Chapter 10

Sepulang dari danau itu, Tenn langsung mencari dimana Ryu berada. Bahkan ia sempat bertanya pada semua pembantu di kerajaan ini dan mereka menjawab jika Ryu sudah pergi sedari ia pergi ke danau. Jadi, ia pun memutuskan untuk menunggu temannya di balkon.

"Tenn, apa kau perlu bantuan ?"

Tenn yang mengetahui suara itu, langsung berbalik dan menghadapnya dengan wajah yang terkesan marah. "Ryu, apa kau sudah mengetahui terlebih dahulu jika gadis di desa, baik golongan bangsawan ataupun rakyat biasa yang memiliki paras cantik diculik ?" Tanya Tenn yang terdengar seperti meluapkan amarahnya. Ryu hanya bisa menghela nafas sambil berjalan menjauhi temannya itu. "Bukan maksudku untuk menutupi masalah itu. Tapi jika aku memberitahumu, kemungkinan kau akan turut menghabisi manusia itu" jelas Ryu yang berusaha memancing Tenn secara tak langsung, agar ia tahu penyebab Tenn marah.

"Ada saatnya kasihan dan marah pada mereka" ucap Tenn yang terdengar seperti menyembunyikan sesuatu. "Jadi, ini saatnya untuk kasihan ?" Tanya Ryu yang membuat Tenn tak mampu berkata lagi. Ryu yang merasa kasihan pada Tenn pun langsung menepuk pundaknya. "Katakan saja, Tenn. Aku yakin kau sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi... Jika tidak dikatakan juga tak apa" ucap Ryu. "Kalau begitu, takkan ku katakan" ucap Tenn yang tak menuai protes dari Ryu.

"Omong-omong, kau habis darimana ? Tumben sekali kau pergi, biasanya hanya menikmati sake di ruanganmu" tanya Tenn sembari melangkahkan kaki menuju kamarnya. "Berkunjung ke desa, menjumpai seseorang" Ryu dengan santai yang membuat Tenn sempat menghentikan langkahnya. "Oh" jawab Tenn kemudian mengunci diri.

Di dalam kamar itu, Tenn tidak bisa tenang. Suara, senyuman, serta raut kekecewaan dari gadis manusia itu telah mengusiknya. Bahkan setelah mendengar kabar itu, Tenn semakin tidak tenang. Rasa khawatir dan takut selalu menyelimutinya tiap waktu. Dan rasanya, dua hari berpisah dari hutan itu sangat tak nyaman.

Mungkinkah rubah ini jatuh cinta ? Tidak, tentu tidak mungkin. Karena ia telah mengunci hatinya rapat-rapat serta menghapus yang namanya 'cinta'. Sungguh aneh tapi nyata. Tetapi tetap saja, sisi manusia Tenn selalu menanti seseorang yang mau menerima dirinya apa adanya. Walaupun itu sulit, namun ia yakin jika masih ada harapan di luar sana.

"Tidak berguna" gumam Tenn pada pikirannya sendiri. Ia pun memilih untuk menikmati pemandangan dari luar jendela, sekedar untuk melupakan semua hal tentang gadis manusia itu.

*****

"Omong-omong, apa nona pernah bertemu dengan siluman sebelumnya ?" Tanya Kurotabo sambil menikmati makanan ringan. "Siluman ya..." Gumam (Name) yang kalut pada pemikirannya. "Tenang saja. Ceritakan saja padaku, aku akan menjaga rahasia ini" ucap Kurotabo dengan tatapan meyakinkan.

"Jujur saja, aku telah bertemu beberapa siluman dari hutan itu" ucap (Name) pelan agar tak diketahui ataupun di dengar oleh siapapun, kecuali lawan bicaranya. "Kalau boleh tahu, siapa nama serta kesan bertemu mereka ?" Tanya Kurotabo yang mulai tertarik pada cerita gadis ini.

"Yang pertama dan sering ku jumpai adalah Tenn. Dia siluman yang baik, bahkan dia memberikan buku obat-obatan padaku. Namun, terkadang dia menyebalkan, berbicara tanpa ekspresi, dan kata-katanya sungguh pedas. Ingin sekali ku memperingati nya, namun selalu gagal. Lalu, yang kedua adalah Kappa. Dia sangat menggemaskan, dan aku sangat heran jika dia bisa betah berteman lama-lama dengan Tenn. Sisanya, aku tidak tahu jika mereka siluman atau bukan. Karena wujudnya benar-benar seperti manusia asli" jelas (Name) yang asik sendiri dengan apa yang ada dipikirannya yang membuat Kurotabo tersinggung secara tak langsung. "Tenn... Siluman rubah itu kan ?" Alih Kurotabo dan dijawab semangat oleh (Name).

Seketika, Kurotabo mengingat jika Kappa berjanji akan memberikan siluman rubah padaku. Sementara menurut keterangan dari lawan bicaranya, Kappa adalah teman lama Tenn. Apakah mungkin bagi Kappa untuk mengkhianati Tenn ? Jika itu benar, maka ia memiliki rencana untuk memanfaatkan rubah itu. Namun jika tidak, maka ia ingin sesuatu dari rubah itu.

"Biarawan-sama, mengapa melamun ? Aku tahu jika biarawan-sama itu tidak mudah kerasukan, tapi tetap saja kalau melamun itu tidak baik" ucap (Name) yang membuat Kurotabo lari dari pikirannya sendiri. "Maafkan saya, nona dan biar saya bantu" ucap Kurotabo yang tidak tega melihat (Name) kerepotan membersihkan bekas makan mereka. "Biarawan-sama, aku masuk dulu ya. Nenek mungkin butuh bantuanku" ucap (Name) yang kemudian pergi meninggalkan Kurotabo sendiri.

"Sekarang kau sudah senang mendapatkan seorang wanita ? Biarawan mesum"

Kurotabo pun langsung menghadap ke sumber suara dan mendapati dua orang yang tak asing lagi dimatanya. "Kejoro ? Kubinashi ?" Panggil Kurotabo yang masih tak menyangka jika ia akan bertemu dengan teman lamanya disini. "Jangan panggil aku biarawan mesum, Kejoro" tegur Kurotabo dengan ekspresi yang dibuat-buat menjadi tampan.

"Bagaimana kabarmu, Kurotabo ? Sudah puas melancong ?" Tanya Kubinashi. "Sejujurnya, belum. Hanya saja aku bertemu Kappa dan dimintai bantuan untuk menjaga manusia bersama dengannya. Sedikit merepotkan bukan ?" jelas Kurotabo yang sedikit mengeluh.

"Apa kau tahu dimana tengu berada ?" Alih Kubinashi tanpa basa-basi terlebih dahulu. "Tengu ? Mereka ada di kuil Kurama" jawab Kurotabo yang berusaha mengingat pertemuan terakhirnya dengan para tengu. "Hah.... Itu sangat jauh dari sini" eluh Kejoro. "Ayo, kita kesana" ucap Kubinashi setelah menepuk pelan pundak Kejoro. "Ada urusan apa, kalian dengan tengu ?" Tanya Kurotabo dengan tatapan menyelidik.

"Kami ingin bergabung dalam hyakki yakou milik siluman rubah yang telah lama kita cari. Ada kemungkinan besar jika tengu itu akan diajak bergabung juga" duga Kejoro. Kurotabo terdiam sebentar sambil mengingat kejadian puluhan tahun yang lalu, "Aku akan antar kalian kesana. Sekaligus, ku akan bergabung dengan kalian"

"Nanti saja, lakukan tugas awalmu terlebih dahulu. Nanti kami akan menemuimu kembali, setelah tugas kami selesai. Kami pamit"jelas Kubinashi yang kemudian menggandeng Kejoro untuk segera meninggalkan desa ini ke tujuan mereka. "Hati-hati di jalan" ucap Kurotabo sambil menatap kepergian temannya itu.

Kini keheningan melanda diri Kurotabo. Semakin ia mengetahui jika rumor tentang kembalinya dua rubah terkuat kembali, ia semakin tidak sabar untuk menemui seseorang. Seseorang yang seharusnya memiliki hyakki yakou nya sendiri sedari kecil. Bahkan ia masih ingat pesan seorang rubah wanita dengan warna bulu merah muda pucat, jika ia akan menjadi hyakki yakou yang sangat dipercaya sekaligus dihandalkan oleh pimpinannya.

Namun saat wanita itu diserang, ia kehilangan jejak tentang siluman itu. Karena serbuan warga desa yang tak henti, sekaligus hatinya berubah bimbang. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk melupakan pesan itu dan menunggu kepastian sembari melancong ke berbagai penjuru dunia.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top