Chp 126. Cahaya Merah di Balik Kegelapan
ACCORDING TO THE JUDGEMENT OF ⭐THE ORATRICE MECANIQUE D'ANALYSE CARDINALE⭐ Kalian dinyatakan bersalah karena tidak memberi LIKE dulu sebelum mulai membaca dan belum memfollow.
Ina menepati perkataannya.
Dia betulan datang ke studio TSP1 dengan berbalut pakaian tebal, tidak ingin ketahuan oleh siapa saja yang ada di sana merujuk Ina selebriti yang aktif bermain peran.
Menurut informasi dari Yeosu dan Narae, Maehwa belum tampil sejauh ini. Sepertinya dia dapat nomor urut bawahan lagi.
Sungguh, Ina berjuang dapat izin dari manajernya untuk datang kemari di sela-sela padatnya jadwal. Sebenarnya dia mau-mau saja menonton di episode sepuluh, namun dia ingin melihat Bulan Musim Dingin tercintanya secara live. Ina rindu wajah polos Maehwa.
Maksud Ina, siapa sih yang tidak terenyuh dengan tampang polos unyu miliknya? Ditambah sifat Maehwa yang tidak pekaan membuatnya makin bertambah lucu.
"Silakan masuk," kata penjaga.
Ina mengangguk. Suara berisik teriakan para penggemar menyambutnya. Kebanyakan dari mereka membentangkan spanduk Jinyoung, Kangsan, dan banyak lah lagi. Cuman dua orang itu yang paling mendominasi.
Aneh. Kenapa banner Ha-yoon sangat sedikit terlihat? Kita sedang membicarakan Ha-yoon, seorang trainee yang menjanjikan dan salah satu kandidat kuat tim debut.
Tidak sulit menemukan Yeosu dan Narae. Cari saja yang berdiri paling cepat sambil mengangkat lightstick kebiruan dan spanduk Wintermoon, maka itu adalah Yeosu.
Anehnya mereka bersama perempuan baru.
"Akhirnya kau datang, Ina!" Tenang. Sekitar mereka ricuh oleh teriakan, tidak ada yang mendengar seruan pelan itu. "Aku takut kau terlambat. Ini sudah tim ketiga."
Narae menatap Ina yang menatap Verdandi, peka terhadap kebingungan Ina. "Dia juga stan Wintermoon. Penggemar dari Jepang."
"H-halo," sapa Verdandi kikuk.
Ina tersenyum, menerima uluran tangannya. Rasanya Ina bangga pada Maehwa karena anak itu kini bahkan memiliki fans dari luar negeri dan rela jauh-jauh datang ke sini untuk menonton pertunjukan langsung.
"Kalian memvote lagu The Day I Got My Goals untuk Maehwa, kan?" cetus Yeosu.
Narae dan Ina mengangguk, namun Verdandi menggeleng. Yeosu menatapnya serius. "Kau memilihkan lagu apa untuknya, Ver?"
"Apona," jawabnya memainkan rambut.
Yeosu menepuk dahi. "Kenapa kau memilih lagu itu?? Tidak cocok untuk Maehwa kita! Tuan Wintermoon passion-nya di lagu ballad atau funk retro. Bukan lagu menggairahkan!"
Verdandi menggaruk kepala, watados. "Lagi pula kan masih banyak yang memilihkan lagu ELESIS untuknya. Tidak mungkin kan satu suara dariku membuat Maehwa meraih lagu APONA. Aku pribadi juga suka lagu ELESIS kok. Cocok dengan karakter Maehwa."
Selagi Yeosu mengomel, Ina beringsut ke sebelah Narae. "Apa ada yang terjadi? Beberapa penggemar terlihat lesu..."
"Ah itu," Narae mengusap lengan yang terasa dingin. "Ha-yoon tadi membuat kekacauan. Dia melamun, lupa lirik, konsentrasi pecah. Penonton kecewa. Terutama GoHa, fansnya."
Ina menutup mulut. "Astaga, Ha-yoon... Tidak biasanya dia bersikap begitu."
Narae memang suka Maehwa, tapi bukan berarti dia tidak menyukai trainee lainnya. Dia kasihan pada Ha-yoon yang tampak stres dan itu memengaruhi tubuh dan pikiran.
Entah apa saja yang terjadi di asrama Scarlett, Interstellar tidak tahu. Narae harap Maehwa tak berakhir seperti Ha-yoon juga. Narae tidak ingin Maehwa stres seperti saat skandal yang menimpanya waktu itu.
Mereka menikmati perfomance tim SHIOBEN sambil menunggu kapan Maehwa tampil.
***
Sementara itu di ruangan mentor yang letaknya dibedakan dari kursi penonton, Ise menghela napas untuk kesekian kalinya. Ise pikir sakit hatinya yang tak kunjung sembuh ketika Maehwa didepak dari tim ELESIS akan berkurang dengan menonton Ha-yoon, tapi nyatanya anak itu melakukan kesalahan.
"Sepertinya Ha-yoon kurang sehat malam ini," lirih Chan Ri, memijat pelipis. "Untungnya nyanyian Ahram yang merdu seperti biasa mampu menutupi momen-momen chaos."
Gallagher dan Ados mengangguk setuju.
Benarkah anak itu kurang sehat? Dari yang terlihat oleh Ise, Ha-yoon itu tertekan bukan karena perfomance, melainkan sesuatu yang lain atau entahlah. Ise hanya sekadar menebak-nebak secara kasar.
Pintu ruangan terbuka, menampilkan Heegam dan Cross. Mereka tersenyum menyambut produser bersama asistennya itu.
"Ya ampun tebakan saya salah," ucap Dong-Moon menggaruk kepala. "Saya kira anda takkan datang ke sini karena anda mendapatkan trainee yang tak berbakat membawakan lagu anda yang brilian."
Kepala Ise tertoleh, tergelak pelan. Astaga! Cari gara-gara lagi pria brengsek itu. Dan kenapa tidak ada satu pun yang menegur mulut Dong-Moon kurang sekolah itu?
Heegam tersenyum. "Oh, sepertinya saya sudah tahu pelaku yang membuang Maehwa. Kasihan anak itu, terusir secara tidak adil."
Dong-Moon tersenyum jengkel. "Diusir? Ahaha! Itu terlalu kasar, Produser Heegam. Kami melakukannya untuk kesehatan Maehwa. Dia terlibat insiden penusukan dan mendapatkan cedera luka cukup serius. Kami peduli dengan kondisi fisik anak itu, makanya kami memindahkannya ke lagu anda merujuk koreografinya terbilang santai."
Aliran listrik keluar dari pandangan Heegam dan Dong-Moon. Tidak mau mengalah.
"Tapi yang dikatakan Pak Dong-Moon ada benarnya," celetuk Ados menggaruk berewoknya. "Maehwa dipindahkan secara tiba-tiba dan tidak sempat dievaluasi atau rehearsal, jadi kami tidak tahu apa dia bisa tampil dengan baik. Saya khawatir dia membuat lagu anda menjadi tawaan penonton seperti peserta Ha-yoon barusan."
Itu kan karena ulah kalian tidak mau mempertahankan Maehwa di ELESIS! Ise menggerutu di hati, tetap diam. Dia terlalu malas berdebat dengan Ados yang punya watak keras. Lebih baik dia mendoakan Maehwa dan tim barunya bisa melalui kompetensi dengan lancar tanpa kendala.
Bibir Heegam melukiskan senyuman smirk. "Soal itu tak ada yang perlu dikhawatirkan. Malahan aku senang anda memberikan Maehwa pada lagu saya, Pak Dong-Moon."
Dong-Moon mengernyit. Apa maksudnya?
Cross mempersilakan Heegam duduk di kursi. Wanita itu menyilangkan kakinya, menatap layar di depan. "Batu permata ruby yang tenggelam di telaga buta akan menunjukkan kekuatan misterius. Cahaya merah menggoda bersinar di kegelapan malam."
***
Perfomance tim SHIOBEN berakhir.
Selagi para penata panggung menyiapkan set latar belakang untuk tim selanjutnya, Yihyun melangkah ke platform. Tersenyum. Aura karismatik pria itu tidak pernah pudar, bisa membangkitkan kembali semangat penonton.
"Apakah kalian menikmati misi konsep ini, Interstellar? Meski ada beberapa kejadian tak mengenakkan, trainee kita sudah berusaha semaksimal yang mereka bisa. Berikan tepuk tangan meriah pada mereka."
Seisi studio bergemuruh oleh suara tepukan.
"Seperti biasa, kalian bisa memberi vote suara pada peserta pelatihan yang kalian sukai begitu mereka selesai menampilkan lagu konsep. Hmm, coba kita lihat..." Yihyun berbasa-basi melihat jam tangan.
"Wow! Ternyata sudah pukul 8 malam. Waktu berlalu cepat tanpa kita sadari ya, Interstellar. Kita masih punya dua tim yang tersisa yaitu ELESIS dan APONA."
Suara gaduh di studio bertambah dua kali lipat. Tidak apa Ha-yoon kacau malam ini, masih ada beberapa trainee peringkat atas lainnya yang bisa ditonton.
"Di musim-musim sebelumnya, kita memiliki bermacam lagu tema seksi untuk merebut hati para wanita. Kali ini Star Peak juga menyediakan sorotan seksi untuk Interstellar yang terhormat. Hahaha, kalian bisa menyebutnya sebagai tradisi pokok."
Tiga kali lipat dengan yang ini. Seisi studio terpekik histeris begitu Yihyun mengode mereka dengan kalimat 'seksi'. Yihyun sampai tersentak kaget mendengar sorakan keras.
Ya ampun, mereka benar-benar sangat menyukai konsep seksi yang memikat.
Sementara itu di belakang sana, panggung telah selesai diatur. Yeosu, Narae, Verdandi, dan Ina yang paling dekat refleks meneguk saliva kering. Apa-apaan settingan ini?
Sebuah tirai kasur berbahan linel pastoral mengambang di langit. Kainnya terjuntai menutupi bagian belakang. Mesin pembuat asap dinyalakan, memenuhi lantai panggung. Lampu stage didominasi oleh warna merah.
"Apakah kalian siap dengan penampilan yang menggairahkan?? Pastikan jantung kalian tetap berada di tempatnya. Kami bisa dimintai kompensasi nanti." Yihyun berkedip.
"Kalau begitu ini dia, Tim APONA!"
Interstellar menahan napas demi melihat siluet lima pria dari balik tirai. Tapi yang mencolok adalah pria yang berdiri paling tengah. Mereka seperti melihat cahaya merah menyala di kedalaman laut, seperti diintai oleh hewan malam yang berbahaya.
YA TUHAN! Yeosu dan partai Wintermoon melotot kaget, menutup mulut.
"Maehwa ada di sini?!" (*)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top