14
Bu siti kini sedang serius menjelaskan pelajaran fisika di depan kelas, dengan rumus-rumus yang sudah penuh tercatat di papan tulis, bu siti menyuruh anak muridnya untuk menghitung
Gelombang pantulan dari suara senar gitar yang dibunyikan.
Dengan malas murid-muridnya pun menghitung pantulan tersebut.
"Kapan sih ganti jam?" Tanya nisa ke ica yang asik menghitung.
"Entar lagi" ucap ica masih saja fokus.
"Lama banget, ngantuk gue" ucap nisa bersiap tidur di atas mejanya.
Baru saja dia meletakan kepalanya, bu siti memanggilnya dan menyuruh untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Nisa menatap ica dengan penuh harap, tapi nihil. Ica malah membuang wajahnya, dengan pasrah nisa maju ke depan tanpa tahu apapun.
***
"Haduh, apes mulu hidup gue" gerutu nisa sambil membersihkan lemari yang ada di uks.
Karena tadi nisa tidak bisa menjawab, bu siti pun memberikan tugas lain kepada dia, yaitu membersihkan lemari uks yang lumayan kotor.
Dengan perlahan nisa membersihkan lemari kaca tersebut, sesekali dia membaca obat-obat yang ada di lemari itu dengan seksama.
"Nisa?" Ucap seseorang yang baru saja memasuki uks.
"Kak radit" balas nisa.
Dengan cepat dia membereskan sisa pekerjaannya, kemudian pergi untuk menghindari radit.
Namun langkahnya terhenti saat radit memegang tangannya.
"Plis dengerin gue dulu, jangan pergi" ucap radit.
karena radit sudah memohon, nisa pun berhenti dan menghadap radit.
"Gue masih sayang sama lo nis, maafin gue waktu itu selingkuhin lo" ucap radit mencoba menjelaskan.
Nisa hanya diam sambil mencerna kata-kata radit. Tanpa keduanya sadari, seseorang berdiri di depan pintu uks dengan lengan yang berdarah.
"Nis, gue mau balik sama lo lagi" ucap radit.
Nisa pun terdiam dan hanya menatap radit.
Orang yang mulai tadi memperhatikan mereka di depan uks akhirnya pergi tanpa mengobati luka yang ada di lengannya.
"Maap, gue udah sayang sama orang lain" ucap nisa dingin.
"Siapa? Arya?" Tanya radit.
"Iya, gue sayang sama kak arya" ucap nisa dengan lantang. Nisa pun pergi dan meninggalkan radit yang masih terpaku dengan pengakuan nisa.
Dengan cepat nisa memakai sepatunya.
Dia pun bangkit, dan tepat menghadap ke arah orang yang berhasil membuat hatinya selalu berbunga, dan membuat hari abstraknya menjadi pelangi.
Dia lah arya pratama.
Cowo yang di idolakan nisa dari awal masuk, dan sekarang cowo itu juga yang sedang mengisi hatinya.
Nisa pun mendekati arya. Namun berbeda dari sebelumnya, arya hanya menatapnya dingin.
"Kak" panggil nisa lagi.
Yang dipanggil hanya terdiam.
Nisa menatap lengan arya yang mengeluarkan darah. Dengan sigap dia mengeluarkan tisu lalu melap dengan pelan lengan cowo tinggi tersebut.
"Kakak kenapa?" Tanya nisa.
"Gak apa" ucap arya singkat.
"Gak usah bohong, kakak gak biasanya gini" ucap nisa.
"Ngapain lo perduli sama gue, bukannya udah balikan sama radit?" Tanya arya dengan nada kesal.
"Hah? Apasih kakak ini, suka gak jelas kalau ngomong" ucap nisa bingung.
"Gue liat kak radit ngajak lo balikan, jujur nis, gue kecewa sama lo" ucap arya. Dia pun pergi dengan kesal meninggalkan nisa yang masih bingung.
***
Hari-hari di lewati arya dan nisa seperti biasa. Namun berbeda dari sebelumnya, sikap arya berubah menjadi dingin semenjak kejadian di uks tersebut.
"Kak, kantin yok" ajak nisa dengan penuh semangat.
"Mager, lo aja" ucap arya menolak.
"Mager mulu kak, kapan gedenya" ucap nisa ingin bercanda, namun tak ditanggepi oleh arya. Arya justru pergi meninggalkan nisa yang masih duduk manis di perpustakaan.
***
Nisa kini duduk termenung di bawah pohon ketapang sendirian. Biasanya dia akan bersama arya, tapi sekarang entah kenapa arya bersikap dingin padanya.
"Kak arya kenapa sih? Gue bingung" gumam nisa sendiri. Tiba-tiba datang aldi duduk tepat di sebelahnya dengan gaya petakilan.
"Sendiri aja dek, biasa sama arya" ucap aldi menyapa nisa.
"Gak tau kak arya kemana" ucap nisa.
"Ada di kelasnya lah, memang mau kemana lagi dia" ucap aldi.
"Pinter juga ternyata kak aldi" ucap nisa tertawa.
"Emang pinter gue, lo aja yang baru tau, btw lo kenapa sih sama arya, tumben dia di dalam kelas mulu kaga mau keluar" ucap aldi.
"Saya juga bingung kak, pas itu dia bilang saya balikan sama kak radit, trus dia bilang kecewa sama saya" ucap nisa.
"Lo balikan sama radit?" Ucap aldi terkejut.
"Ya kaga lah kak" ucap nisa.
"Jadi kenapa ya dia gitu?" Tanya aldi.
"Ya mana saya tau kak" ucap nisa mulai kesal.
Kini kedua orang lemot itu sibuk berfikir kenapa arya berubah menjadi dingin. Padahal sudah jelas kalau arya salah paham dengan nisa.
***
Hari kelulusan pun tiba. Semua siswa dan siswi sibuk berfoto dengan kakak kelas idola mereka.
Tak terkecuali radit, rafa, arin dan anggi yang kebanjiran tawaran untuk berfoto bersama. Ya maklum saja, mereka semua sudah terkenal sejak mos. Itulah salah satu keuntungan yang dimiliki anak osis, apalagi yang jadi ketua, pasti kalau perpisahan banyak yang minta foto.
"Selamat ye kak akhirnya lo lulus" ucap arya menjabat tangan radit dengan ramah.
"Thanks ar, lo yang rajin ye di osis, jangan malas-malasan" ucap radit menasehati.
"Yaelah, perasaan lo yang malas-malasan kak" ucap arya lalu tersenyum.
"Oh iya, jaga dia, dia sayang banget sama lo ar" ucap radit.
"Dia?" Tanya arya bingung.
"Nisa" ucap radit. Sontak arya terkejut.
"Loh bukannya dia balikan sama lo kak?" Tanya arya.
"Sejak kapan gue balikan, iya gua emang ngajak dia balikan pas itu, tapi dia kaga mau, katanya dia udah sayang sama orang" ucap radit.
"Siapa?" Tanya arya penasaran.
"Lo lah" ucap radit.
"Jaga dia ye" ucap radit menepuk bahu arya lalu pergi meninggalkannya.
Tepat setelah radit pergi, nisa datang menghampiri arya.
"Halo kakakkkk" ucap nisa datang dengan gembira.
"Sendirian aja nih, godain ahhh" ucap nisa mencolek bahu arya.
"Apaan sih" ucap arya.
"Pulang acara kelulusan, temenin gue beli baju buat mama gue ye" ajak arya.
"Ocee, tapi beliin es cendol ya pulang" ucap nisa.
Arya pun menganggukan kepalanya.
***
Gamis hitam kini terpampang nyata di genggaman nisa. Dia pun memperlihatkan pilihannya kepada arya.
"Yang ini aja nih kak, bagus, elegan gitu" ucap nisa.
"Serah lo ae dah, gue bingung milih buat mama gue" ucap arya. Dia pun langsung membayar dan pergi meninggalkan toko baju muslimah itu.
Tak butuh waktu lama keduanya kini sampai di langganan cendol arya.
"Mang cendol nya dua ye" ucap arya.
"Siap mas" ucap mang dadang. Tak lama kemudian pesanan arya jadi.
"Nih buat lo, sebagai tanda permintaan maaf gue, atas sikap gue belakangan ini sama lo" ucap arya.
Nisa mengambilnya dengan senang hati. Senyum terus mengembang di wajah manisnya, sudah lama arya tak memperlakukannya seperti sekarang.
"Makasih kakak ganteng" ucap nisa lalu tertawa.
***
"Thanks ye udah nemenin gue" ucap arya saat sampai di depan rumah nisa.
"Sama sama kak, salam buat mamanya kak arya ya" ucap nisa tersenyum.
"Iya pasti" arya membalasnya dengan senyum. Sedetik kemudian arya pergi bersama motor merah miliknya.
"Hati-hati kak!!" Teriak nisa.
"Pacar kamu?" Tanya mama nisa yang tiba-tiba sudah ada di pintu rumah.
"Bu.bu..bukan kok" jawab nisa gugup.
Dengan cepat nisa masuk ke kamarnya.
"Ciee kakak udah gak jomblo lagi" teriak manda dari ruang tamu.
Dan "bukk" lemparan bantal nisa tepat mengenai kepala mungil ade nya tersebut.
***
"buat mama" ucap arya memberikan baju yang dibelinya tadi ke mamanya.
Dengan senang sang mama membuka pemberian anaknya tersebut. Mata nya pun mulai berkilau saat melihat hadiah yang arya berikan.
"Bagus nak" puji mama arya.
"Iya ma, yang milihin tadi bukan arya, tapi temen arya" ucap arya.
"Pantesan bagus pilihannya hahaha, siapa temen mu?" Tanya mama arya.
"Namanya nisa ma" ucap arya sambil tersenyum.
"Oh iya dia juga titip salam buat mama" ucap arya lagi.
"Temen atau pacar?" Tanya mama arya dengan senyum menggoda anaknya.
"Masa depan arya ma" ucap arya dengan polos dan berhasil membuat mamanya tertawa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top