C - 27

[BERSIUL]

Mew terlihat tengah menyiapkan makanan manis untuk Chara dan diri nya sendiri di dapur Kerajaan yang kebetulan tidak ada siapa-siapa disana.

"Mew. Sedang apa?" Minho datang tiba-tiba dan langsung duduk di depan Mew lalu menopang dagu memakai 2 tangan sambil memasang ekspresi imut.

Mew yang melihat nya merasa jijik.

"Kenapa senyum-senyum disana? Gila"

"Hehehe" Masih senyum sampai matanya menyipit.
"Aku gila juga karenamu, Mew"

"Ueekkk"

Minho langsung cemberut dan kembali tersenyum. "Apa itu? Muntahan cinta?"

Mew langsung menatap horor kemudian mengusirnya. "Kalau kau cuma datang untuk mengganggu, pergi lah. Aku sibuk"

"Sibuk mulu. Kapan kau ada waktu luang?"

"Di saat kau tidak menggangguku"

Minho mengerucutkan bibirnya. "Jahat"

"Terserah" Minho meronggoh saku belakang lalu mengeluarkan sebuah kantong kemudian kantong tersebut ia taruh di atas meja.
"Apa itu?" Tanya Mew.

"Hasil dari taruhanmu dengan petaruh lain. Aku tidak pernah menyangka kalau kamu akan memilihku" Minho terus tersenyum. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa senang nya karena di pilih oleh Mew saat kompetisi berlangsung.

"Ohh"
"Jangan kepedean. Aku melakukan ini karena kau temanku"

Hati Minho langsung mencelos.

"Lebih dari sekedar teman juga tidak apa" Lirih Minho yang tidak dapat Mew dengar dengan jelas.

"Barusan kau bilang apa?"

Minho melirik Mew dengan ekspresi hampir nangis. "Kapan kau akan membuka hati untukku?" Ujar Minho dengan ragu sambil memainkan kedua telunjuk.
"Aku serius saat aku mengatakan kalau aku suka sama kamu"

Ucapan Minho membuat Mew berhenti dari kegiatan nya.

"Aku juga serius saat aku bilang kalau aku bukan Gay"

"Kenapa? Aku ini tampan dan kaya"

"Hei! Aku ini pria sejati dan menyukai belahan dada wanita" Tiba-tiba terlintas bayangan Gulf saat bercinta, membuat Mew kembali ragu.
*Kurasa?* Membuang pandangan nya ke arah lain.

Minho memalingkan wajahnya lalu menunduk lesu.

"Bukan nya karena kamu suka dengan Kakak ku?"

Deg

Seolah tertangkap basah, Mew langsung panik dan gugup. "Heh, j-jangan asal bicara, ya!"

Menatap wajah Mew. "Kenapa bicara mu gugup? Apa aku benar?"

Mew tidak mau Minho semakin mengorek dalam tentang perasaan nya dan banyak tahu rahasia dengan melanjutkan kegiatan menyusun kue nya. "Itu tidak benar dan jangan bicara tentang hal ini lagi atau aku tidak akan mau bicara dengan mu selamanya"

Bibir Minho langsung mengatup rapat.

Jawaban Mew terdengar berada di antara Ya dan Tidak tapi ia meyakini bahwa Mew menyukai Kakak nya, Gulf.

Kenapa harus Gulf?

Kakak nya itu tidak suka sesama jenis. Itu yang Minho tahu sampai sekarang.

Minho bangkit berdiri dalam diam kemudian pergi begitu saja, meninggalkan Mew.

Mew menatap punggung Minho sambil menghela nafas lemah.

"Kasihan lihat nya. Jangan salah kan aku, salah kan sistem dunia aneh ini. Dia yang mendorongku untuk dekat dengan pemeran utama, yaitu Kakak mu, agar aku bisa kembali ke tempat asalku"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TING!!

"Sistem menerima fitnah tidak berdasar! Poin -100!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mew shock dan langsung bangkit berdiri.

"SHIAAAAAAAAAAAAA!?!!!!! FITNAH DARI MANA??? YANG KU KATAKAN ITU ADALAH FAKTA!! BISA-BISA NYA KAU DENGAN MUDAH MENGURANGI POIN YANG SUDAH KU KUMPULKAN DENGAN SUSAH PAYAH??!! TIDAK ADIL!!!!!! KEMBALIKAN POIN KU SEKARANG ATAU KU KASIH KAU RATING 1 DI PLAY STORE, SISTEM BRENGSEKKKKKKKK!!!!!!!!!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

",,,,,,,,,,,"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"HEI!!!! APA KAU DENGAR?? KU BILANG KEMBALI KAN POIN KU ATAU KU----KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA HANTUUUUUUU!!!!!!!!"

.

GUBRAKKK

.

Mew mundur dan jatuh ke lantai ketika secara tidak sengaja ia menoleh ke kiri dan mendapati Gulf tengah memperhatikan nya seperti seorang penonton sambil bersender di pintu dapur dengan kedua tangan terlipat dengan santai di depan dada.

Mew panik, cemas, khawatir, shock, berikut debaran jantung yang memompa berkali-kali lipat seperti orang yang ketahuan mencuri.

"Sudah ku duga ada sesuatu yang tidak beres ketika kau mendekatiku dan memberikan tubuhmu"

DEG DEG--DEG DEG

Mew bisu di tempat. Tubuhnya mendadak lemas dan mual karena Mew tidak pernah merasakan cemas separah ini sebelum-sebelum nya.

"G--G--Gulf"

Gulf mulai melangkah mendekati Mew dengan ekspresi datar.

Dalam ekspresi Gulf yang seperti itu, Mew tidak tahu apakah Gulf kecewa atau marah padanya saat ini.

Mew pikir Gulf tidak akan bicara padanya lagi, melihat betapa cuek nya Gulf sejak tadi pagi. Selalu mengabaikan Mew ketika hendak bertanya.

Gulf berhenti tepat di hadapan Mew lalu merendahkan tubuh, menyamakan tingginya dengan tinggi Mew yang masih duduk di lantai.

"A--Aku bisa j-jelas'in---nghmp"

Gulf meremas dagu Mew.

"Jelaskan sekarang. Siapa itu sistem dan apa tujuan mu sebenar nya" Ujar Gulf dengan nada rendah dan mengancam.
"Jelaskan secara rinci tanpa ada yang terlewat satu pun"

Gleg

Pelan-pelan, Mew menjelaskan yang ia ketahui mulai dari asal nya yang masuk ke dunia fiksi ini, tujuan nya, dan bagaimana ia mencapai tujuan nya kepada Gulf.

Gulf mendengar cerita Mew dengan perasaan bingung dan ragu karena menurut nya, cerita Mew tidak masuk akal sama sekali.

"Aku tahu kalau ceritaku tidak masuk akal bagimu tapi, itu yang terjadi dan ku alami sendiri"
"Terkadang kau dengar aku suka bicara dengan bahasa yang tidak kau mengerti karena aku asal nya bukan dari dunia ini" Mew melihat kening Gulf mengerut.
"Kau percaya padaku, kan? Cerita ku sungguh apa adanya. Tidak ada yang di lebih-lebih kan sedikit pun"

Gulf menatap dalam-dalam kedua manik Mew, mencari kebenaran disana.

Ketika ekspresi datar Gulf tidak berubah, Mew mulai pasrah.

"Terserah kalau kau tidak percaya juga. Toh, aku akan mati disini dalam 2 hari lagi" Mew bicara sendiri tapi tidak sengaja terdengar oleh Gulf.

"Apa yang kau katakan barusan?!!"

Mew bingung. "A-Apa?"

"Kau akan mati dalam 2 hari lagi?" Mew diam kemudian menundukkan kepala.
"Kenapa begitu?!" Nada bicara Gulf menjadi tidak terkendali dan semakin berat tiap ia bicara.

"Sudah kukatakan tadi. Karena sistem dan---"

"Sistem, sistem, sistem! Mana yang kau sebut sistem itu??! Suruh dia keluar! Aku mau bicara dengan nya sekarang"

Mew melirik ke atas kepala Gulf dimana sistem itu berada.

"D-Dia di atas kepala mu" Gulf langsung melirik ke atas dan tidak melihat apa-apa.

"Di mana? Kau main-main denganku?" Kembali melirik Mew.

"D-Dia berbentuk transparan tapi aku bisa melihatnya. Aku tidak mengerti kenapa kau tidak bisa melihat nya"

Gulf mulai merasakan sakit kepala.

"Jadi intinya, hidup mu tinggal 2 hari lagi dan Poin yang harus kamu dapat kan untuk kembali masih kurang 300 sekian?"

Mew mengangguk kecil. "Karena tadi aku di anggap telah memfitnahnya, Poin ku jadi berkurang 100. Sekarang aku harus kumpulkan 400 sekian" Jelas Mew dengan polos.

"Dan kalau kau tidak memenuhi Poin itu, kau akan mati di sana dan di sini?"

Mew kembali mengangguk.

"Kau dan aku harus melakukan apa untuk mendapatkan Poin itu?"

"Pegangan tangan, pelukan, b-berciuman, dan s--s---sex" Mew langsung memalingkan wajah nya yang sudah merah seperti kepiting rebus ke arah lain.

Gulf yang mendengarnya jadi malu.

"Semua kegiatan itu punya Poin yang sama?"

"Tidak"

"Jadi, setiap kegiatan, Poin nya berbeda?" Mew mengangguk untuk yang kesekian kali.
"Poin apa yang paling tinggi di antara semua itu?"

Mew semakin menunduk hingga menutup wajah memakai kedua telapak tangan kecil nya.

"S--Sex"

Sekarang jelas semuanya. Gulf mengerti mengapa Mew mau memberikan tubuh nya secara cuma-cuma saat itu.

Bukan karena Mew menyukainya, tapi karena Poin.

Antara sedih, kecewa, dan senang Gulf rasakan kini.

Sedih + kecewa karena Mew tidak mengerti perasaan nya dan senang karena Mew hanya bisa melakukan semua itu kepada diri nya saja.

Keadaan pun menjadi hening setelah nya karena Gulf maupun Mew sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

*Apa yang akan terjadi setelah ini, aku tidak tahu lagi. Aku pasrah saja pada-Mu, Tuhan* Mengatupkan kedua mata erat-erat.

.

BLAMM

TREK

.

Mew membuka kedua mata ketika ia dengar suara pintu kayu di tutup dan di kunci. Rupanya, semua itu di lakukan oleh Gulf tanpa sepengetahuan Mew.

"A-Apa yang kau lakukan?"

Gulf mendorong tubuh Mew hingga telentang di lantai dapur kemudian mengukung nya sambil menempatkan telapak tangan pada mulut Mew agar Mew tidak dapat bersuara.

"Aku tidak mau kamu mati. Aku mau kamu tetap hidup, baik disini atau kembali ke tempat asalmu. A---Aku akan membantumu untuk mendapatkan Poin tersebut"

DEG DEG

DEG DEG

Jantung Mew berdebar. Mungkin karena ia terharu oleh ucapan Gulf.

*Dia percaya padaku?* Reaksi Gulf sungguh di luar ekspektasi Mew hingga tak terasa air mata mengalir deras di sudut mata nya, membuat Gulf bingung.

"Kenapa kamu nangis?" Membuka telapak tangan nya dari mulut lalu menyeka air mata Mew di pipi.

"Di dunia asli, tidak ada yang percaya padaku. Teman-teman, guru di sekolah, bahkan Orang Tua Kandung ku sendiri. Aku sungguh berterima kasih karena kamu mau percaya pada orang asing sepertiku--hikss,, hik"

Untuk yang pertama kali nya Gulf mengulas senyum tampan kemudian memeluk Mew erat-erat.

"Kamu ingin tahu alasan nya?"

Mew mengangguk sambil membersihkan ingus.

DEG

Mew baru saja ingin membersihkan ingus ketika Gulf tiba-tiba mengangkat lengan nya, tangan kiri nya mencengkram pergelangan tangan kiri Mew di atas kepala.

Segera setelah itu, pergelangan tangan kanan nya juga di genggam dengan erat.

Sensasi aneh tiba-tiba datang dari bibir Gulf, lembut dan sedikit dingin.

CUPPP

Mata Mew terbuka lebar, bertemu dengan mata gelap Gulf. Tenggorokan nya terengah-engah.

Mew ingin berbicara, tapi tidak tahu bagaimana caranya membuka mulut karena mulut nya di gigit.

Gulf memejamkan mata, bulu mata nya yang hitam panjang membentuk bayangan melengkung di pipi nya karena paparan cahaya lampu dari atas.

Wajah Gulf terlihat baik dari jarak dekat tetapi mulut dan tangan nya justru bertindak sebalik nya. Dia menggigit bibir Mew dengan dendam dan sedikit kemarahan, membawa sedikit kebencian seperti anak kecil. Tangan kanan nya melonggar kan pegangan lengan, malah beralih menekan pinggang Mew.

"Ehmm--hhh,, Gulf---mmpp"

Satu tangan Gulf yang lain, mulai turun untuk membelai dada dan perut Mew di balik pakaian.

Untuk beberapa alasan, anggota tubuh Mew yang Gulf sentuh tidak tertahankan. Mew menarik nafas dan berkata, "uh,, ahh---Gulf. Dimana---kau menyentuh?"

Gulf menarik simpul kecil dan membalas, "ayo lakukan itu"

"Huh?"

Gulf menghirup aroma vanila di ceruk leher Mew dan kembali berkata, "sudah lama sekali, kita tidak melakukan hal yang menyenangkan"

S-Sebentarrrrr!!!!!!!!!!!

'M--Melakukan hal yang menyenangkan' maksud dia adalah----SEX???!!

Mew panik dan ingin menghindar tetapi kekuatan Gulf lebih besar dari nya.

"T--Tungguu!!!"
"Tidakkk!!"
"Gulffffff!!!"
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh--------"

To Be Continue,,,





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top