C - 01

Halloooo semua!!
Selamat datang di cerita Mama!
Jangan lupa Vote & Commentnya ya!
Selamat Membaca😍

.

Berjalan ke arah meja makan dengan tas menggantung di sisi bahu. "Mae,, Pho,, aku pergi ke kampus dulu"

"Sarapan dulu, sayang" Ujar sang Ibu sambil mengusap surai anak semata wayangnya itu.

"Aku makan di kantin saja, Mae" Menadahkan tangan kanan ke hadapan Ayahnya.
"Minta uang jajan"

"Bukannya Pho sudah kasih kamu banyak sekali uang jajan kemarin?"

"Sudah habis" Jawab Mew dengan enteng.

Menghela nafas berat. "Minta sama Mae"

Memindahkan tangan kanannya dari hadapan sang Ayah ke hadapan Ibunya. "Mae, mint----"

"Minta sama Pho"

Berdecak kesal. "Jadi aku harus minta ke siapa?"

"Mae" Ujar sang Ayah.

"Pho" Ujar sang Ibu.

Mendengus jengah. "Menyebalkan" Menghentakkan kaki lalu melenggang pergi begitu saja.

Sang Ayah melihat punggung Mew yang sudah menjauh. "Tuh, lihat anakmu. Manjain terus"

"Memangnya kau tidak, hah? Kau juga memanjakannya sejak dari kecil" Ujar sang Istri, tidak mau kalah.

"Kapan anak itu bisa mandiri? Sudah 19 tahun tapi uang jajan saja masih minta orang tua. Lihat anak tetangga sebelah. Umurnya sama dengan Mew tapi sudah dapat uang dengan menjadi youtuber cuma modal merekam dirinya saat membaca buku"

"Jangan suka membandingkan anak kita ke tetangga, sayang. Coba kalau kau yang dibandingkan seperti itu, apa kau suka, hm?"

Berdecak kesal lalu melanjutkan sarapannya hingga selesai. "Aku pergi dulu, sayang" Mengecup kening sang istri.

"Hati-hati" Melambaikan tangan pada sang Suami yang mulai berjalan menuju mobil.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Mew yang saat ini tengah kesal, mulai menyalurkan kekesalannya dengan menendang apapun yang ia temui sepanjang ia berjalan.

Karena tidak diberi uang, Mew terpaksa berjalan hingga sampai ke kampus karena biasanya Mew akan naik taxi atau bus jika memiliki uang.

"Punya orang tua tapi pelit semua, cih"

.

CCLLAANG

.

Menendang botol kaleng dengan cukup kuat ke sembarang arah.

"Bisa kebetulan banget sih sialnya. Baru tadi pagi ketahuan selingkuh oleh Jane. Ck. Kalau tidak, kan aku bisa manfaatin dia buat antar jemput kayak biasa. Aaakkhhh" Mengacak rambutnya hingga berantakkan lalu menatap lurus ke depan.
"Masih jauh kampusnya. Capek" Duduk asal di bahu jalan. Matanya melirik kanan kiri sambil kipas-kipas dengan salah satu buku tulis yang ia bawa di tasnya.

Secara tidak sengaja, matanya menangkap seorang pria culun, korban bullyan'nya. Senyum tipis pun langsung muncul di bibir manis Mew.

Perlahan, Mew beranjak berdiri lalu mendekati pria culun itu. Sedangkan pria culun itu terus berjalan, tidak mengetahui keberadaan Mew yang mendekatinya dan----

"MMMPHH?!" Terkejut karena tiba-tiba seseorang mendekap mulutnya dari belakang.

"Sstt,, jangan berisik dan ikuti aku" Menarik pria culun itu menuju ke taman yang cukup sepi karena sudah memasuki jam kerja dan sekolah. Melepas dekapannya pada mulut.
"Berikan semua uangmu"

Gemetar. "S---Saya tidak punya uang" Menunduk, tidak berani menatap mata Mew.

"Bohong!"

.

BBUUGHH

.

Mew langsung mendorong pria culun itu dengan kuat sampai terjatuh ke rumput taman. "Akhh" Pantatnya mencium rumput taman dengan kuat, membuatnya menjerit kesakitan.

Menjambak rambut pria culun itu. "KAU KAN YOUTUBER, MASA TIDAK PUNYA UANG?! KAU PIKIR AKU AKAN PERCAYA ITU, HAH?"

"A--Ampunn,, hikkss,, t--tapi saya tidak bohong. Saya tidak punya uang sama sekali karena hasil dari AdSense saya belum turun" Mencoba melepaskan tangan Mew dari rambutnya.

"JANGAN COBA-COBA MENIPUKU, BRENGSEK. AKU TAHU KAU PASTI ADA UANG!!"

"Saya sungguh-sungguh. S--Saya tidak punya uang hikkkss,,, biarkan saya pergi" Memberontak.

"Sudah berani berontak padaku, hm?"

.

BBUUUGGGHH

.

Menghajar area bibir pria culun itu, membuatnya terkapar ke samping.

.

BBUUUGGGHH

.

Menghajar area ulu hati, membuat pria culun itu tidak bisa bergerak dalam beberapa saat. Mew menggunakan kesempatan itu untuk menggeledah isi tas, demi mencari lembaran uang milik pria itu. "Akhh,, hah,, hahh,, tidak,, uhukk,,, uhukkk,, tidak ada uang disitu,, uhukk,,, uhukk"

Membuang semua isi tasnya ke rumput taman dan mulai mengacak-ngacak. "Cih. Benar-benar tidak ada uang" Beralih menggeledah semua saku di seragam pria itu, namun, tetap saja Mew tidak menemukan uang selembar pun.
"Payah"

.

BBUUUGHHH

.

Menendang area kaki pria itu sekali dengan penuh tenaga. "Akhh,, hiiikss,,, hikkss,, uhukk"

Mengusap keningnya yang berkeringat karena teriknya matahari. Matanya tak sengaja melirik ke sebuah buku milik pria culun itu. "Apa ini?" Membolak-balik buku itu lalu membacanya. "Destiny?" Menaikkan sebelah alisnya, bingung.

"K--Kembalikan" Mencoba meraih buku itu, namun Mew segera mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Kau masih buat sampah seperti ini?" Memegangnya dengan jijik menggunakan kedua ujung jari.

"T--Tolong kembalikan. I--Itu karya saya yang akan dilombakan. Tolong--hikkss"

*Karya yang dilombakan?* Terlintas ide licik di benak Mew.
"Ahh,, aku ingin tahu bagaimana jika karya ini----" Mulai menyobek lembar demi lembar buku itu,
"----hancur?" Menyeringai.

"TIDAKKKKKKKKKKK!!!!! JANGANNNN!! HIKKKKSSSSS JANGANNNN!!!! SAYA MOHONNNNN" Mencoba meraih karyanya dengan terus berjinjit. Namun Mew semakin meninggikan nya dan terus menyobeknya hingga menjadi pecahan-pecahan kecil. Pria culun itu berlutut, menatap karyanya yang sudah hancur berkeping-keping.
"TIDAKKK HIKKKKSSS---" Berteriak lantang lalu menatap Mew tajam.
"KAU JAHATTTT!! KAU ADALAH PRIA PALING JAHAT DIDUNIA INI!! HIKKSS,,, TERKUTUKLAH ORANG JAHAT SEPERTIMU! SAYA BERSUMPAH, KAU AKAN MENDAPAT KARMA YANG SETIMPALLL!! HIKKKSSSS"

.

JJJEEDEERRR

.

Di akhir ucapan, terdengar suara petir yang menggelegar sangat dahsyat, membuat Mew sangat terkejut. "Shiaa,, mau hujan? Tapi cuaca lagi cerah begini" Melirik pria culun dihadapannya.
"Kau pikir kau seorang penyihir yang bisa mengutuk seenaknya? Maaf saja, kutukanmu tak akan mempan pada orang hebat sepertiku" Melenggang pergi dengan santai sambil memasukkan tangan ke saku celana.

Pria culun itu terus menatap punggung Mew hingga tak terlihat lagi dengan tatapan yang sulit diartikan.

Setelah puas mengganggu korbannya, Mew terus berjalan, menuju sebuah kedai makanan yang berada di pinggir jalan dekat taman tadi. "Khun, Khanom Buang 10 pcs"

"Baik" Mulai sibuk membuatkan pesanan Mew.

Meronggoh tasnya dan mengambil 20 baht, uang jajan terakhirnya. Melipat tangan didepan dada sambil memperhatikan Khanom Buang miliknya dibuat.

"PENCURRRRIIIIIIII!!" Teriak seseorang, yang mulanya agak jauh, lama-kelamaan menjadi dekat.

.

BBBRAAKK

.

Tiba-tiba, sebuah tas hitam dilemparkan ke arah Mew, membuat Mew reflek menangkapnya lalu terdiam. "PENCURI!!!" Mew melirik ke arah suara. "TANGKAP PENCURI ITU" Menunjuk ke arah Mew.

"Apa??!! Pencuri?" Menautkan alis lalu melirik tas yang ia reflek tangkap.
"Ssshhhiiaaa!! Mereka salah paham" Melemparkan tas itu kedepan.
"SAYA BUKAN PENCURI!! PENCURI ASLINYA TADI LARI KESANA" Menunjuk ke arah selatan, dimana pencuri yang sebenarnya lari.

"TAPI PENCURI ITU MEMAKAI PAKAIAN YANG SAMA DENGANMU TADI" Ujar seseorang dari kerumunan.

"T--TAPI SAYA BUKAN PE---"

"HALAH, OMONG KOSONG. KAU COBA MENCARI CELAH UNTUK KABUR KAN, PENCURI?" Mulai mendekati Mew bermaksud untuk menangkapnya.

"SUNGGUH, BUKAN SAYA PENCURINYA. KALIAN SALAH ORANG" Teriak Mew. Tapi sayang, bukannya percaya, Orang-orang itu justru terus mendekati Mew dengan tatapan tidak percaya mereka. Mew mulai takut dan secara naluri berbisik untuk pergi dari tempat itu. Mew pun mengikuti nalurinya dengan langsung lari ke arah belakang, membuat orang-orang itu percaya bahwa Mew adalah pencuri nya.

"TANGKAP DIA!!" Orang-orang itupun berlari dan berpencar, mengejar Mew.

Mew terus berlari dalam takut dan bingung. Di tengah berlari, Mew sama sekali tak menyadari ada sebuah Truk yang sangat besar datang ke arahnya dengan kecepatan tinggi karena situasi jalanan sedang sepi. Mew terus berlari dalam kebingungannya sampai----

.

TTTINNNN TINNNNNN TIIIINNNN

CCCKKKKIIIIIITTTTT

BBBBRRRAAAAAAKKK

.

Tubuh Mew langsung menghantam depan Truk dengan kuat dan terlempar hingga 20 meter, membuat Mew terbaring di aspal jalan dengan darah mengalir deras dari berbagai lobang di tubuhnya.

Orang-orang yang mengejarnya pun berhenti karena terkejut. Mereka hanya bisa terdiam dan menelfon ambulan.

Di sisa-sisa kesadarannya, Mew terus menatap langit biru tanpa bisa bergerak. Semua tulangnya patah dalam sekejap. Ia hanya bisa menangis sambil menunggu ajal menjemputnya.

*Karma, ya?* Air mata mengalir dari sudut mata cantiknya. Pandangannya mulai kabur dan sakit ditubuhnya mulai tidak terasa.

Tidak lama kemudian, terdengar suara sirine ambulan serta teriakan orang-orang disekitar dan setelahnya, Mew menutup mata dan pasrah pada sang Pencipta.

To Be Continue,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top