6

Nisa si cewe mungil nan manis terlihat semangat memasuki kelas baru yang sudah seminggu ini dia tempati.

Yaitu kelas X IPA 3.

Sekarang dia tidak lagi bersama indah teman nya dulu saat mos. Mereka berpisah karena indah masuk ke bahasa sedangkan nisa ke ipa. Walau mereka berpisah, seringkali mereka ke kantin bersama.

Nisa masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam, namun hanya 1 orang saja yang menjawabnya yaitu tio, cowo yang paling pendiam di kelas.

Yang lain sedang asyik dengan kegiatan mereka.

Terlihat di pojok kelas X IPA 3 rayhan serta siswa yang lain bergerombol mengelilingi aldo. Mereka sedang fokus menatap layar hp yang aldo pegang.

"Parah do, ini video terhot yang pernah gue liat" ucap wahyu, ketua kelas X IPA 3.

"Udeh diem aja, nikmatin aja bro videonya" sahut rayhan yang matanya tidak kedip mulai tadi.

Tak mau kalah dengan cowo, siswa cewe pun bergerombol mengelilingi dewi, si sumber hot news in the week.

"Tau gak sih, kak rafa katanya naksir sama anak kelas 10" ucap dewi bersemangat. Pendengar setia dewi pun ikut bersemangat mendengarnya.

"Siapa?? Siapa ???" Tanya salsa kepo.

"Ya mana gue tau, emang gue uya kuya yang suka ngurusin hubungan orang" ucap dewi sambil menyisir rambut lurusnya.

"Aelah lo, udah kepo maksimal gue" protes salsa.

"Besok-besok kita lanjut gosipnya, gue harus cari tau berita ini dulu" ucap dewi menenangkan para pendengar setianya yang mulai tadi protes karena info yang dikasih cuma setengah.

"Masih pagi udah gosip aja" ucap nisa menyelip ke dalam kerumunan anak cewe.

"Yaelah nis, namanya juga wanita, gosip every time" balas dewi.

"Atagfirullah nak nak, mau jadi apa kamu besar nanti" ucap nisa menggelengkan kepalanya.

"Pembawa berita gosip, kek itu tuh yang ada di no secret, kata dewi dia pengen jadi itu nis" celetuk salsa polos tanpa bersalah, memang anaknya sedikit oon.

"Anjirr, kapan gue bilang gitu" protes dewi.

"Kemaren" ucap salsa jujur.

Adu mulut antara dewi dan salsa pun terus berlanjut. Bukannya melerai, teman sekelasnya hanya menatap dewi dan salsa sambil tertawa.

"Pagii beb chu" ucap nisa menyapa teman sebangkunya, ica.

Ica hanya menoleh sebentar lalu menulis kembali bukunya.

"Ada pr kah?" Tanya nisa memperhatikan ica yang serius menulis.

"Adaaa, pr biologi, kerjain gih, banyak tau" ucap ica.

"Aduhh gue lupa lagi" dengan cepat nisa membuka tasnya dan mengambil LKS biologi serta pulpennya.

Baru saja dia ingin menulis, bel masuk sudah berbunyi.

***

Dipojok kelas XI IPA 1 terlihat sesosok cowo yang paling di idolakan nisa. Dia sedang menyendiri sambil mendengarkan musik dari hp nya menggunakan headset.

Sesekali dia melirik ke arah teman-temannya yang asik bercanda.

"Kenapa lo? Galau?" Tanya aldi melepas headset telinga kanan arya.

"Kaga apa, sono jangan ganggu gue dulu" usir arya.

Aldi yang mengerti kondisi sahabatnya kalau sedang marah pun memilih pergi dan bercanda dengan yang lain.

Tak sengaja arya melihat cewe yang kini sudah duduk tenang di depan ruangan. Dia adalah lala.

Lala menatap arya dari kejauhan, arya yang sadar langsung memalingkan wajahnya.

Lala melangkah mendekati cowo yang kini berstatus sebagai kekasihnya. Baru saja dia ingin berbicara, rangga datang datang dan memberi tahu kabar gembira.

Yaituuu...

Kelas XI IPA 1 bakal free sampai istirahat.

Kelas XI IPA 1 pun menjadi heboh seperti sedang menonton sepak bola yang menang adu penalti.

Arya menatap lala sebentar lalu pergi meninggalkannya dan pergi ke luar kelas.

***

"Kamu ini !! Kenapa gak kerjain pr?!" Bentak ibu nurul mencubit sayang lengan nisa.

Yang di cubit hanya meng aduh-aduh ria.

"Tadi malam saya bantu mama saya masak buat hajatan tetangga bu, tetangga saya ada yang aqiqahan" ucap nisa memberikan alasan.

"Oh minggu kemaren baru nikahan, sekarang udah aqiqah aja" ucap bu nurul mengeraskan cubitannya.

"Aduh buu... itu tetangga saya yang satunya yang nikah, itu beda lagi bu orangnya" ucap nisa membela diri.

"Alasan aja kamu!!, kerjain pr mu di perpus sana, sebelum selesai kamu tidak boleh masuk kelas" titah bu nurul. Dengan senang hati nisa menurut. Baginya pelajaran biologi yang di ajar bu nurul itu kek racun yang siap membunuhnya perlahan.

"Yang kuat belajar 3 jam sama ibunya ya ca" ucap nisa sebelum meninggalkan kelas.

***

"Krieett" pintu perpus kini terbuka. Memeperlihatkan sosok cewe berjilbab dengan mata bercahayanya.

"Asiikk, bisa ngadem nih di perpus" ucap nisa senang sambil mencari tempat duduk tepat di bawah AC.

"Baca buku ahh" ucap nisa seorang diri. Dia pun berjalan menuju rak buku yang berisi novel dari berbagai genre.

Pilihannya kini tertuju pada genre psikopat.

"Suka baca genre psikopat juga ya?" Tanya seseorang dari belakang nisa. Sontak nisa terkejut dan hampir saja memukul orang itu dengan buku.

"Kak arya bikin kaget aja sih" ucap nisa protes.

"Sorry sorry" ucap arya dingin.

"Ngapain disini kak?" Tanya nisa memperhatikan arya yang serius memilih buku.

"Baca buku lah, masa ngepet" ucap arya bercanda namun dengan wajah coolnya.

"Suka lucu deh kaka ini" ucap nisa memukul bahu arya pelan lalu tertawa.

"Udah sana baca, jangan ganggu gue" ucap arya mendorong tubuh nisa untuk menjauh.

Dengan kesal nisa kembali ke tempat duduknya sambil membawa buku pilihannya.

Tak lama kemudian arya duduk tepat di depan nisa.

"Tadi katanya suruh saya jauh-jauh, ngapain kakak duduk disitu?" Tanya nisa sewot.

"Gue mau dekat sama AC" ucap arya singkat.

"Bilang aja pengen duduk dekat saya kak" ucap nisa bercanda menggoda arya.

"Apaan dah, kaga guna duduk deket lo" ucap arya. Karena pusing mendengarkan ocehan nisa yang tidak ada pause nya, arya pun memilih tempat duduk berbeda. Masih di depan nisa hanya saja berbeda meja, jadi jarak mereka cukup jauh.

Arya fokus membaca bukunya. Hal yang sama dilakukan nisa, namun sesekali nisa melirik arya yang matanya masih saja tertuju pada buku.

"Baca apa sih, serius banget" ucap nisa sambil membalikan lembaran novel yang dia baca dengan kasar.

"Pelan-pelan, buku perpus ntar bisa rusak" ucap arya memperingatkan.

"Iya iya kakak arya" jawab nisa tersenyum. Arya hanya menggelengkan kepalanya saja dan kembali fokus menatap bukunya.

Berbeda dari sebelumnya, nisa kini terlihat sangat fokus membaca kata demi kata yang tertulis di novelnya. Tak henti-hentinya nisa menunjukan berbagai ekspresi saat membaca novelnya, kadang dia juga mengumpat sendiri saat membaca bagian yang pelakunya sadis membunuh anak kecil yang tidak bersalah.

Tanpa nisa sadari, arya mulai tadi memperhatikannya sambil sesekali tersenyum melihat ekspresi dan tingkah nisa yang aneh saat membaca.

"Ihh polisinya ini, aturannya tembak kepalanya aja, dor.. dor.. dor.., malah tembak tangannya kan tetap bisa lari penjahatnya" omel nisa sendiri sambil menirukan gaya orang yang sedang menembak.

Arya yang mulai tadi menahan tawa akhirnya tertawa keras.

"Anjir bwahahhahaha" ngakak arya. Nisa menatapnya aneh.

"Kakak gila ya?" Tanya nisa dengan was was.

"Lo yang gila dek" ucap arya menahan tawanya.

"Kok saya?" Bingung nisa.

"Kaga-kaga, lucu aja liat lo baca novel ampe segitunya" ucap arya tertawa.

"Habisnya, polisinya terlalu pintar, bukannya tembak kepala, malah tembak tangan, aturannya kalau gak bisa nembak kepala yang tembak kakinya aja biar ga bisa kabur lagi gitu" ucap nisa dengan penuh kekesalan.

"Kalau polisinya langsung nembak kepala yah ceritanya bakal langsung habis, gak bakal seru kalau gitu" ucap arya.

Nisa pun menatap kembali bukunya, benar kata arya, buku yang nisa baca masih setengah, kalau polisi tadi menembak penjahatnya di bagian kepala, cerita akan langsung habis tanpa mengetahui endingnya

"Ternyata kaka pinter juga" ucap nisa memberikan jempolnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top