7
"Tett tett tett" bel istirahat
berbunyi.
Dengan semangat nisa keluar dari perpustakaan.
"Kak gak istirahat?" Tanya nisa.
"Ntaran aja" ucap arya ramah.
"Hati-hati loh kak masuk angin, AC nya dingin banget soalnya, gak kek biasanya" ucap nisa memperingatkan.
"Iyadah" ucap arya berdiri lalu mengikuti nisa keluar perpustakaan.
Kini keduanya terlihat tambah akrab, bahkan sesekali arya tertawa terbahak-bahak saat mendengar kata-kata yang nisa ucapkan.
Dari jauh lala memperhatikan keduanya.
***
"Bahagia bener keknya lo" ucap ica memperhatikan sahabatnya yang mulai tadi tersenyum.
"Iyalah, tadi habis ketemu sama my idola di perpus" ucap nisa bersemangat.
"Siapa? Kak arya?" Tanya ica.
"Yap betolll" ucap nisa memberikan dua jempolnya.
Pesanan bakso pun datang, nisa dan ica memakannya secara lahap.
"Lo udah tau belum? Kak arya udah punya cewe" ucap ica menatap nisa yang melahap baksonya dengan serius.
Kaget mendengar perkataan temannya, hampir saja nisa memuntahkan kembali bakso yang ada di dalam mulutnya.
"Serius lo?!" Ucap nisa.
"Dua rius" balas ica.
"Pupus sudah harapan ku" gumam nisa dalam hati.
"Mereka udah lama pacaran, katanya sih dari awal mereka satu kelas" jelas ica. Nisa yang mendengar hanya bisa termenung mengetahui cowo idolanya sudah punya pacar.
***
"Lo kenapa sih ar?" Tanya lala.
"Gue kenapa emang?" Bukannya menjawab, arya justru balik bertanya.
"Gue cape sama sikap lo yang gini terus ar" ucap lala berusaha membendung air matanya yang mau keluar.
"Gue kenapa?" Tanya arya yang kini melembut.
"Lo tadi berduaan sama ade kelas di perpus, gue liat lo ketawa sama dia ar, sementara di kelas lo ngacangin gue" ucap lala menangis.
Arya yang melihat pacarnya menangis pun mendekatinya, lalu memeluknya.
"Dia cuma ade kelas gue, dari mos kita emang udah akrab, tolong ngertiin gue la, maap atas sikap gua ke lo hari ini" ucap arya mengelus lembut rambut hitam kekasihnya.
Lala pun mengangguk di dalam dekapan arya.
***
Dengan khusyuk nisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Selesai menjalankan sholat isya' nisa keluar kamar membantu ibunya melipat pakaian.
"Ma.." panggil nisa.
"Kenapa?" Tanya mama nisa yang fokus menonton tv sambil melipat baju.
"Tau gak sih ma, kaka kelas yang pas itu nisa ceritain, udah punya cewe ternyata" ucap nisa dengan nada kecewanya.
"Ya terus kenapa? Mau kamu pho in? Sakit hati kamu liat dia sama cewe lain? Kalau dia gak punya cewe mau kamu pacarin? " Tanya mama nisa kini fokus kepada putrinya.
Yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Yaudah terima aja, udah berapa kali mama bilang, gak usah mikirin cowo dulu, fokus aja sama belajarmu, suka boleh tapi kalau pacaran mama gak mau" tegas mama nisa.
Nisa pun menganggukan kepalanya lalu masuk ke kamarnya dengan lesu.
"Siapa juga sih yang mau pacaran" ucap nisa kesal di dalam kamar.
***
Dengan hati-hati nisa mengendarai motor scoopy merahnya.
Padahal sudah seminggu lebih dia bawa motor sendiri, namun masih saja terlihat gugup.
Tepat di depan gerbang sekolah, motor nisa menabrak motor yang ada di depannya.
Orang yang ada didepannya pun berbalik dan membuka kaca helm yang menutupi wajah gantengnya.
"Maap kak, rem saya blong" ucap nisa meminta maaf kepada radit.
"Istirahat ke kelas saya kalau mau saya maafin" ucap radit lalu meninggalkan nisa.
"Kena lagi deh gue sama kak radit" gumam nisa di dalam hati.
***
Baru saja nisa duduk di kursi kesayangannya, ica menyuruhnya menemui bu nurul yang mulai kemaren mencari dirinya.
Dengan berat hati nisa melangkahkan kakinya ke tempat keramat.
***
"Kamu ini nis nis.. mana tugas yang kemaren, kumpul sekarang" suruh bu nurul tidak menerima bantahan.
"Tapi tuh bu, buku biologi saya dirumah, yakali saya bawa buku biologi tiap hari, buku pelajaran ibu itu berat" ucap nisa dengan jujur.
Bu nurul yang mendengarnya tambah naik darah.
"Kamu ini !! Percuma kamu pakai jilbab tapi kalau kelakuan kamu kayak gini, susah banget diaturnya!!!" Bentak bu nurul. Dan berhasil membuat seluruh mata guru yang ada di ruangan tersebut tertuju ke arah nisa.
"Ibu gak apa marahi saya, tapi jangan menyinggung soal jilbab saya, saya emang susah diatur, tapi sudah kewajiban saya sebagai muslimah menutup auratnya, kalau ibu udah selesai marahin saya, saya permisi dulu, istirahat kedua nanti saya kumpul tugas biologi saya bu, assalamu'alaikum" geram nisa. Dia pun keluar dari ruangan tersebut. Bu nurul hanya menatap muridnya itu dengan tatapan tidak percaya.
Reaksi sama pun ditunjukan dari guru yang ada di ruangan tersebut, tak terkecuali arya yang mulai tadi ada diruang guru untuk mengambil buku tugas kelasnya.
"Permisi pak saya ke kelas dulu" pamit arya ke pak ardi. Guru matematika.
***
Arya menyusul nisa yang terlihat kesal saat meninggalkan ruang guru. Sekarang dia sudah tepat berada di belakang cewe mungil yang mengepalkan tangannya karena marah.
Dengan perlahan arya menyamakan langkahnya dengan juniornya itu. Menyusuri koridor kelas 10.
"Udah kaga usah marah, bu nurul emang gitu" ucap arya sambil membawa beberapa buku tulis ditangannya.
Nisa pun menatap arya sebentar lalu kembali fokus ke depan.
"Ngapain kakak disini?" Tanya nisa yang masih kesal.
"Gak liat? Saya habis ambil buku tugas mtk tadi di ruang guru" ucap arya.
"Maksud saya ngapain kakak ngikutin saya, kelas kakak kan disana bukan disini" ucap nisa menunjuk kelas arya yang berada di sebrang.
"Gak boleh emang kalau saya lewat sini?" Tanya arya.
"Ya boleh, bayar pajak tapi sama saya" ucap nisa yang masih sempat bercanda padahal dirinya masih kesal.
Arya hanya tersenyum mendengarnya.
"Saya tuh kesal sama bu nurul, pake bawa-bawa jilbab yang saya pakai segala, emang kalau cewe berjilbab harus selalu perfect apa, saya kan juga manusia kadang salah" omel nisa panjang lebar. Arya hanya menatapnya lalu tertawa.
"Kok ketawa sih kak" protes nisa.
"Kaga, aneh aja liat lo" ucap arya. Nisa hanya menatap arya malas.
Tiba-tiba nisa mengambil sebagian buku tulis yang di pegang arya.
"Mau ngapain?" Tanya arya bingung.
"Mau nyolong buku kakak, yah mau bantuin kakak lah" ucap nisa akhirnya mengeluarkan senyum manisnya.
"Nah gitu dong senyum, lo cemberut tambah jelek tau kaga" canda arya.
"Halah, bilang aja tambah cantik" ucap nisa dengan pede lalu mendahului arya.
***
"Dari mana?" Tanya lala di depan pintu saat arya sudah sampai di kelasnya.
"Habis ambil buku ini" ucap arya memperlihatkan buku yang dibawanya.
Lala pun melirik cewe yang ada di belakang arya.
"Ini ade kelas yang dulu gue jadi wali gugusnya" ucap arya memperkenalkan nisa.
"Dek, ini lala pacar saya, cantik kan?" Tanya arya iseng.
"Cantik kak" jawab nisa tersenyum ke arah pasangan tersebut.
Arya pun mengambil buku yang dibawa nisa. Tak lupa diucapkannya terima kasih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top