Bab 28 (Part 2)
Devastate Desire sudah ada 40 bab di KK, loh.
Spoiler:
Theo ditangkap polisi karena berusaha melenyapkan Alex dan Naya, juniornya Marsa di HAD LAW FIRM, karena mereka punya bukti valid persrelingkuhan Theo dan Calista.
Yang penasaran, yuk langsung aja melipir ke akun KK-ku melalui link berikut:
https://karyakarsa.com/Fielsya/series/devastate-desire
===========================
"Hei, jangan kasar seperti itu. kamu ini sakit ya. Ingat dia itu darah dagingmu."
Ting Tong Ting Tong
Bel membuat fokus Deren buyar dn Calista berhasil menarik Zayn ke pelukannya. Deren tetap berusaha menjaga jarak agar istrinya itu tidak melukai kedua anaknya.
"Bala bantuan datang. Bye Deren mendekamlah dipenjara." Calista lalu menusukkan pisau ke perutnya. Reflek Deren memajukan tangannya dan berusaha mencegah hal itu terjadi. Tangan Deren sekarang memegang pisau yang Calista tusuk ke perutnya sendiri. Tangannya bersimbah darah. Kesadaran wanita itj semakin menghilang dan suara dobrakan pintu membuat matanya semakin membulat sempurna.
Marsa bersama dua orang petugas kepolisian berdiri mematung disana. Marsa menutup mulutnya, dan kedua petugas dengan sigap menahan Deren agar tidak kabur.
"Panggil ambulance," kata petugas kepolisian pada rekannya. Leon dan zayn semakin menjadi tangisannya. Pipi dan baju anak-anak itu terciprat darah ibunya yang membuat mereka belepotan warna merah.
Marsa dengan sigap memeluk keduanya. Membawa mereka berdua masuk ke kamar. Menenangkan sebisa nya. Dalam hatinya dia begitu membenci perlakuan Deren hari ini. Baginya lelaki itu sudah sangat keterlaluan. Bahkan dihadapan anak-anak.
Tak berapa lama ambulan datang dan membawa Calista pergi. Sementara Deren segera ditahan di kantor polisi.
"Kau keterlakuan Der, aku ga menyangka kau akan menjadi orang yang tak berprikanusiaan seperti ini," kata Marsa di depan jeruji besi.
"Kau tidak bisa melihat hanya dari yang terlihat saja Sa. Cari kebenarannya," tampak ekali Deren kalut dengan hal barusan. Ia menundukkan kepalanya sepanjang waktu.
Hati kecil Marsa berkata jika Deren bukanlah orang seperti ini, namun bujti di depan matanya jelas tidak bisa dibohongi. Semenjak sekolah dulu marsa mengenal Deren, ia percaya lelaki itu tidak kan melakukan hal yang bejat seperti ini. Lelaki yang bahkan tidak tega melihat kucing kelaparan dijalan, apa aka tega menusuk istri yang selalu menemani harinya itu. Lalu perasaan bergejolak apa ini dihatinya. Rasa marah, kesal, kecewa campur aduk menjadi satu.
Bayangan itu terngiang dj kepala Deren saat ini. Wanita yang dia cintai dengan tega menjebloskan dirinya ke penjara. Tega memberikan tontonan terburuk untuk kedua anaknya. Hati Deren benar benar telah mati rasa. Dia yang empat ingin mencoba memperbaiki hubungan dengan istrinya pupus sudah. Genderang perang sudah ditabuh dan tidak ada kata mundur. Dia harus bisa menang di persidangan nanti. Hak asuh harus lah berada ditangannya.
"Bukti. Yah, aku harus mulau kumpulkan bukti. Tidak akan ada yang memihakku kecuali kebenaran itu sendiri." gumam Deren.
Sinar matahari menembus masuk ke dalam kantornya. Membuat suasana gelap sedikit berkurang. Asisten Deren membuka lebih lebar jendela di ruangan atasannya itu. Disambut senyum si empunya tenpat.
"Pak Deren bersemangatlah, saya dan eluruh staff disini percaya dengan pak Deren. Kami selalu mendukung bapak." kata asistennya.
"Kalau begitu kalian mulai selidiki kasus ini, cari sebanyak apapun bukti yang bisa kalian temukan," tegas Deren.
"Siap laksanakan pak."
Tak butuh waktu lama kantor Deren menjadi ramai dengan pekerja yang lalu lalang, suara hiruk pikuk bawahannya mulai terdengar riuh. Mereka berusaha sebisa mereka untuk mendapat bukti. Dalam hati Deren dia senang karena dia tidak sendiri ada orang-orang yang kan elalu berada dipihaknya. Mau dunia mengutuknya namun mereka tetap bertahan.
"Terimakasih."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top