C - 10
"Ughh,,, pegal sekali" Berjalan di sisi kerajaan sambil memijit pelan tangannya secara bergantian. "Untung anak itu cepat tidurnya, kalau tidak, aku bisa mati berdiri gendong dia terus"
.
CLANGGGG
CLAAANGGG
TASSSHHHHH
CLANGGG
CLANGGGGG
.
Suara adu pedang masuk ke dalam indra pendengaran Mew, membuatnya langsung melirik kanan kiri.
Matanya menangkap kerumunan maid dan pengawal di tengah taman. Karena penasaran, Mew berjalan ke arah sana dan diam ditempat ketika ia melihat Minho dan satu orang yang tidak ia kenal sedang berlatih pedang. "Aku kira ada apa" Kesal Mew. Mencari tempat duduk di bawah rindangnya pohon, menonton Minho berlatih sambil terus memijit tangan, mumpung belum dipanggil oleh Gulf, pikirnya.
.
CLANG
CLANG
.
Mew menatap Minho berlatih sampai tidak berkedip, seolah kesadarannya telah ditelan mentah-mentah oleh pesona seorang Minho.
Tak hanya itu, Mew juga takjub dengan cara Minho mengayun dan menghindari pedang dengan sangat lihai, layaknya seorang ahli yang dapat melihat di arah mana pedang datang. Jangan lupakan wajah sombongnya ketika menghindari pedang-pedang yang diarahkan padanya itu, membuat Mew langsung sadar. "Dasar sombong! Aku tak kalah keren darimu kalau main pedang"
.
CLANGGG
BRUGHHH
.
Orang yang berlatih dengan Minho jatuh ke tanah. Minho menatap pria itu sambil berkata, "bangun! Kalau belum sampai luka, jangan berhenti"
Ucapan serta ekspresi wajah Minho membuat Mew shock karena Minho yang selama ini selalu jahil dan mengganggunya setiap saat, punya sisi tegas juga.
Tak sengaja Minho melirik sekitar dan bertatapan mata dengan Mew. Wajah tegasnya langsung berubah menjadi tengil dalam 2 detik saja, "Halo, kekasih!" Melambaikan tangan, membuat seluruh perhatian orang-orang yang ada disana tertuju pada Mew seorang.
"Tonton aku sampai akhir, ya!" Mengedipkan sebelah matanya.
"#$&#$&#&$#&$&" Mengutuk Minho.
Tak lama kemudian, pria yang menjadi lawan Minho bangkit berdiri dan melanjutkan pertarungan.
.
CLANG
TAKKKKK
CLINGGGGG
CLANGGGG
TASSSHHHH
.
Minho berhasil melukai lengan tangan dan kaki lawannya hingga darah menyiprat ke wajah dan membasahi pedang andalannya.
"Latihan aku akhiri sampai disini. Silahkan obati lukamu" Berlalu, menuju pada Mew yang memejamkan mata dengan tangan yang masih sibuk memijit.
Punggung Mew sandarkan ke batang pohon, membuat Mew hampir tertidur lelap kalau saja ia tidak mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat padanya.
Minho duduk di sebelah dalam diam, memandangi wajah Mew dari jarak dekat. "Aku tahu kalau aku tampan. Tidak perlu melihatnya seperti itu" Membuka mata.
"Ku pikir kau sudah tidur lelap"
"Hampir kalau kau tidak datang"
Tersenyum. "Bagaimana penampilanku tadi?"
"Sangat buruk"
Terkejut, "au?"
Melihat bercak merah di wajah Minho, "apa itu merah-merah di wajahmu?"
Mengusap wajah, membuat noda merah berpindah ke tangannya. "Darah"
"Oh, darah" Mengangguk paham.
"HAH???? DARAHHH????!!" Melotot lebar.
"Kenapa terkejut? Hal ini sudah biasa ketika latihan"
Shock, "tapi tidak biasa bagiku. Sana bersihkan!" Memundurkan tubuhnya hingga nempel ke batang pohon.
"Nanti saja"
"Sekarang! Dasar jorok"
Sebuah ide jahil terlintas lalu melirik Mew dengan seringai. "Jorok, hmm?" Mendekatkan wajah pada Mew lalu mengusap darah dari pipinya ke pipi Mew.
Mew sangat terkejut dengan apa yang Minho lakukan. "MENJAUH DARIKU, BANGSAT!"
Minho menulikan pendengarannya. Ia terus menggosok-gosok pipinya sampai Mew tidak dapat menahan bobot tubuh keduanya lalu jatuh ke tanah dengan posisi Minho menimpa tubuh kecil Mew, membuat wajah mereka hanya berjarak 5CM dan tentu saja membuat keduanya shock sampai mematung.
Menatap pahatan sempurna ciptaan Tuhan dari jarak yang sangat dekat, membuat Minho tidak sadar sampai mengucapkan, "wow"
.
BUGHHHHHH
.
Mew menonjok pipi kanan Minho hingga jatuh menyamping. "APA WOW-WOW, SIALAN!! PERGI DARIKU!" Bangkit berdiri dan berlalu.
Menyentuh bekas tonjokkan Mew padanya di pipi sambil tersenyum. "Tidak buruk juga"
Tanpa mereka sadari di kejauhan, Gulf melihat langsung interaksi mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
"Aku selalu saja kerepotan kalau bertemu dengannya. Ugh!!" Gerutu Mew sambil mengelap wajahnya dengan kain.
"Sudah bersih-bersihnya?"
Mew shock sampai sedikit melompat. "Kau muncul dimana-mana seperti hantu" Mengelus dada. Mendengar penuturan Mew, Minho langsung tertawa.
"APA YANG LUCU?" Menatap tajam.
Menahan tawa, "tidak ada" Mencegat tangan Mew sebelum ia melangkah.
"Tunggu"
Melirik Minho, "apa lagi sekarang?"
"Mau cari jamur bersamaku?"
"Hah???" Terkejut.
"Kenapa repot-repot mengajakku? Aku sibuk. Pergi saja sendiri"
"Tapi aku ingin pergi berdua denganmu"
Meneliti tatapan Minho. "Kau mau menjahili aku lagi kan? Katakan!"
Menggeleng ribut, "tidak. Aku tidak menjahilimu. Aku serius"
"Kenapa aku?"
Gugup, "k--karena kelihatannya kau bosan di istana ini terus jadi, aku mau ajak kamu sekalian berkeliling. Mau?"
Mew berpikir sejenak. Benar apa yang dikatakan Minho, dia bosan bahkan hampir gila berada di istana ini terus. Ia ingin bebas. Ia ingin---
CTAK
Menjentikkan jari karena menemukan ide. *Aku bisa pakai kesempatan ini untuk bertemu Nenek Lin dan kabur dari sini*
"Mew?"
"Oke! Aku siap-siap dulu"
Senang, "baiklah. Aku juga mau siap-siap. Nanti ketemu di belakang istana, ya" Mew mengangguk sebagai jawaban dan pergi lebih dulu meninggalkan Minho yang melompat kecil karena Mew menerima ajakannya.
:
Selang beberapa saat, Mew menghampiri Minho di halaman belakang sesuai kesepakatan. Membawa keranjang makanan di tangannya sampai ngos-ngos'an.
"Apa yang kau bawa itu?" Tanya Minho, penasaran. "Aku yakin tadi bilang mau ajak kamu berkeliling, bukan camping" Menaikkan sebelah alis.
"Hahh,,, hahh,,, banyak omong. Bantu aku bawa! Hmpphh,, hah,, sial, kenapa berat sekali"
Menghampiri Mew. "Ya,, ya,, sini aku bawakan" Dengan satu tarikan penuh, Minho dapat mengangkat keranjang makanan dengan mudah.
"Wow! Kau kuat juga"
Menggelengkan kepala, "untuk apa kau bawa makanan sebanyak ini?"
"Ehm,,, untuk,,, aku terus lapar setiap menit jadi---ck! Jangan banyak tanya dan taruh keranjang itu di kereta"
"Kereta?"
"Iya. Kereta. Bukannya kita jalan-jalan pakai kereta yang disupiri? Seperti putri kerajaan?"
Bayangan Mew
Akhirnya Minho mengerti apa yang Mew maksud lalu mengusap wajah, "kita naik ke atas tubuh kuda itu langsung. Berdua. Tidak pakai supir dan kereta. Paham?" Menaruh keranjang makanan di tanah lalu melangkah ke kuda kesayangannya.
Menatap Mew yang masih mencerna semuanya. "Kau mengerti sekarang?"
Terkejut. "N-Naik k-ke situ, b-berdua? A--Apa tidak terlalu---t-tapi aku tidak berani kalau menunggangi kuda langsung seperti itu. Kalau nanti aku jatuh, bagaimana?"
"Tidak akan. Kau didepan dan aku yang akan memegangimu dari belakang"
"HAH???!!!"
Memutarkan kuda. "Ayo cepat sebelum matahari terbenam"
"T--Tapi, aku---" Minho langsung turun dari kuda lalu menghampiri Mew dan menarik tangannya dengan lembut.
Mew pasrah mengikuti Minho sampai tiba-tiba digendong untuk naik ke atas kuda. "KYAAAAAAA---PELAN-PELAN!! INI TINGGI SEKALI" Mengeratkan pegangan pada tali.
"J-JANGAN LUPA KERANJANG MAKANANKU!!"
Minho meraih keranjang tersebut lalu ikut naik ke kuda memakai 1 tangan. "Nah. Kamu pegang keranjang ini dan aku pegang kamu" Menyerahkan keranjang ke tangan Mew.
"Kau gila???! Aku tidak bisa pegang. I-Ini tinggi sekali! Aku takut ketinggian" Kedua tangannya setia memegang tali dengan erat.
Tak habis pikir, Minho menggantung keranjang di sisi tubuh kuda yang terdapat tali. Memastikan agar keranjang tersebut tidak jatuh ketika bergerak di jalan. "Ayo pergi" Tangan kiri menggenggam tangan Mew dan tangan kanan memegang tali untuk mengarahkan kuda.
"JANGAN CARI KESEMPATAN, BRENGSEK" Menjauhkan tangannya dari Minho.
"Aku hanya takut kamu jatuh" Tersenyum tanpa sepengetahuan Mew. Dekat dengan Mew dari jarak seperti ini seperti mimpi baginya.
Di sisi lain,,,
.
Para maid bolak balik dapur dalam keadaan panik.
"Apa kau lihat makanan-makanan di meja ini beberapa saat yang lalu?"
"Tidak. Memangnya ada makanan di atas meja itu? Dari tadi aku tidak melihatnya"
"Gawat! Tadi aku sudah taruh banyak makanan di atas meja itu, jaga-jaga kalau Yang Mulia Gulf ingin menikmati dessert, tapi sekarang semua itu tidak ada!! Siapa yang mengambil semua makanan itu? Ugh, aku bisa gila"
"Hei, kalian!! Lihat ayam panggangku di perapian sana?"
"Tidak! Kenapa? Ayam mu hilang?"
"Kok tahu???"
"Dessert buatannya juga hilang"
"Celaka! Siapa yang telah berani mengambilnya?? Ayam itu adalah hidangan utama Yang Mulia Gulf untuk nanti malam. Mati aku"
"Cepat buatkan lagi yang baru sebelum gelap"
"Kalau begitu kau harus bantu aku tangkap ayamnya. Ayo" Menarik tangan temannya pergi.
"Hah? Lalu aku bagaimana??? Huhuhu,,, dessert-dessertku. Masa harus buat ulang lagi?" Meratapi meja yang kosong.
Sedangkan sang pelaku tengah menikmati angin sepoi-sepoi diatas kuda bersama pangeran tampan dibelakangnya.
To Be Continue,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top