Suzuki Imperial Kitchen Hall

Sorakan para penonton membahana di dalam stadion baru yang dibangun konglomerat Suzuki. Semuanya menantikan para chef menunjukkan kebolehannya dalam memasak.

"Selamat datang di Suzuki Imperial Kitchen Hall!!! Tempat memasak paling bergengsi yang menjadi tempat memasak impian semua chef!! Di sini para chef terpilih akan menunjukkan kebolehannya membuat masakan yang akan memuaskan para juri dan merebut Suzuki Medal!!

"Perkenalkan, saya Sonoko Suzuki. Pemegang saham tertinggi Suzuki Imperial Kitchen Hall sekaligus host Anda untuk pertandingan hari ini!!"

Suara Sonoko yang menandakan  pertandingan memasak paling bergengsi sedunia akan segera dimulai disambut sorakan antusias dari para penonton.

Tak sedikit yang memuji penampilan Sonoko yang sangat cantik dengan gaun warna merah dan choker bunga mawar yang menghiasi lehernya.

"Baiklaaaah...!! Sekarang mari kita panggil 4 chef yang akan bertanding hari ini!!

Yang pertama, chef detektif yang memiliki motto "Kebenaran hanya ada satu", SHINICHI KUDO!!!"

Sebuah lampu sorot menyinari tenpat Shinichi berdiri. Ia berjalan memasuki pos tempat ia akan memasak sambil melambaikan tangannya pada fans-fans wanitanya.

"Chef kedua, adalah chef pesulap yang selalu memasukkin trik sulap pada masakannya, KAITO KUROBA!!!"

Sebuah lampu sorot menyinari tempat Kaito berdiri. Tetapi, tidak ada siapa-siapa di sana.

"Lho? Mana Kaito Kuroba?"

PONG!! Seiring dengan munculnya asap dan kertas-kertas confetti, Kaito tiba-tiba muncul di pos tempatnya memasak.

"Waaaah!!! Bahkan Kaito Kuroba sudah memakai sulapnya untuk masuk ke pos memasak!! Hebat!!!" seru Sonoko.

Tepuk tangan riuh membahana sebagai apresiasi pada aksi sulap Kaito yang mengejutkan.

"Terima kasih! Terima kasih!" seru Kaito.

"Peserta ketiga! Chef yang sangat tepat waktu! Tidak pernah terlambat satu detik pun!! SAGURU HAKUBAAA!!!" Sonoko mengumumkan lagi.

Sebuah lampu sorot menyinari tempat Sagur berdiri. Ia memakai kostum Sherlock kesukaannya. Chef detektif, Saguru Hakuba.

"Peserta terakhir!!! Chef yang ahli menggunakan pedang dan pisau!! HEIJI HATTORI!!!"

Kaats!! Sekitar 5 buah lampu sorot menyinari Heiji. Sinarnya menyilaukan sampai Heiji memakai topinya supaya tidak kesilauan.

"Sial! Kenapa lampu sorotku paling banyak?" gerutu Heiji.

"Kalau gak banyak, kamu gak bakal kelihatan dalam gelap, Heiji," jawab Shinichi.

"Sialan kau!"

"Baiklah, semua peserta sudah memasuki posnya masing-masing. Sekarang ayo kita perkenalkan juri kita!!" seru Sonoko.

"Yang pertama adalah chef paling ditakuti oleh para peserta karena kritikannya yang pedas! Walau begitu, masakan buatannya sangat enak, bahkan ia bisa memasak dengan mata tertutup! Siapa lagi kalau bukaaaan.... SHUICHI AKAI!!!"

Sorakan penonton semakin meriah. Semua pandangan tertuju pada Shuichi yang duduk di kursi juri. Shuichi hanya mengangguk singkat.

"Juri berikutnya adalah satu-satunya juri wanita kita! Chef yang diam-diam suka sama... ehem... oke, lupakan saja... dia adalaaah... JODIE STARLING!!!"

"Woy, jangan buka-buka rahasia orang dong!!" seru Jodie marah-marah. Wajahnya memerah. Sesekali ia melirik ke arah Shuichi yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa.

"Selanjutnya adalah... CHEF ANDREW CAMEL!!!"

"Hiks, aku memang terlupakan. Bahkan aku tidak ada penjelasannya..." gumam Andrew pelan.

"Setidaknya mereka tidak lupa kalau kamu ada di sini," kata Jodie.

"Iya..."

"Woy!! Ini kenapa jurinya orang FBI semua? FBI gabut ya sampai jadi juri buat lomba masak?!" seru Shinichi.

"Kamu tidak tahu ya? Kepanjangan dari FBI selain dari Federal Bureau of Investigation adalah Food Bureau of Investigation!!" jawab Jodie sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sa ae," komentar Heiji.

"Baiklah, para juri, silakan umumkan tema lomba hari ini!" seru Sonoko.

"Oke, tema hari ini adalah "Makanan yang Bisa Membuatmu Teringat Masa Kecil". Waktunya 90 menit, buatlah makanan yang BISA kami makan dan memuaskan lidah kami!" kata Shuichi.

"Apabila sudah selesai sebelum waktunya, boleh langsung dibawa ke meja juri untuk kami cicipi. Waktu dimulai dari........ sekarang!" seru Jodie.

Teng!! Bunyi lonceng berbunyi menandakan dimulainya lomba memasak. Para chef peserta bergegas ke ruangan bahan-bahan dan memilih bahan masakan dan alat makan yang akan mereka gunakan.

Masing-masing peserta sudah sibuk dengan masakannya. Para juri mengamati mereka dari meja juri.

"Hmm... Aku penasaran apa yang akan mereka buat. Makanan yang bisa mengingatkanmu pada masa kecil," kata Jodie.

"Ya. Kita juga bisa tahu seperti apa masa kecil mereka," balas Shuichi.

"Semoga mereka membuat makanan yang bisa kita makan..." ucap Andrew penuh harap.

"Bagaimana kalau kita mengunjungi pos para peserta dan mengamati apa yang mereka lakukan?" usul Jodie.

Shuichi dan Andrew mengangguk setuju. Mereka beranjak dari kursi mereka dan bergerak ke pos-pos peserta.

Jodie pergi ke pos Shinichi. Ia mengamati apa yang Shinichi lakukan. Shinichi sedang mengaduk cairan berwarna pink.

"Apa yang akan kamu buat, Shinichi?" tanya Jodie.

"Sesuatu yang akan mencengangkan! Hanya otak cerdasku saja yang bisa memikirkan makanan ini!" seru Shinichi sambil terus mengaduk-aduk cairan pink itu dengan intens.

"Hmm... oke. Sepertinya warna makanannya bakalan pink ya. Unik sekali."

"Iya, dong. Kayak aku," ucap Shinichi sambil berpose ganteng. Para penonton wanita bersorak kegirangan. Bahkan ada yang pingsan.

"Ah... Ya oke," Jodie speechless melihat pose Shinichi. Ia pun pergi meninggalkan Shinichi yang kembali sibuk dengan cairannya.

Crot! Crot! Crot!! Terdengar suara aneh dari pos Shinichi sepeninggal Jodie. Jodie yang masih belum jauh dari posnya, bergidik jijik.

Shuichi mengunjungi pos Saguru. Saguru sedang asyik mengelap piring.

"Saguru, apa yang akan kamu buat?" tanya Shuichi.

"Makanan yang akan memuaskan lidah Anda," jawab Saguru singkat.

"Heh," Shuichi menyeringai. "Pede juga kau."

"Tentu saja. Semua sudah kuperhitungkan."

"Lalu, kenapa dari tadi kamu cuma mengelap piring?"

"Semua sudah kuperhitungkan. Sambil aku mengukus daging, aku mengelap piring. Lalu, pada pukul 11:15:14 saya akan mengeluarkan dagingnya dan membentuknya dalam waktu 10 menit. Lalu pada pukul 11:25:14, saya akan memberikan bumbu rahasia. Selanjutnya pada pukul-"

"Oke, cukup," potong Shuichi. "Aku mengerti."

Andrew mengunjungi pos Heiji. Ia sedang sibuk membuat lingkaran-lingkaran pipih warna cokelat kehitaman. Sepertinya dia akan membuat kue.

"Oh, kamu membuat kue ya?" tebak Andrew.

"Lho kok tahu? Jangan-jangan... kamu itu... bapakku ya?"

"Um..."

Krik krik... Semuanya jadi sepi. Andrew pun meninggalkan pos Heiji.

Shuichi mendatangi pos Kaito dan mengamati apa yang dilakukan Kaito. Kaito sedang menumbuk daging dan memasukkan bumbu yang tidak diketahui.

"Kembaran Shinichi, lagi buat apa?" tanya Shuichi.

"Enak aja dibilang kembaran! Aku lebih ganteng tahu!" sahut Kaito.

"Sereh dah," balas Shuichi singkat.

"SERAH WOY! SERAH!!" sahut para penonton.

Tidak mempedulikan sahutan para penonton, Shuichi kembali menanyai Kaito.

"Lagi buat apa?"

"Makanan yang akan mengalahkan makanan si detektif gila waktu itu!" sahut Kaito.

"Oh, Saguru? Kamu ingin mengalahkannya?"

"Tentu saja! Dia menyebalkan!! Sudah jangan ganggu aku! Aku mau konsentrasi masak!"

"Ga usah ngegas, mas."

Para juri kembali ke meja mereka. Wangi masakan memenuhi stadion dan masuk ke hidung semua makhluk yang ada di stadion, membuat cacing-cacing di perut berdemo minta makan.

"Hmm... Baunya enak!" kata Jodie.

"Bikin zina hidung," timpal Andrew.

"Hah?"

Karena Andrew tidak jelas, semua mengabaikan Andrew.

Tak terasa waktu sudah tinggal 5 menit lagi. Para peserta mulai menata makanannya di piring. Kecuali Shinichi, dia memasukkan makanannya ke mangkok.

Teng!! Waktu habis. Semua peserta harus menghentikan kegiatannya. Untuk penjurian, mereka hom pim pa untuk menentukan siapa yang duluan. Shinichi mendapat giliran pertama.

Shinichi mendekati meja juri. "Para juri yang terhormat, silakan nikmati masakan terenak buatanku! Masakan ini akan mengingatkan kalian semua pada masa kecil! Inilah dia... PUDDING TUBBY!!!"

"Minta ditubirin nih orang," ejek Kaito.

"Berisik!"

Shinichi meletakkan masakannya di hadapan para juri. Para juri mulai mengamati Pudding Tubby buatan Shinichi. Benda cair warna pink yang dimasukkan ke mangkok plastik.

"Pudding? Wujudnya aneh..." komentar Jodie.

"Tapi rasanya belum tentu aneh, kan? Ayo, kita coba," kata Andrew.

Mereka mulai mencicipi Pudding Tubby. Ekspresi mereka tidak bisa ditebak.

"S-Shuichi... silakan komentarnya," kata Jodie.

"APA-APAAN MAKANAN INI? PUDING? PUDING KOK CAIR?! BERARTI INI BELUM MATENG! CUMA BUBUK PUDING DIKASIH AIR!! BERANINYA KAMU KASIH KITA BENDA INI!!" sahut Shuichi.

"Ta-tapi... Pudding Tubby kan memang begitu..." sanggah Shinichi.

"Pokoknya ini sampah!! Bawa kembali ke tempatmu!"

Shinichi kembali membawa cairan- maksudnya Pudding Tubby-nya kembali dengan lesu. Peserta lain semakin gugup.

"Huh! Kagak pernah nonton Teletubbies ya?!" Shinichi menggerutu.

Selanjutnya Heiji yang maju. Ia membawakan masakan buatannya.

"Inilah dia! Makanan yang akan mengingatkan kita pada masa kecil! KUE TUBBY!!" seru Heiji.

"Hm, kalian ini ada di fandom Teletubbies?" tanya Andrew.

"Ya. Aku dan Kudo sampai sekarang suka nobar Teletubbies," jawab Heiji.

"Oh, begitu."

Heiji menghidangkan Kue Tubby buatannya di hadapan para juri. Kue berbentuk lingkaran pipih berwarna cokelat dihiasi smiley putih. Wangi cokelatnya semerbak membangkitkan selera.

"Hmm! Wanginya enak sekali! Lebih mending dibanding cairan tadi," komentar Jodie.

"Terima kasih!" balas Heiji.

"Kenapa kamu buat ini?" tanya Shuichi.

"Ini kue yang melambangkan saya! Warnanya gelap, tetapi tetap menarik!"

"Huuuu!!!" sahut Shinichi dari kejauhan.

"Berisik lu!"

"Baiklah, ayo kita coba," kata Andrew.  Para juri pun mencicipi kue buatan Heiji.

"Hmm!! Enak sekali!! Rasanya seperti yang aku bayangkan!!" seru Jodie.

"Benar! Cokelat yang melapisi kue ini enak sekali! Tingkat ketebalannya pas!" tambah Andrew.

"Kuenya juga enak! Bentuknya seperti biskuit tapi lumer di mulut."

"Bagaimana pendapatmu, Shuichi?" tanya Andrew.

Shuichi tidak menjawab dan hanya sibuk menghabiskan Kue Tubby-nya.

"Kurasa Shu juga menyukainya," kata Jodie.

"Yess!!" Heiji terlihat senang.

Heiji kembali ke posnya dengan perasaan senang. Shinichi terlihat kesal.

"Padahal sama-sama fandom Teletubbies!" gerutunya.

Selanjutnya adalah Kaito. Ia membawa piring kosong. Semuanya bingung. Kaito meletakkan piring di depan juri dan menutupinya dengan kain.

"Inilah masakan buatanku! Chum Bucket's Chum!!" kata Kaito sambil menarik kain yang menutupi piring.

Muncullah gumpalan daging di atas piring para juri. Semua kagum melihat sulap Kaito.

"Terlihat normal. Semoga bisa dimakan," kata Andrew penuh harap.

Andrew dan Jodie memakan masakan Kaito. Setelah memakan satu gigitan, Andrew dan Jodie langsung jatuh dari kursinya.

"Air... Aku butuh air... Tolong..." pinta Andrew dan Jodie.

"Seperti yang kau lihat, lebih baik kau fokus pada pekerjaan pesulap dibanding jadi chef," komentar Shuichi.

"Kau belum memakan masakanku!" sahut Kaito. "Lagipula, ini bisa mengingatkan pada masa kecil! Di film aslinya, Chum kan rasanya tidak enak!"

"Lalu kenapa kau buat makanan yang tidak enak?! Sudah kami bilang kamu harus membuat makanan yang BISA kami makan!!" gertak Shuichi.

"Ukh..."

"Sudah. Bawa sampah ini pergi."

Kaito terlihat lesu membawa makanannya. Ia mencicipinya sedikit. Alhasil, ia hampir muntah.

Selanjutnya adalah Saguru. Ia membawa makanannya dengan hati-hati. Semua yang melihat makanan buatannya terkesima, karena cantik sekali.

"Ini masakan buatanku. Namanya Krabby Patty," kata Saguru.

"Wow! Wanginya sangat enak! Rasanya aku ingin langsung melahapnya!" kata Jodie.

"Benar! Susunan burger Krabby Patty ini sangat cantik," tambah Andrew.

Para juri pun memakan Krabby Patty buatan Saguru.

"Hmm!!! Enak! Perpaduan bahan-bahannya saling melengkapi! Sempurna!" seru Andrew.

"Aku iri dengan penduduk Bikini Bottom bisa merasakan makanan seenak ini!! Enak!!" seru Jodie.

Shuichi menghabiskan Krabby Patty-nya dan minta tambah. Untungnya Saguru membuat lebih.

Setelah penjurian selesai, para juri berdiskusi untuk menentukan siapa yang menang. 10 menit kemudian, mereka siap mengumumkan pemenangnya.

"Baiklah, kami sudah memutuskan. Pemenangnya adalah... Saguru Hakuba dengan Krabby Patty-nya yang lezat!!" seru Jodie.

Tepuk tangan meriah untuk Saguru memenuhi stadion.

"Silakan ke sini untuk kami berikan Suzuki Medal," kata Andrew.

Saguru maju ke depan. Ia menghadap Shuichi yang memegang Suzuki Medal.

"Aku akan berikan medal ini untukmu asal kau memberi kami Krabby Patty lagi," kata Shuichi.

"Tenang saja. Masih ada banyak kok," kata Saguru.

Shuichi pun mengalungkan Suzuki Medal pada leher Saguru sambil mengucapkan selamat.

"Huh!! Mana mungkin Pudding Tubby-ku kalah!" gerutu Shinichi.

"Lihat saja, Saguru! Aku akan mencuri resep rahasia Krabby Patty dan merebut kemenangan itu!!" sahit Kaito.

Sonoko kembali muncul.

"Baiklah, kita sudah mendapatkan pemenang kali ini! Selamat, Saguru Hakuba!! Ayo, tepuk tangan yang meriah untuk Saguru Hakuba!!"

Semua orang yang ada di stadion itu memberikan tepuk tangan dan meneriakkan ucapan selamat pada Saguru.

"Thank you! Thank you!" balas Saguru.

"Terima kasih sudah menyaksikan pertandingan di Suzuki Imperial Kitchen Hall!! Sampai jumpa lagi di pertandingan berikutnya!!"

●●●

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top