Bab 28 (Part 1)

Deren lagi-lagi berkutat dengan kasus, ia sedang berdiri sembari membolak-balik halaman file di tangannya. Sementara di atas meja kerjanya sendiri teronggok surat dari pengadilan untuknya. Sidang perceraiannya akan egera dibuka akhir pekan ini. Tuntutan KDRT membuat kepalanya pening.

Beberapa hari lalu dia ditahan kepolisian, namun kini dia bisa bebas namun wajib lapor. Entah apa yang difikirkan Marsa, dia datang hari itu dengan beberapa orang polisi. Pas sekali saat dirinya sedang bertengkar hebat dengan Calista.

Calista membuat Deren sangat kesal lantaran Leon dan Zayn yang akan tetap ikut Calista. Wanita itu tidak akan menyerahkan dua anaknya pada Deren. Lelaki itu jelas tidak bisa menerima hal itu, Calista sendiri selama ini tidak pernah sekalipun mengurusi anal-anaknya. Dia hanya sibuk bekerja dan bekerja sementara Leon dan Zayn dititipkan ke babysitter.

Deren sendiri menyadari dirinya selama ini juga bukanlah ayab yang peduli dengan anak-anak. Akan tetapi di hatinya dia tidak rela jika anak-anaknya harus ikut ibu yang kelakuannya tidak lebih baik dari binatang itu. ia kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu.

Calista membentak Deren dan berkata kasar padanya. Hingga dia juga membawa-bawa kedua orang tua Deren dalam masalah mereka. Watak asli Calista ini sungguh membuat hati Deten hancur berkeping-keping. Istri yang selama ini dia sayangi dan dia bangga-banggakan ternyata seperti ini.

"Kau tidak pernah mengerti apa yang aku inginkan,. Kau itu harusnya berfikir apa yang selama ini kurang darimu. Harusnya kau berusaha tidak hanya sekedar mencari uang uang dan uang. Perhatikan juga aku," teriak Calista kasar.

"Aku mencari uang untuk mu untuk anak-anak kita, untuk kebaikan hidup kita dimasa yang akan datang. Salahnya dimana? Jika kita ingin sesuatu bukankah memang harus ada yang harus di korbankan?" jawab Deren.

"Yah, dan kau sudah mengorbankan aku. Mengorbankan cinta kita. Sekarang sudah habis semua rasa itu padamu Deren."

"Oke fine. Jika kamu memang mau pisah. Kita pisah baik-baik tidak pakai acara saling serang seperti ini." terang Deren, lelaki itu sudah tidak ada daya lagi menghadapi calista. Air matanya sudah susah sekali untuk ditahan. Namun ia tetap mencoba untuk bertahan.

"Aku ga mau," balas Calista diiringi isak tangis Zayn dan Leon. Kedua anak itu nampak syok menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar eperti ini. Baru pertama kalinya mereka melihat ibu dan ayahnya saling membentak satu sama lain dengan mata yang seakan ingin menjatuhkan satu dan lain pihak.

Deren nampak melunak melihat kedua buah hatinya itu. Ia segera memeluk mereka dan mengusap kepala mereka. sementara Calista ia berjalan menuju dapur.

Deren tidak begitu mempedulikan apa yanga kan isttinya lakukan. Pertengkaran itu memang tidaklah baik untuk psikologi anak. Deren seketika merasa bersalah karena bertengkar dihadapan kedua makhluk imut ini.

"Leon dan Zayn ikut mama sekarang," Calista nampak membawa sebilah pisau ditangan kanannya. ia mulai menyayat ringan lengan bawah tangan kirinya. Halus namun darah keluar hingga menetes di lantai. "Jika kau tidak menyerahkan anak-anak aku bakal melakukan hal yang lebih gila dari ini.

"Calista please. Kamu sudah gila ya," kata Deren. Ia semakin erat mendekap kedua anaknya itu. Hingga tangan Calista meraih lengan Leon dengan paksa dan menyeretnya ke samping tempatnya berdiri. Jelas saja Leon berusaha mengelak, anak itu ingin ijut ayahnya. Dia merasa takut dengan ibunya saat ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top