INTRO - 真実はいつも一つ!!
(Mohon baca sambil play lagu di atas. Kalau lagunya habis, ya replay aja.)
「俺の名前は-」
"Woy! Pake Bahasa Indonesia!" seru Dew dari kejauhan.
"Oh, iya, sorry, Thor," Aku buru-buru minta maaf karena Dew, si Author, alias bosku, sudah mulai mengasah golok sambil menatapku dengan tatapan tajamnya yang setajam golok.
Ehem!
Ayo, mulai dari awal.
Namaku Shinichi Kudo. Murid kelas 2 SMA Teitan. Walau hanya anak SMA, tetapi sebenarnya aku ini detektif. Detektif, lho! Polisi Jepang sudah mengakui kemampuanku dalam memecahkan kasus. Aku sudah memecahkan kasus-kasus yang tidak bisa dipecahkan oleh polisi. Hebat kan aku? Hmm... terkadang aku merasa bodoh, karena aku memecahkan kasus itu tanpa dibayar. Huuuh...! Mungkin nanti aku harus mulai minta bayaran.
"Sejak kapan Shinichi jadi kapitalis...?" gumam Dew.
Ehem! (Berbisik) Abaikan saja orang itu.
Oke! Sekarang lanjut!
Suatu hari, aku dan paca- um, maksudnya teman masa kecilku, Ran Mouri, pergi bermain ke taman bermain Tropical Land. Lagi-lagi aku terlibat dalam suatu kasus pembunuhan. Padahal pengen menikmati kencan dengan Ran, eh, malah bertemu mayat! Menyebalkan!
Oke.
Dengan otakku yang pintar dan cerdas ini, aku berhasil memecahkan kasus tersebut.
Tetapi, di antara orang-orang yang terlibat dalam kasus itu, ada 2 orang berpakaian serba hitam yang sangat mencurigakan. Salah satunya pria bertubuh tinggi langsing, berambut silver dan panjang, memakai overcoat hitam, dan topi hitam. Wajahnya mengerikan sekali. Seperti pembunuh berdarah dingin! Dan satunya lagi adalah pria bertubuh agak besar dan tidak lebih tinggi dari si rambut panjang. Ia memakai suits hitam, kacamata hitam, dan topi hitam.
Mencurigakan... Mencurigakan! Mereka sangat mencurigakan. Insting detektifku mengatakan bahwa aku harus mencari tahu tentang mereka.
Yah, karena kasus yang tadi, mood kencan jadi hilang, Ran nangis terus, dan sepertinya kencan ini selesai, aku pun langsung minta izin ke Ran untuk pergi.
"Ran, aku pergi duluan ya," kataku dengan cepat. Aku tidak mau kehilangan dua pria itu.
"Shin... kamu... mau ke mana? Jangan tinggalin aku," kata Ran masih sambil terisak.
Aku segera memutar otakku yang cerdas ini untuk mengarang cerita.
"Ah! Aku harus ke wc! Aku mau melakukan yang nomor 2! Udah gak tahan nih... udah di ujung!"
"Shin... kamu menjijikkan," kata Ran.
Ugh! Sebenarnya aku gak mau kelihatan uncool di depan Ran. Tapi apa boleh buat, otakku yang cerdas ini hanya bisa membuat cerita seperti itu.
"Aku ke wc dulu ya. Jangan tunggu aku. Soalnya bakal lama, kayaknya bakal keluar banyak. Nanti kamu kebauan." kataku sambil berlari meninggalkan Ran.
"Shinichi! Jangan pergi..." seru Ran. "NANTI SIAPA YANG BAYARIN ONGKOS PULANGKU?!!"
Sebenarnya aku mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Ran, tetapi aku pura-pura tidak mendengar dan terus berlari mengejar dua pria yang mencurigakan itu. Saat ini 2 pria mencurigakan itu memenuhi otakku yang cerdas ini.
Hmm... apakah ini... cinta? Gak! Ini cuma insting detektif!
Mereka sangat mencurigakan. Mereka memakai baju hitam legam dan panjang. Padahal itu bukan pakaian yang cocok untuk pergi ke taman bermain! Terus yang rambut panjang itu, bagaimana mungkin dia bisa menumbuhkan rambut sepanjang itu? Aku harus memastikan bahwa rambutnya adalah rambut asli. Lalu pria yang pakai kacamata hitam itu, akankah dia membuka kacamata hitamnya? Kalau dia membuka kacamata hitamnya, seperti apa wajahnya? Penasaran!!
Pria itu masuk ke pojokan taman yang sepi. Aku menjaga jarak agar tidak ketahuan. Dari kejauhan aku mengintip apa yang dilakukan pria itu.
Hah? Hanya ada si kacamata hitam dan satu orang botak yang tak dikenal. Mana yang rambut panjang? Ah, mungkin lagi ke salon. Perawatan rambut.
Aku memperhatikan si kacamata hitam itu. Dia melakukan transaksi mencurigakan dengan si botak itu. Aku segera memotret kegiatan mereka.
Duakk!!!
Tiba-tiba terdengar suara benda tumpul menghantam sesuatu. Saat itu juga aku merasa kepalaku amat sakit. Tenagaku hilang dan tubuhku roboh.
"Detektif ini mengikuti kita," kata si rambut panjang dengan suaranya yang sangat dingin. Samar-samar aku melihatnya membawa batang besi berlumuran darahku. Si botak itu juga entah lari kemana.
"Kakak!" seru si kacamata hitam.
Oh... Ternyata mereka kakak adik...
"Bagaimana ini? Kita bunuh?" tanya si kacamata hitam agak panik.
"Jangan pakai pistol! Karena kasus tadi, polisi masih berkeliaran. Kita pakai ini saja," balas si rambut panjang.
"Ini"? Apa maksud mereka? Apa jangan-jangan mereka akan membawaku ke tempat Dew? Uh... memikirkannya saja membuatku merinding.
"...Kita pakai racun ini," Si rambut panjang membuka paksa mulutku dan memasukkan kapsul ke dalam mulutku.
"Racun ini racun terbaru. Belum dicoba ke makhluk hidup. Racun ini juga tidak membekas. Cocok untuk membunuh seseorang," Si rambut panjang memaksaku menelan kapsul itu.
Jangan... Aku belum makan...
"Ayo, kita segera pergi. Selamat tinggal, detektif," kata si rambut panjang.
Aku mendengar derap langkah mereka semakin menjauh. Sial! Mereka kabur!
Ukh... kenapa... badanku terasa panas?! Panas... panas... tolong... kesadaranku semakin memudar.
"Hey! Ada yang pingsan!"
Samar-samar aku mendengar suara seseorang. Aku mencoba membuka mata. Ternyata polisi. Jadi... aku masih hidup? Bagus! Akan kulaporkan perbuatan mereka!
"Nak, kamu tidak apa-apa?" tanya polisi.
Nak? Apa maksud mereka? Aku kan sudah SMA. Memang sih wajahku baby face, tapi ya gak gini juga.
Lalu para polisi membawaku ke kantor polisi dan merawat lukaku. Aku menceritakan tentang kejahatan yang 2 pria itu lakukan. Anehnya, tak ada yang percaya kata-kataku! Malah mereka menertawakanku! Beraninya mereka menertawakan seorang Shinichi Kudo.
"Nak, kamu masih ngelindur? Coba cuci muka dulu trus ngaca," kata salah seorang polisi.
Aku pun mencari kaca. Kebetulan ada kaca besar di ruangan ini. Saat aku menatap kaca itu, terlihat bayangan anak kecil. Hmm... kayaknya pernah lihat deh nih anak. Hmm... Lho, yang lagi ngaca kan cuma aku, berarti ini aku! TUBUHKU MENGECIL??!!
Aku mendengar obrolan polisi yang berencana memasukkanku ke panti asuhan. Ih! Aku gak mau tinggal di panti asuhan. Aku langsung lari sekuat tenaga. Kabuuur!
Aku berhasil kabur dari polisi. Sekarang aku ada di depan rumahku, tetapi aku tidak bisa masuk karena aku terlalu pendek. Tubuhku mengecil... kok bisa? Apa karena racun itu?
Tiba-tiba tetanggaku, Professor Agasa, mendekatiku. Ia bertanya aku siapa. Aku mengatakan bahwa aku adalah Shinichi Kudo, tetapi dia tidak percaya! Akhirnya aku menunjukkan kemampuan otak cerdasku dan berhasil membuatnya percaya. Kami pun masuk ke dalam rumah.
Professor Agasa bilang bahwa aku tidak boleh mengatakan identitasku yang sebenarnya pada siapapun. Karena nanti aku dan orang-orang di sekitarku bisa dalam bahaya.
Tiba-tiba, ada yang datang dan ternyata Ran! Gawat! Ngapain dia ke rumahku? Jangan-jangan... dia mau nagih uang ongkos pulangnya?
Professor Agasa menyuruhku sembunyi. Tapi sayang sekali, Ran bisa menemukanku.
"Namamu siapa, dik?" tanya Ran.
"Ng... ng..." aku berusaha memutar otak cerdasku ini. Sial! Tidak ada ide! Kenapa di saat begini malah macet?!
Aku melirik buku-buku yang ada di belakangku. Novel misteri karya berbagai penulis seperti Edogawa Ranpo dan Conan Doyle. Ah! Tiba-tiba aku mendapat ide.
"Conan! Namaku... Conan Edogawa!!" seruku memperkenalkan diri dengan nama yang aku buat dalam waktu singkat.
Professor Agasa menarikku dan berbisik padaku. "Kenapa bukan nama orang luar negeri?!"
"Kamu pikir bikin nama itu gampang?! Dew saja kalau bikin nama tokoh harus semedi dulu!" balasku. Tentu saja sambil berbisik.
Professor Agasa menitipkanku pada Ran. Karena Ran setuju, akhirnya aku tinggal bersama Ran.
Ada hikmahnya juga badan kecil begini. Aku jadi bisa tinggal serumah dengan wanita yang aku sukai.
Hal buruknya adalah... Professor Agasa mendaftarkanku ke SD! Jadi, aku harus pergi sekolah SD setiap hari! Huh!! Padahal aku kan sudah selesai menjalankan aturan pemerintah wajib belajar 9 tahun. Tetapi, sekarang aku malah harus mengulangnya lagi! Menyebalkan!!
Lihat saja. Aku akan menemukan 2 pria berbaju hitam itu, mendapat formula racun itu, kembali ke tubuh semula, dan membeberkan semua kejahatannya. Lalu, aku akan membuat mereka membayar semua uang sekolah SD-ku ini!
Hm.
Walaupun tubuhku kecil, tetapi kemampuan otakku masih sama. Otak cerdas seorang detektif terkenal! Kebenaran hanya ada satu!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top