Bab 26

Info!

Bab 1–35 Devastate Desire sudah tayang di karyakarsa, loh.

Gosipnya, Theo diusir sama Marsa imbas dari perselingkuhannya dengan Calista.

Buat kalian yang udah nggak sabar nunggu kelanjutan kisah ini, boleh banget langsung meluncur ke link berikut ini:

https://karyakarsa.com/Fielsya/devastate-desire-vol-1

Atau, bisa juga kalian tetap baca di wattpad, tapi tetap ya, aku updatenya dua minggu lagi.

Sekian info dariku.
Terima kasih, dan selamat membaca. 🙏😉

==================================

Calista menatap suaminya dengan tatapan santai. Ia mulai menekan nekan handuk di atas kepalanya sambil berjalan mendekati tiga orang yang masih mematung di hadapannya. Calista tanpa rasa malu menatap bingung mereka satu persatu.

"Kalian bertiga ngapain malam-malam eh subuh-subuh berantem disini?" ujar Calista ringan. Theo menatap tajam ke arah wanita itu, dia marah dengan kelakuan yang eenaknya sendiri dari Calista. Bukan seperti ini yang dia mau. Dia tidak ingin hubungannya dengan Marsa berantakan hanya karena masalah sepele ini.

'Wanita gila ini, awas saja kalau berani macam-macam,'batin Theo.

"Nah kan Sa, kamu bisa lihat sendiri kan. Buktinya sudah sangat jelas. Kau sudah bisa percaya padaku sekarang." kata Deren bangga.

 "Calista? coba jelaskan penampilanmu sekarang?" tekan Marsa. Amarahnya sudah mengalir hingga ubun-ubun. Air matanya seakan tidak lagi bisa dibendung jika ternyata dugaannya benar. Suaminya dan wanita ini...

"Aku baru saja mandi," ujar Calista tenang. Jantung Theo saat melihat gerak gerik Calista tidak bisa di kontrol dengan baik. Tangannya mulai basah, wajahnya perlahan memucat. 'Aku tidak akan memafkanmy Cal, bila kamu mengatakan hal yang tidak perlu," batin Theo.

"Mandi?" kata Deren. Ia begitu menekankan satu kata itu. Satu kata yabg bisa memilimi beragam arti, jelas kebanyakan artinya adalah buruk. "Dasar perempuan jalang, ga tahu diuntung. Sudah ditolongin malah nusuk dari belakang."

Mendengar perkataan Deren, Hati Marsa seperti diiris. Membayangkan suami dan temannya sendiri.

" Hoi, hoi, sembarangan saja main tuduh. Emang kamu punya bukti apa?" kata Calista dengan nada tinggi. Wanita itu jelas sekali tidak suka Deren mengatainya wanita jalang. "Aku tidak melakukan sesuatu yang salah. Mengapa kau mengataiku seperti itu?"

"Kalau ga apa namanya? Pelakor? Cabe-cabean? Apa? ayo coba jawab?" bentak Deren. Nyali Calista menciut mendengar nada tinggi suaminya itu. Ia sadar bahwa Deren saat ini sedang angat emosi. Calista menatap Marsa beberapa kali lalu kembali ke Deren.

Marsa dan Theo memikirkan apa yang akan terlontar dari bibir Calista. Kata-kata yang bisa menenangkan atau menghancurkan biduk rumah tangganya sekarang.

"Haahh, apa kau mempercayai kata-kaga yang yang gila lelaki ini Marsa? Sungguh ku menghargaimu ebagai orang yang berpendidikan tinggi. Yang tau bukti adalah segalanya, bukan omong kosong seperti ini."

Marsa bingung harus mengatakan apa, disisi tain egonya sangat memembenci kenyataa  pahit ini. Tapi akal sehatnya membenarkan ucapan Calista bahwa semua ith harus ada bukti baru bisa dianggap benar.

"Aku baru saja pulang dari pemotretan, kau bisa mengeceknya di jadwalku. Tadi saat pemotretan tidak sengaja ada salah atu kru yang menumpahkan minuman ke bajuku hingga sampai ke kepala. Oleh karena itu ke aku buru-buru mandi etelah ampai ke rumah ini." jelas Calista.

"Plak," suara tamparan terdengar membahana di rumah Marsa. Deren nampak menampar istrinya dengan sepenuh tenaga. Pipi Calista mulai bersemu merah dan edikit bengkak. Wanita itu hanya diam menerima tamparan suaminya.

"Kenapa kau memukulku?" ujar Calista lirih.

"Deren apa-apaan kau?" Marsa sedikit tidak sejalan dengan tindakan Deren. Ia marah pada Calista tapi tidak dengan cara begini menyelesaikannya.

"Sya kamu tidak perlu ikut campur, aku hanya mendidik istriku. Kamu kelihatan sekali berbohong, kejam banget ya kau Cal, mempermainkan perasaan orang seenak jidatmu." Deren menarik lengan Calista menuju kamarnya. Marsa ingin memisahkan Calista dari Deren saat ini. Bukan hal baik jika membiarkan saja amarah laki-laki itu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top