5

Tak terasa kini sudah hari terakhir mos. Kegiatan terakhir mereka di hari terakhir adalah LKBB.

Di bawah sinar terik matahari kini seluruh peserta mos berbaris dengan rapi.

Sebelum memulai kegiatan mereka, para peserta mos menyanyikan yel-yel yang sudah mereka buat dengan semangat.

Sorakan heboh pun terdengar dari kakak kelas mereka yang ikut bersemangat saat melihat ade kelasnya menyanyikan yel-yel yang mengingatkan mereka pada jaman saat mereka melakukan mos.

Tanpa diketahui anak mos, para osis senior seperti radit dan rafa yang terlihat paling garang kini sedang tertawa. Namun keduanya menghadap ke belakang agar tidak terlihat oleh peserta mos.

Nisa terlihat begitu semangat berteriak hingga membuat teman yang ada di sebelahnya yaitu aldo menutup telinganya.

"Gila lo nis, suara kek toa masjid, pecah gendang telinga gue" ucap aldo saat selesai menyanyikan yel-yel.

"Alay ah lo do" ucap nisa sambil mendorong bahu aldo. 

LKBB pun dimulai. Tentara yang di panggil untuk melatih  kini sedang serius memberikan pengarahan kepada peserta mos.

Di belakang barisan sudah berdiri anggota PMR dengan tandu mereka yang sudah siap mengangkut orang pingsan. Dan benar saja beberapa dari peserta mos banyak yang jatuh pingsan.

***

"Gila panas bener" ucap indah mengibas-ngibaskan buku yang ada ditangan nya ke wajah.

Indah, nisa, aldo dan rayhan kini duduk di bawah pohon ketapang untuk beristirahat. Sambil membawa buku untuk meminta tanda tangan.

"Lo gak kepanasan nis?" Tanya rayhan  memperhatikan nisa yang berjilbab.

"Panas lah, tapi udah biasa" ucap nisa tersenyum manis. Rayhan membalas senyum nisa dengan tak kalah manis juga.

"Eh eh noh ada kak radit noh, minta tanda tangan yok" ajak aldo. Dengan semangat aldo mendatangi radit.

Ragu tapi pasti, indah, nisa dan rayhan mengikuti aldo mendatangi ka radit yang sedang duduk sendiri di kursi yang tak jauh dari tempat mereka duduk.

"Permisi kak, minta tanda tangan dong" ucap aldo sok akrab. Radit hanya menatap ke empat orang yang ada di depannya dengan bingung.

"Ada syarat kalau mau minta tanda tangan" ucap radit menantang.

"Apa?" Tanya rayhan dengan serius.

Radit menunjuk arin dan anggi yang kini terlihat mengobrol berdua.

"Kalian berdua tembak mereka" ucap radit menunjuk aldo dan rayhan. Mereka berdua hanya menurut. Demi tanda tangan dari ka radit sang ketua osis, aldo dan rayhan menembak ka anggi dan arin.

Nisa, indah dan radit serius memperhatikan aksi rayhan dan aldo dari jauh. Tanpa disangka radit, arin dan anggi justru tertawa saat ditembak oleh dua junior mereka.

Dengan gembira rayhan dan aldo meminta tanda tangan, dan dengan berat hati radit memberikan tanda tangannya.

"Giliran kalian berdua, buat kamu si cewe bejilbab, kamu tembak wali gugus mu, arya" suruh radit menunjuk arya yang sedang berbicara dengan seorang wanita dari kejauhan. Dengan sigap nisa menggelengkan kepalanya.

"Mati aja gue disuruh nembak ka arya" gumam nisa di dalam hati.

***

Arya sedang asyik duduk berdua dengan lala. Kekasih hatinya.

"La maap, gue sibuk jadi kaga bisa nemenin lo" ucap arya dengan lembut. Yang di ajak bicara hanya diam saja.

"La, marah hm?" Ucap arya menatap wajah wanita di depannya.

"Gak kok, udah jadi resiko gue pacaran sama anak osis kek lo" ucap lala dengan tersenyum. Arya pun membalas senyum pacar nya itu. Lalu memeluknya sebentar.

"Thanks ye" ucap arya di sela pelukannya.

***

"Kalau gak mau yaudah gak dapat tanda tangan" ucap radit.

"Ga ah, gila aja saya nembak cowo" tolak nisa dengan tegas.

"Kalau gak mau nembak arya, tembak saya aja udah" ucap radit tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya.

Mendengar hal itu mata nisa melotot, spontan radit tertawa melihat ekspresi cewe berjilbab di depannya.

"Mumpung saya baik, kalian berdua saya kasih tanda tangan tanpa tantangan" ucap radit ke arah nisa dan indah.

"Makasih kak" ucap indah. Radit pun menatap nisa menunggu ucapan terima kasih keluar dari mulut mungilnya.

"Makasih" ucap nisa dingin lalu berlalu meninggalkan radit.

***

"Huaaaaaa akhirnya mos kita selesai juga indaahhh" teriak nisa kegirangan di tengah lapangan saat upacara penutupan mos selesai. Semua peserta mos yang cowo dengan serentak melemparkan topi bola mereka ke atas.

Tak ketinggalan, kegiatan rutin ade kelas saat mos selesai, yaitu foto bareng anak-anak osis idola mereka.

Tak terkecuali nisa yang foto bareng sama kak rafa, kak bayu, kak rinda, kak arin.

Hampir semua anggota osis diajak foto bareng sama nisa. Kecuali arya dan radit.

"Tuh kak arya, foto sana" tunjuk indah saat melihat arya yang sedang tertawa dengan radit.

"Gak ah, gue malu in" tolak nisa.

"Halah sok malu lo, biasa juga malu-maluin" ledek indah.

Dengan paksa indah menarik tangan nisa.

Radit dan arya menatap bingung kedatangan nisa dan indah.

"Kenapa dek?" Tanya arya.

"Katanya nisa mau foto kak" ucap indah. Nisa pun menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Mau foto sama saya ya? Yaudah ayo sini dek" ucap radit merangkul bahu nisa.

Belum sempat radit merangkulnya, nisa menahan tangan cowo yang mirip afgan tersebut.

"Bukan muhrim, jangan pegang-pegang" tegas nisa. Radit pun menjaga jarak dari nisa.

"Dia mau foto sama kak arya, bukan sama kakak" celetuk indah.

Radit pun tersenyum kikuk lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Ayok mau foto dimana?" Tanya arya.

"Disini aja kak" jawab nisa semangat memilih tempat di depan mading osis.

Dengan senyum bahagia nisa dan arya berfoto bersama.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top