16

Matahari kini muncul di ufuk timur. Seperti biasa, nisa akan bangun dan melaksanakan kewajibannya sebagai muslim. Sesekali dia akan membantu ibunya memasak bila waktu nya masih cukup.

Seperti hari-hari biasanya. Sebelum berangkat nisa akan menatap layar hp nya. Berharap notip orang yang paling ditunggunya muncul.

Namun sama seperti biasanya, semua itu hanya harapan. Notip orang tersebut tak juga muncul. Satu bulan lebih sudah nisa tak mendapat kabar dari arya.

Terakhir arya memberikan kabar saat bulan januari lalu, arya sempat mengucapkan ulang tahun kepada nisa yang ke 17 lewat vn.

"Kakak kemana sih" gumam nisa sambil menatap layar hpnya sedih. Sesekali nisa mendengarkan vn yang dikirimkan arya sebagai obat rindunya.

Selesai bersiap-siap, dia pun berangkat ke sekolah yang sekarang sudah hampir tiga tahun menjadi saksi bisu kisah SMAnya.

***

Cewe mungil yang sudah tampil rapi dengan jilbabnya kini terlihat sedang menyusuri koridor kelas 12. sesekali dia melihat ke arah pohon ketapang, tempat favoritnya dengan arya dulu.

"Haduh kenapa kebayang mulu sama dia" ucap nisa menggaruk kepalanya frustasi.

Nisa memasuki kelasnya dengan semangat. Seperti biasa dia akan disambut dengan pemandangan yang tak asing lagi.

Yaitu barisan cowo yang kini sedang asik dengan hp mereka, serius memainkan game mobile legend, sesekali nisa melirik ke arah rayhan dan aldo yang terlihat pusing mengalahkan musuhnya.

Sama seperti biasanya juga, anggi dan murid cewe yang lain akan bergosip di barisan depan kelas.

Dan seperti biasa juga, ica akan duduk tenang di mejanya menunggu kedatangan sang sahabat.

"Gak bosen apa lo disitu dari pagi" tegur nisa. Dia tahu ica pasti tak akan beranjak dari kursinya sebelum istirahat.

"Kaga lah" ucap ica sambil membaca buku.

"Entar lagi kita ujian ye?" Tanya nisa.

"Iya, emang mau sampai kapan lo di sini?" Tanya ica.

"Sampai ngeliat lo sama rayhan ijab kabul hahahahaha" ucap nisa tertawa.

Selama kelas 12 ini, hobi nisa yang dulu suka jalan berkeliling sekolah, diganti dengan menjahili ica.

***

2 februari 2018

00:00 WITA.

Nisa mengirimkan video yang sudah dibuatnya di sekolah. Berharap video itu akan dilihat oleh arya. Berbagai wish sudah diucapkannya di dalam video tersebut.

"Happy birthday ya kak yang ke 18" ucap nisa pelan.

***

Sementara di tempat lain, arya berjuang dengan kuliah kedokterannya yang sekarang sudah memasuki semester 2.

Di tengah kesibukannya, arya menyempatkan membeli smartphone untuk mengganti hp lamanya yang hilang entah kemana.

"Anjirrrr, gue lupa id lo" ucap arya di asramanya. Dengan serius arya mengutak-atik hpnya berusaha menemukan id line nisa. Namun tetap saja nihil, id line selalu saja tidak ditemukan.

***

5 tahun kemudian..

"Nisaaa!!! Ada temen kamu" teriak mama nisa dari luar rumah.

Terlihat aldo kini terlihat rapi   berdiri di depan pagar rumah nisa.

"Ngapain lo?" Tanya nisa saat membukakan pagar untuk aldo.

"Katanya lo minta jemput, gimana sih" omel aldo.

"Yaelah lupa gue, entar ye gue ganti baju dulu, lo tunggu di sini aja" ucap nisa menyuruh aldo tunggu di teras rumahnya.

Dengan cepat nisa berganti baju ke dalam.

"Minum dulu kak" ucap cewe yang terlihat mirip dengan nisa, hanya saja badannya jauh lebih tinggi dan juga lebih kurus.

"Eh iya, makasih dek" ucap aldo. Bagai melihat bidadari, aldo tak kedip saat menatap kesempurnaan ciptaan tuhan yang kini ada di depannya.

"Woi udah kali liat ade gue" ucap nisa mengejutkan aldo.

Aldo pun terkejut, manda hanya menatap aldo sambil tertawa.

"Kenalin ade lo boleh kali" bisik aldo.

"Kenal kenal, urus dulu skripsi lo, baru lo boleh kenalan sama ade gue" ucap nisa dengan galak.

"Aelah lo, singa dasar, dek kakak pamit dulu ya" ucap aldo berpamitan ke manda. Manda hanya membalas dengan anggukan.

"Assalamu'alaikum" ucap nisa.

Keduanya pun kini terlihat meninggalkan rumah nisa.

***

4 tahun kemudian...

"Kaaakkk!! Sakit!!" Teriak seorang wanita muda yang kini terlihat memegang perutnya yang sangat besar.

"Sabar dek entar lagi nyampe" ucap cewe satunya serius mengemudi mobil hitam miliknya dengan kecepatan penuh.

"Cepetan dong, istri gue mau lahiran nih" ucap cowo yang sangat panik sambil menggenggam erat tangan istri tercintanya.

"Sabar dong, ini gue udah ngebut" ucap cewe yang mulai tadi juga ikut panik melihat adik perempuannya kini berjuang menahan sakit di perutnya karena ingin melahirkan.

"Udah jangan berantem, perut manda udah sakit" ucap cewe yang tak lain adalah manda. Dengan tenang manda mengambil nafas lalu mengeluarkannya lagi.

Di sebelahnya kini terlihat aldo, sang jomblo abadi yang ternyata berjodoh dengan adik temannya sendiri.

"Sabar yah entar lagi kita nyampe" ucap aldo mengelus lembut kepala istrinya.

Di kursi kemudi cewe berjilbab yang tak lain adalah nisa mengemudikan mobilnya dengan laju, keringan dingin terus saja bercucuran, mendengar jeritan kesakitan dari adiknya.

"Sabar yah nda" ucap nisa.

***

"Dokter!!! Tolong ade saya mau melahirkan" teriak nisa saat sampai di rumah sakit.

Dengan sigap para perawat membawakan kasur yang ada rodanya lalu menidurkan manda di atasnya.

Dengan cepat para perawat membawa manda ke ruang bersalin.

"Maaf mba, yang boleh masuk hanya suaminya" ucap salah seorang perawat.

Dengan cepat nisa mendorong aldo untuk masuk ke dalam ruang bersalin.

***

Seorang dokter muda kini terlihat berlari menuju ruang bersalin.

Dengan sigap dia memeriksa kondisi wanita yang mulai tadi menjerit kesakitan.

"Siapkan ruang operasi, tekanan darahnya terlalu tinggi, itu beresiko kalau harus melahirkan dengan normal" ucap dokter itu.

"Istri saya harus operasi?" Tanya sang suami yang mulai tadi terlihat panik.

Dokter muda itu hanya membalasnya dengan anggukan.

Selesai melakukan prosedur untuk melakukan persiapan operasi, dokter tersebut beserta perawat lainnya membawa pasien melahirkan itu ke ruang operasi.

***

Nisa terus saja mondar mandir di depan ruang bersalin adiknya, doa terus dia panjatkan demi kelancaran lahirnya keponakan nisa yang pertama.

Karena terlalu sibuk mondar mandir, nisa tak sengaja menabrak dokter yang tadi membawa pasien untuk operasi.

Dokter muda itupun menyuruh perawatnya membawa pasien ke ruang operasi sementara dirinya akan meminta maaf kepada nisa.

"Gak apa mba?" Tanya dokter muda tersebut menghampiri nisa yang terduduk di lantai.

Nisa mendongak saat mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.

Nisa menatap doter muda tersebut dengan seksama.

"Kak arya?" Tanya nisa akhirnya.

"Nisa" ucap dokter tersebut membuka maskernya. Dia tak lain adalah arya. Orang yang selama ini nisa tunggu kabarnya.

Baru saja nisa ingin berdiri, suara suster berteriak memanggil dokter arya untuk segera ke ruang operasi.

"Gue harus cabut dulu" pamit arya singkat.

Bertepatan dengan kepergian arya, keponakan pertama nisa lahir dengan selamat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top