Perjuangan Gin Naik Angkot

Suatu hari, Porsche 356A punya Gin sedang sakit sehingga harus masuk bengkel. Gin pun menggalau karena Porsche itu adalah mobil kesayangannya. Dia khawatir apakah mobil kesayangannya itu bisa sembuh lagi atau tidak.

"Kak, ada apa?" tanya Vodka. Ia melihat Gin sedang duduk meringkuk di pojok ruangan.

"Pocchie... Dia sakit... Ada mesinnya yang rusak..." jawab Gin dengan suara bergetar.

"Oh, iya. Kemarin dia tiba-tiba mogok, makanya harus dibawa ke bengkel."

"Apakah Pocchie akan baik-baik saja?"

"Tenang, kak. Tukang bengkel pasti akan memperbaiki Pocchie."

"Pocchie... Dia sendirian di sana. kelaparan dan kedinginan..." mata Gin berkaca-kaca.

"Dia pasti baik-baik saja. Kata tukang bengkelnya, cuma butuh dua hari untuk memperbaikinya kan? Dua hari itu singkat," Vodka mengelus punggung Gin.

"Begitu ya... Lalu, nanti aku harus naik apa kalau ada misi? Aku tidak mau naik mobil lain! Itu akan seperti mengkhianati Pocchie..." kata Gin.

"Naik motorku saja!" timpal Vermouth yang datang tiba-tiba.

"Vermouth!" seru Vodka.

"Naik motor? Hmm... Aku tidak yakin. Sudah lama tidak naik motor," Gin terdengar ragu.

"Tidak apa-apa. Aku akan memboncengmu kemana pun kau mau pergi," kata Vermouth.

"Wah, terima kasih, Vermouth. Aku tertolong. Kebetulan hari ini aku harus pergi ke Black Market untuk negosiasi."

"Ayo, kuantar."

Gin dibonceng motor oleh Vermouth. Gin agak kesal karena rambut indahnya jadi berantakan tertiup angin.

Setelah sampai di lokasi, Vermouth pergi meninggalkan Gin karena ia juga ada urusan di tempat lain. Ia memberi tahu Gin untuk meneleponnya apabila sudah selesai. Vermouth akan menjemputnya.

Sekitar 2 jam kemudian, Gin sudah selesai dengan urusannya. Ia pun menelepon Vermouth untuk menjemputnya.

"Vermouth, aku sudah selesai. Jemput aku," kata Gin.

"Maaf, Gin. Aku masih sibuk di tempat lain dan baru akan selesai 2 jam lagi. Kamu mau menunggu?"

"Hah? Kamu ngapain? Ah, aku tidak peduli. Bisakah kamu meninggalkan urusanmu itu dan menjemputku, lalu mengantarku ke markas? Setelah itu, kamu bisa kembali lagi ke urusanmu itu."

"Maaf, Gin. Urusan ini sangat penting. Tidak bisa ditinggalkan."

"Kau bilang kau akan mengantarku?!" seru Gin geram.

"Aku sudah meminta maaf, Gin. Aku benar-benar tidak bisa. Bagaimana kalau kau naik angkot untuk pulang?"

"Angkot. Itu... berarti aku akan mengkhianati Pocchie!"

"Terserah. Kau bisa menungguku 2 jam lagi."

Gin menutup teleponnya dengan kesal. Ia bingung bagaimana ia bisa pulang. Ia tidak mau menunggu sampai 2 jam. Terlalu lama!

"Naik angkot? Ukh... Kurasa aku harus melakukannya..." gumam Gin lesu.

Dia berjalan menuju jalan utama. Angkot menuju ke markas sering lewat jalan utama itu. Tetapi, ada satu masalah, tidak ada angkot yang mau berhenti padahal Gin sudah berusaha menyetopnya.

"Kenapa tidak ada yang mau berhenti? Semuanya mengabaikanku. Padahal aku sudah mengikuti tutorial cara menyetop angkot," pikir Gin.

"Paman? Paman ada masalah?" tiba-tiba ada anak perempuan yang menghampiri Gin. Sepertinya dia melihat Gin sedang dalam kesulitan.

"Siapa kau, anak kecil?" tanya Gin dengan wajah garangnya.

"Namaku Ayumi! Ayumi Yoshida!" jawab Ayumi.

"Ayumi, huh? Kenapa kau peduli?"

"Hmm... Dari tadi aku lihat paman seperti dalam kesulitan. Bu guru bilang, kalau ada yang kesulitan, harus kita bantu!"

Gin mendengus. "Aku tidak yakin kau bisa membantuku."

"Memang paman ada masalah apa?"

Gin menceritakan masalahnya, ia ingin menyetop angkot tetapi tidak ada yang mau berhenti. Padahal, ia sudah mengikuti tutorial cara menyetop angkot, yaitu dengan menggunakan "jari sakti".

"Memang seperti apa paman melakukannya?" tanya Ayumi.

Gin mempraktekkannya. Ia menggerakkan "jari sakti"nya, tetapi ekspresi wajahnya sangat mengerikan.

"Sepertinya aku tahu dimana masalahnya," kata Ayumi.

"Apa?" tanya Gin.

"Wajah paman. Wajah paman terlalu sangar. Semua supir angkot akan ketakutan dan tidak mau berhenti."

"Aku menyeramkan??!" sahut Gin marah.

"Hiiiii!!!!" Ayumi ketakutan. "Co-coba pakai ini. Ikat rambut paman dengan ini."

Gin mengambil karet rambut itu dari tangan Ayumi. Ia membuka topinya lalu mengikat rambutnya.

"Nah, kalau begini jadi kelihatan tampannya!" seru Ayumi.

Gin tersipu mendengar kata-kata Ayumi.

"Setelah itu, coba deh senyum," lanjut Ayumi.

"Senyum?"

"Iya, senyum! Seperti ini!" Ayumi tersenyum lebar.

Gin mencoba tersenyum. Rasanya sulit sekali baginya untuk menaikkan kedua ujung bibirnya yang sudah bertahun-tahun selalu di bawah. Alhasil, senyumnya pun terlihat kaku.

"Yah... sudah lebih mending daripada sebelumnya sih," kata Ayumi. "Sekarang, coba lagi setop angkotnya. Nah, ini dia datang!"

Gin pun mencoba sekali lagi. Ia ayunkan jari saktinya. Kali ini, ia berhasil! Angkotnya berhenti!

"Selamat!! Paman sudah berhasil!" seru Ayumi.

"Terima kasih, Ayumi! Berkat kamu, aku bisa menyetop angkot!" seru Gin senang.

Gin pun masuk ke dalam angkot. Sebelum angkotnya pergi, ia berterima kasih lagi pada Ayumi.

"Terima kasih, Ayumi. Walaupun kau anak kecil, kau hebat," kata Gin.

"Sama-sama!" balas Ayumi.

"Kamu tidak naik?"

"Tidak. Sebelum bertemu Paman, aku hanya ingin pergi ke minimarket di seberang jalan itu."

"Oh, begitu. Baiklah, aku pergi ya."

Ayumi mengangguk. Angkot yang dinaiki Gin pergi menjauhinya.

"Ayumi!!"

Ayumi menoleh ke arah suara. "Conan! Ai!"

"Kamu tidak apa-apa? Kamu lama sekali padahal hanya beli kue untuk camilan kita di perjalanan menuju tempat kemping," Conan agak khawatir.

"Tidak apa-apa. Malah aku habis menolong seseorang. Lho, Ai kenapa?"

Ai bersembunyi di balik Conan. Ia terlihat ketakutan menggenggam lengan baju Conan dengan erat.

"Sepertinya tidak ada anggota organisasi hitam seperti yang kau kira, Ai," bisik Conan.

"Tapi... kita tidak bisa lengah..." bisik Ai.

______________________________________

Gin pun sampai di markas dengan selamat. Vodka agak terkejut melihat rambut Gin yang diikat. Gin pun menceritakan pengalamannya naik angkot. Vodka memuji Gin atas keberhasilannya. Gin pun meminta Vodka agar tidak memberitahu Vermouth dia sudah sampai markas. Dia ingin balas dendam membuat Vermouth kebingungan mencarinya karena Vermouth tidak menjemputnya sesuai janjinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top