secara sehat.

Aduh. Tim empat, tim empat melulu. Maehwa harus memikirkan nama timnya. Mereka akan sibuk menyiapkan lagu dan merancang penampilan tim mulai sekarang. Lebih baik membuatnya selagi ada waktu.

Aha! Sebuah kata terlintas di kepala, namun kata itu seketika lenyap demi mendengar seruan Yihyun lewat mikrofon.

"Apa kalian bersenang-senang trainee?"

Gumaman lelah terdengar di lapangan. Mereka semua sudah bermandikan keringat dan cemong oleh tanah serta rumput. Kru produksi tidak ingin membuang waktu dan melanjutkan acara di tempat yang teduh.

"Karena kita sudah mendapatkan tim pemenang, kini kita akan memperkenalkan genre-genre lagu tren yang telah dipilih oleh Produser Caterina Lee."

Selagi Yihyun merobek stiker di papan, Kyo Rim menoleh ke Maehwa yang komat-komit seperti membaca mantra. Kenapa lagi anak itu? Kesurupan di siang bolong?

Maehwa sedang sumpah-serapah dalam hati, duduk dengan gemas. Gara-gara kaget mendengar suara Yihyun, ide tentang nama tim buyar dari kepalanya. Kata itu tidak jadi datang. Dia terlanjur melupakan.

Dasar Yihyun brengsek! Kembalikan ingatanku yang berharga! Duh, apa ya tadi?

Percuma. Sekeras apa Maehwa mencoba mengingatnya, laksana papan tulis yang dihapus, memorinya tidak bisa dikembalikan. Dia mengacak-acak rambut. Argh!!

Haedal menyikut lengannya, menyuruhnya untuk memperhatikan ke depan. Maehwa mendengus. Entahlah dia menyimak atau masih sibuk mengumpati Yihyun.

"Pertama adalah Kontemporer R&B. Sebuah genre musik yang memadukan unsur-unsur pop, funk, hiphop dan musik elektronik. Mesin drum yang mendukung irama, alunan musik saksofon untuk memberikan nuansa jazz, dan pengaturan vokal untuk merapikan kekasaran yang melekat pada hiphop."

Maehwa menggeleng tidak mengerti. Skip!

"Kedua, Future Funk. Genre musik yang mengambil aspek sampling dari Vaporwave, sampel dari lagu-lagu disko tahun 1970-an dan 1980-an kemudian memotongnya sedemikian rupa untuk menghasilkan lagu yang benar-benar baru dan asyik dinikmati  masyarakat. Genre ini mengambil banyak inspirasi. French House dan Synth Funk, membuat musik pop yang menyenangkan."

Hah? Gimana? Gimana? Tanda tanya bermunculan di muka Maehwa. Skip! Skip!

"Yang ketiga, Baltimore Club, sub-genre dari breakbeat. Ini adalah campuran musik house hip hop dan choppy staccato. Menggabungkan potongan vokal melingkar yang mirip dengan genre seperti trap, bouncing, dan ghetto house. Pada dasarnya genre ini ialah breakbeat berbasis sampel."

Maehwa mengeluh. Tombol skipnya mana?!

"Keempat, Bubblegum Pop. Merupakan genre musik pop dengan gaya catchy dan upbeat yang dipasarkan untuk anak-anak dan remaja bernuansa permen karet. Tema yang kekanak-kanakan, memperlihatkan kepolosan remaja dan keceriaan. Genre ini cenderung menonjolkan kesan manis."

Hmm, menarik. Tapi skip. Genre beginian hanya melukai harga diri Im Rae. Tidak adakah genre sederhana? Yang tidak rumit, tidak membuat dahi terlipat.

"Terakhir! Kami sepakat memasukkan genre Sentimental Ballad. Aku yakin hampir seluruh trainee mengenal genre ini dengan amat baik. Musik bergaya emosional yang dikaitkan dengan romantisme, kesendirian, perpisahan, dan suasana pedih tapi serius. Banyak menggunakan alat musik akustik seperti gitar, piano, dan sebagainya."

Maehwa diam. Menundukkan kepala. Dan entah kenapa Kyo Rim juga menunjukkan reaksi yang sama dengannya.

"Kami telah mengenalkan semua genre lagu pilihan. Maka dari itu, kalian diberi waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan tim kalian akan mengambil genre yang mana."

Layar LED mulai hitung mundur.

Haedal memutar duduknya. "Kita harus pilih Future Funk. Lagu dengan genre itu sedang trendi di industri musik."

Lantern mengangguk. Setuju dengan Haedal.

Do Woo mengusap tengkuknya. "Apakah boleh mempertimbangkan Bubblegum Pop? Untuk beberapa kinerja, musik bubblegum berhasil masuk ke tangga lagu..." ujarnya malu-malu mengutarakan pendapat.

Haedal merangkul Do Woo. "Kenapa kau gugup begitu, heh? Kalau punya saran, tidak usah sungkan-sungkan mengatakannya!"

Anak itu hanya cengengesan.

"Bagaimana dengan kalian, Kak Kyo Rim? Kak Maehwa? Punya pendapat?"

"Bisakah kita pilih genre ballad saja?" kata mereka berdua nyaris berbarengan.

Haedal dan Lantern saling tatap. "Kalian bisa bertelepati? Baca pikiran? Kenapa bisa serentak gitu ngomongnya?"

Kyo Rim tertawa simpul, menatap Maehwa. "Kenapa... kau memilih musik ballad?"

"Bukan apa-apa." Tidak mungkin Maehwa bilang dia hanya paham genre lagu itu. Bisa-bisa mereka menertawakannya.

"Kita tidak bisa memilih genre sebuah lagu hanya karena genre itu sedang trend di Korea atau di manalah. Itu namanya FOMO, tidak mau ketinggalan trend zaman. Apalagi mereka sudah berpengalaman dalam dunia musik. Tidak seperti kita, idola pemula. Kita akan kesulitan memenuhi ekspetasi kru produksi dan penonton. Aku khawatir lagu buatan kita tidak masuk ke target audiens karena membuatnya terburu-buru."

"Wah, daebak." Do Woo dan Lantern geleng-geleng sambil menepuk tangan.

Giliran Haedal yang menutup mulut lebay. "Maehwa, apa kau mantan filsafat? Selain pro bermain dart, aku yakin kau juga pro dalam mengambil hati seseorang."

Apa sih? Dia kan hanya memberi saran.

Haedal menoleh. "Lalu Kyo Rim, kenapa kau juga memilih genre ballad?"

"Yah..., kurang lebih alasannya sama seperti Maehwa, hehehe. Bagaimanapun kita harus membuat penampilan yang memukau agar Interstellar tidak kecewa."

"Aku tidak keberatan memilih genre terakhir." Lantern mengscroll ponsel. "Musik ballad mempertahankan kepopulerannya di era genre-genre lagu terbaru yang menyegarkan. Statistiknya menengah lho."

Do Woo mengangguk-angguk cepat. Jika itu ballad, takkan sulit membuat musiknya. Dia lah yang akan bertanggung jawab dalam aransemen merujuk dia seorang maestro.

"Tapi Haedal, kau yakin memilih ballad?" Maehwa bertanya dengan suara datar. "Kau kan mau memilih future apalah itu tadi."

Haedal menepuk-nepuk bahu Maehwa, menyengir lebar. "Aku tidak masalah kok. Lagian kau yang memenangkan tiketnya. Kau jauh lebih pantas memilih genrenya.  Yang lain juga setuju. Jangan segan."

Maehwa berdeham, menoleh ke layar. Tersisa waktu 3 menit untuk berdiskusi.

"Ng?" Saat terus mengulir layar ponsel, Lantern menemukan sebuah artikel menarik yang diposting enam jam lalu. "Apa ini?"

"Apanya yang apa?" Kyo Rim yang kepoan, beringsut ke tempat Lantern. "Hahhh?!"

Haedal dan Do Woo bersitatap bingung, ikut beringsut mengintip ponsel Lantern. Dalam hitungan detik, ekspresi mereka berubah terkejut, refleks menoleh ke Maehwa.

"Ada apa? Kenapa menatapku?"

Kyo Rim tanpa basa-basi menunjukkan ponsel Lantern kepada Maehwa. Dia menyipit membacanya, seketika terdiam.

PESERTA HAN MAEHWA DARI STAR PEAK DIDUGA MENGGUNAKAN LIPSYNC?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top