Chapter 5
(Name) sangat asik mempelajari buku itu halaman demi halaman, terutama halaman tentang obat untuk menyembuhkan luka baik luka kecil maupun ringan. Sementara Tenn, ia bisa langsung membunuh gadis itu dalam waktu sekejap. Namun ia merasa ada sisi berbeda pada gadis ini. Bahkan saat ia bertemu Gyuuki, ia seperti tidak takut sama sekali. Dan jauh di lubuk hati Tenn mulai muncul perasaan khawatir, khawatir jika saat gadis itu masuk terlalu jauh ke hutan bertemu dengan ayakashi lain. Jika pun itu ayakashi baik, maka Tenn sangat bersyukur. Namun jika ayakashi jahat, maka Tenn berhutang budi pada Gyuuki karena telah melindungi manusia satu ini.
"Katakan (Name), bagaimana kau bisa kemari sebelum bertemu Gyuuki" ucap Tenn yang masih mengamati (Name) yang tengah asik meracik obatnya. "Aku kemari bertemu dengan seorang gadis, namanya Yamabuki Otome. Kemudian aku dan dia berjalan-jalan kemari hingga akhirnya aku bertemu dengan pria itu. Tenn, apa pria itu dan Yamabuki manusia ?" Tanya (Name) yang menatap Tenn dengan penuh kebingungan. "Aku belum tahu. Tapi jangan kembali lagi kemari jika kau ingin desamu selamat. Dan saat hujan telah reda, maka aku akan mengantarmu pulang" ucap Tenn dengan penuh penekanan dan yang utama, ia belum ingin memberi tahu dunianya pada manusia. Seketika perkataan itu membuat (Name) merasa amat bersalah.
*****
Kini malam telah tiba dan langit pun telah lelah membagi kesedihan pada makhluk kesayangannya.
"Hujan sudah..." Tenn pun berhenti bicara saat melihat (Name) tertidur kelelahan di meja itu. Tenn merasa tak tega untuk membangunkannya, namun bagaimanapun gadis itu harus kembali secepat mungkin sebelum ada rumor tidak baik dan hutan ini menjadi sasarannya. Walaupun saat ini kemungkinan hal itu telah terjadi. Tetapi setidaknya, dengan kembalinya gadis ini maka warga akan berhenti mencurigai hutan ini. Ia tak mau penghuni hutan ini semakin punah.
"Hei, (Name)! Bangun" panggil Tenn sambil menepuk pelan pundak gadis itu. Gadis itupun merespon dengan pergerakan perlahan. Ia pun bangun dari tidurnya dan menampakkan wajah lesunya. "Hujan sudah berhenti ?" Tanyanya disela-sela rasa kantuknya. "Iya. Cepatlah bersiap dan aku akan mengantarmu" ucap Tenn yang kemudian meninggalkan (Name) di ruang tamu untuk bersiap-siap.
Setelahnya, merekapun meninggalkan rumah itu dan berjalan dalam kegelapan malam serta basahnya tanah karena hujan sebelumnya. Namun di sepanjang jalan, Tenn merasa ada yang berbeda dari gerak-gerik angin. Dan ia pun tetap bersikap tenang agar manusia disebelah tidak mengkhawatirkan apapun.
Dan yang benar saja, air dalam skala besar pun muncul menyapa mereka sehingga membuat Tenn harus merubah wujudnya menjadi rubah raksasa berwarna merah muda pucat berekor tiga untuk menyelimuti (Name) hingga serangan itu berakhir. Namun Tenn tetap berada dalam wujud hewannya.
"Salam hormat untukmu, rubah yang agung" ucap seorang pemuda dengan cangkang telur besar kepalanya serta pakaian yang mirip dengan shinobi lengkap dengan tangan yang berselaput.
Terpaku. Ya, (Name) terpaku akibat serangan dan pergerakan dadakan dari Tenn dan pria dihadapannya.
"Kau baik-baik saja, (Name) ?" Tanya Tenn yang masih setia dengan wujudnya dan dijawab dengan anggukan ragu dari gadis itu. "Tenn... Kau mengenalnya ?" Tanya (Name) yang belum mengalihkan pandangan dari pemuda dihadapannya. "Kappa, dia temanku waktu ku kecil" jawab Tenn yang kemudian merubah wujudnya menjadi seperti biasa. " K Kappa ?" Ulang (Name) dengan tidak percaya. "Iya, dia Kappa" ulang Tenn. "Kappaaaaaa !!!!!!!" Teriak (Name) sambil memeluk pemuda itu dengan sangat gemas dan yang dipeluk pun hanya pasrah, tak menolak sedikitpun.
Kappa adalah teman semasa kecil Tenn. Ia sangat suka memanggil Tenn dengan sebutan 'Rubah yang agung' ataupun 'Tuan' karena rubah adalah makhluk yang paling dihormati oleh manusia walaupun ia tahu manusia juga yang menghabisi keluarga Tenn. Namun berkebalikan dengan Tenn, Kappa dikenal sebagai sosok yang jahat dan gemar memangsa anak-anak hingga melakukan pelecehan seksual pada wanita yang mandi di sungai. Tetapi hal itu tidak benar, karena Kappa yang ia temui dan menjadi temannya adalah Kappa yang baik. Ia gemar menolong manusia yang terluka ataupun tersesat.
Bahkan Tenn masih ingat waktu mereka masih kecil, ada seorang gadis kecil tersesat di hutan ini. Lalu ia menangis karena tak tahu arah, serta kakinya penuh luka-luka kecil akibat tergores ranting pohon. Mereka pun mendatangi nya dan menanyakan darimana dia berasal walaupun ia tak tahu dimana ia tinggal. Namun dengan menyebutkan ciri-ciri desa itu, Kappa mampu mengantarkan gadis itu pulang. Dan sebelum mengantarnya pulang, ia membuat sebuah obat untuk mencegah iritasi serta mengurangi rasa sakit tiap berjalan. Memang, teman Tenn yang satu ini sangat luar biasa.
"Rubah yang agung, siapa dia ?" Tanya Kappa yang belum lepas dari pelukan (Name). "Dia manusia yang tersasar kemari dan Gyuuki yang mengantarkan padaku" jelas Tenn. "Kau tidak takut pada kami ?" Tanya Kappa dan membuat (Name) melepas pelukannya. "Tidak, tentu saja tidak" jawab (Name) polos. "Maaf, kita bisa bicara nanti karena ku harus mengantarnya pulang terlebih dahulu" sela Tenn dan berjalan terlebih dahulu yang kemudian diikuti oleh (Name) dibelakangnya.
Disepanjang perjalanan, (Name) sangat diam setelah bertemu Kappa hingga tiba didepan pemukiman. Bahkan Tenn pun merasa jika (Name) diam itu lebih baik ketimbang bertanya tentang beberapa hal yang ia belum ketahui tentang wilayah ini. Tetapi dengan kembalinya Kappa, mungkin Tenn bisa menggali informasi lebih luas ketimbang informasi dari buku yang ditulis ayahnya.
"Ku hanya bisa mengantarmu sampai disini. Sisanya, jangan pernah kembali lagi ke hutan ini atau kau benar-benar ingin mati" ancam Tenn. "Jahatnya, padahal kita sudah dua kali bertemu. Bahkan bisa dibilang jika kita...." Ucapan (Name) terhenti saat melihat Tenn tanpa telinga dan ekor rubahnya. Sangat persis seperti manusia normal yang berada di tingkat atas, kaum bangsawan. "Aku tidak punya waktu untuk meladenimu. Sekarang, cepatlah kembali ke rumahmu" ucap Tenn yang kesekian kalinya agar gadis ini mau menuruti perkataannya. "Baiklah... Terimakasih rubah yang agung. Sampai jumpa dilain waktu" ucap (Name) yang menirukan cara Kappa berbicara pada Tenn yang kemudian pergi menuju rumahnya. (Name) sempat berbalik sementara hanya untuk memberikan senyum pada Tenn sebelum ia benar-benar pergi meninggalkannya.
Sungguh, Tenn menyesali waktu yang ia buang. Ia bisa saja membunuh (Name) saat di rumahnya. Namun entah mengapa ia tak bisa melakukannya, padahal itu adalah kesempatan emas yang menjadi langkah awal untuk membalaskan dendam atas kematian keluarganya. Disisi lain, Tenn sedikit bingung saat melihat perlakuan (Name) pada Kappa. Ia sama sekali tidak takut ataupun menuduh yang tidak-tidak pada teman masa kecilnya. Jangankan menuduh, saat (Name) ia lindungi saja (Name) hanya terkejut. Tidak ada rasa takut sedikitpun.
"Menarik" gumam Tenn yang disambut dengan beberapa ide yang terlintas dikepalanya.
*****
"Nenek, aku pulang !!!" Teriak (Name) yang telah berada di depan pintu gubuk kecil itu. "Cucuku !!! Kemana saja kau, nenek sangat khawatir" ucap nenek itu sambil memeluk erat cucu kesayangannya.
"Nenek, aku bawakan obat untuk nenek" ucap (Name) sambil memberikan obat yang terbuat dari akar lotus yang dipercaya untuk meringankan flu dan demam, itulah yang tertulis dalam buku catatan milik Tenn. Setelah nenek itu meminumnya, (Name) memandangi neneknya dengan tatapan khawatir.
"Kau kemana saja, cucuku ? Nenek takutnya kau dibawa oleh siluman" tanya nenek itu dengan raut lebih khawatir dari (Name). "Tenanglah, nek. Aku hanya mencari tanaman obat. Dan saat akan pulang, terkena hujan. Jadi aku berteduh dulu di gubuk kecil yang tak jauh dari desa ini sambil menunggu reda. Kan kalau aku nekat menerobos hujan lalu sakit, nanti aku tidak bisa merawat nenek" jelas (Name) yang dibumbui sedikit kebohongan. "Kau memang cucuku yang manis dan pengertian" puji nenek itu dan membuat (Name) tertawa pelan. "Kalau begitu, nenek istirahat saja. Kalau ada apa-apa, panggil aku ya" nasehat (Name) yang dibalas anggukan oleh neneknya
Setelah itu, (Name) pun turut mengistirahatkan tubuhnya yang amat lelah.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top