2

"Permisi, maap saya telat" ucap arya memasuki kelas X IPA 3. Dengan kesusahan arya membawa contoh perlengkapan mos.

"Nah ini nih ka arya, sini kenalan dulu sama anak-anak yang bakal kita jaga nanti" ucap rinda.

"Kenalin sama saya arya pratama, panggil aja kak arya" ucap arya dengan gaya cool nya.

"Kakak ganteng" gumam nisa memperhatikan arya yang sedang berdiri di depan kelas.

"Udah kali dek liatin kakanya" ucap rinda menegur nisa yang serius memperhatikan arya.

"Gak kok kak" ucap nisa malu karena terciduk untuk kedua kalinya.

"Kena ciduk lagi nih ye" goda indah.

Nisa hanya membalas dengan wajah malunya.

"Astagfirullah, khilap ya allah" gumam nisa sambil mengelus dadanya sendiri.

"Jaga pandangan nisa" gumam nisa lagi.

***

"Oke sekarang yang harus kalian bawa buat mos besok adalah tas dari kardus, yang cewe rambutnya diikat pita warna merah, yang cowo pake topi bola yang dipotong setengah. Terus nanti di tasnya di tempel permen kiss warna merah, tempelnya sesuai tanggal lahir kalian, kalau tanggal satu berarti permennya cuma satu, kalau dua permennya dua, sampai seterusnya, satu lagi, tanda pengenal kalian, tulis nama, tempat tanggal lahir, cita-cita sama moto hidup kalian, ingat, tali yang kalian pakai buat tas nanti cuma boleh pakai sumbu kompor" ucap arya menjelaskan panjang lebar tentang atribut yang harus dibawa buat mos besok.

"Ada yang mau tanya?" Ucap rinda.

Dengan sigap nisa mengangkat tangannya.

Rinda pun mempersilahkan nisa.

"Kalau yang pakai jilbab, pake pita atau gak?" Tanya nisa.

Rinda pun melirik arya menunggu jawaban.

"Pake aja, tempel di luar jilbab" jawab arya dengan singkat, padat dan jelas.

Nisa hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

***

11:00 WITA

Karena hari ini mos belum resmi dilaksanakan, atau bisa disebut hari ini masih pra mos, semua murid baru pun pulang lebih cepat dari jadwal seharusnya.

"Belum dijemput nis?" Tanya indah.

"Tadi gue minta jemput jam 12 in, jadi gue harus nunggu lagi" ucap nisa mengeluarkan senyum manisnya.

"Mau bareng gak?" Tanya indah menawarkan tumpangan saat ibunya sudah datang menjemput.

"Gak deh, rumah gue jauh, gue nunggu mama gue aja" ucap nisa tersenyum.

Indah pun pamit dan meninggalkan nisa sendiri di depan gerbang SMA Melati.

***

Kini semua anak osis tengah berkumpul di markas mereka. Yaitu ruang osis. Gelak tawa terdengar menghiasi seluruh penjuru ruangan tersebut.

Mereka semua semangat menceritakan tentang pertemuan mereka dengan anak baru yang mengingatkan mereka dengan keadaan mereka dulu saat masih menjadi peserta mos.

"Nih kak, sok cool banget di depan adek kelas, biasa juga kek cacing kepanasan" ucap rinda menyenggol arya.

"Yee, emang gue cool, lo ae yang kaga pernah liat" ucap arya dengan gaya khasnya.

"Selama mos kita emang harus gitu rin ke ade kelas, kalau udah selesai mos baru kita keluarin jati diri kita, yegak ar?" Tanya radit.

"Hooh kak, lo emang pinter" ucap arya mengeluarkan 2 jempolnya.

Rinda hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja saat radit berbicara.

"Yaudah-yaudah ayo kita rapat buat agenda besok" ajak radit ke seluruh anggota osis yang ada diruangan tersebut.

Ruangan yang tadi dipenuhi gelak tawa, kini hanya terdengar suara hembusan nafas di dalam keheningan.

***

"Tau gini bawa hp aja tadi" ucap nisa sambil menendang-nendang batu yang ada di depannya. Nisa pun melihat benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Kini sudah menunjukan angka 12, namun ibunya masih saja belum menjemputnya. Karena sudah mau masuk waktu dzuhur, dia pun memutuskan untuk ke masjid sekolah barunya.

Sementara di tempat lain...

"Tiittt...tiiittt...tttiittt" suara klakson mobil dan motor terus saja berbunyi memprotes seorang ibu yang mengendarai motor honda dengan sangat lambat.

Dialah ibu nisa, yang sedang mengendarai motornya dengan kecepatan 25km/jam

"Duh bu cepat dong, saya mau jemput anak" protes salah seorang bapa-bapa yang mengendarai mobil tepat di belakang mama nisa.

"Saya juga mau jemput anak saya pak" protes mama nisa tak terima. Dengan menambah 5 km/jam kecepatan motornya yang kini sudah mencapai 30 km/jam, mama nisa mengendarai motornya dengan hati-hati menuju sekolah nisa.

***

Sholat zuhur berjamaah kini sedang terlihat khusyuk di masjid sekolah SMA Melati.

Setelah selesai melaksanakan sholat, satu persatu jamaah mulai meninggalkan masjid. Tak terkecuali nisa yang kini asyik mengikat tali sepatu hitamnya.

"Pasti 25 lagi nih kecepatannya, makanya lama" ucap nisa mengomel sendiri mengingat ibunya yang kini belum kunjung datang.

Nisa bangkit dari duduknya, lalu berlajan kembali ke arah pintu gerbang sekolah, menunggu kedatangan ibunda yang sungguh lama sampainya.

"Brukk"

Karena tidak memperhatikan jalannya, nisa menabra seseorang.

Nisa mendongakan kepalanya, menatap siapa orang yang dia tabrak.

"Kak arya" ucap nisa terkejut.

Dengan sigap nisa menundukan kepalanya.

"Astagfirullah nisa, jaga pandangan, khilap, khilap, jaga mata, jaga hati" ucap nisa asal sebut sambil berlalu meninggalkan arya yang masih berdiri menatap kepergian nisa dengan tatapan aneh.

"Kenapa sih kakanya nih ganteng" gumam nisa sambil menggaruk kepalanya frustasi.

"Dasar aneh" ucap arya saat nisa pergi meninggalkannya

***

"Line"

bunyi hp nisa selalu saja berdering.

Tugas membuat tas dari kardus serta tanda pengenal untuk dipakai buat mos besok berhasil membuat hp nya yang dulu sunyi kini sangat ramai.

Terlihat notip dari grup X3 selalu menjadi notip pertama.

"Gimana sih buat tasnya, bingung gue" ketik aldo teman sekelas nisa di grup X3

"Ya gitu lah, perhatiin ka arya makanya" balas dinda, anggota grup X3

"Ini yang sider, gak tau buat atau gak mau jawab" ketik aldo lagi menyindir sider abadi.

Karena sudah disindir, para sider pun satu persatu bermunculan. Dengan jawaban yang sama, yaitu "gak tau".

"Sumpah ini mos ribet" ketik aldo lagi.

Karena kesal melihat aldo yang terus-terus mengomel di grup akhirnya nisa pun muncul memberikan foto tas kardusnya yang sudah jadi, serta menjelaskan pembuatannya secara perlahan.

"Thanks nis" ketik anggota grup X3 yang menyimak penjelasan nisa di grup.

"Sama-sama" balas nisa.

"Tumben hp mu rame" ucap mama nisa sambil melipat pakaian.

"Itu, pada bingung buat tas, untung tadi bapa mau bantuin buat tas, jadi nisa gak bingung hehehe" ucap nisa cengengesan.

"Yee kamu ini, gimana tadi mos nya?" Tanya mama nisa.

Seketika nisa mengingat wajah arya, kakak kelas yang berhasil membuatnya terpesona.

"Ma.. tadi ada kaka kelas nisa ganteng, susah buat gak ngeliat dia ma, padahal nisa udah tunduk, masih aja mata nisa liat ke dia" ucap nisa menjelaskan sesekali melirik ibunya takut marah. Karena baru kali ini nisa cerita tentang cowo ke ibunya.

Ibunya yang mendengar pun tertawa.

"Kisahnya jatuh cinta nih?" Tanya mama nisa.

Dengan cepat nisa menggeleng.

"Kalau mama gak ngelarang kamu buat liat cowo, dekat cowo, tapi ya harus dibatas wajar aja, masa iya mama ngelarang kamu buat temanan sama cowo, nanti kesian kamu kalau di kelas, selama gak macam-macam aja mama gak ngelarang" ucap ibu nisa. Nisa yang mendengar pun tenang hatinya.

Baru saja diomongkan, arya muncul di grup X3.

"Berisik bener grupnya, ganggu kakak nonton tau kaga wkk" ketik arya saat muncul.

"Emang nonton apa kak?" Jawab aldo.

"You know lah do" jawab arya kemudian. Aldo pun hanya membalas dengan stiker cony yang ngakak.

"Mulai ya arya" rinda akhirnya muncul.

"Gak rin, bercanda aja gue mah, anak sholeh kaga gitu" jawab arya.

"Halah ar" jawab rinda.

"Udah ye rin, gue mau nyemangatin adeknya aja nih, semangat ye buat besok dek, jangan lupa atribut mos nya di bawa" ketik arya lagi.

Semua nya pun muncul secara bergantian menjawab chat dari arya.

Ada yang hanya menggunakan stiker, sampai mengucapkan terima kasih karena sudah di ingatkan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top